14. Ku Mohon

14 3 7
                                    

#Prov Salman

Disini ku menatap kedepan, kegelapan yang menemani. Diujung lorong gelap ini ada seorang wanita, pekikan pita suaranya menggema sepanjang lorong. Tubuhnya jauh lebih tinggi dari pada ku, matanya memancarkan cahaya merah. Sesekali kilat petir membuat jelas penglihatanku padanya. Aku berdiri disini bukan untuk menantangnya.

"Beritahu akuu! Aakkhh!!! " suara nyaring setinggi 6 oktaf menusuk telinga siapapun yang mendengarnya.

Ku pejamkan mata, dapat ku rasanya darah lukaku mengalir ditubuh. Ku tarik nafas seakan-akan itu bisa.

"Apa mau mu? "ucapku tenang sambil ku tatap mata merah menyalanya.

AAKKKHHH !!!!!!

"AKU MAU GADIS ITUU!! " ucap lantangnya.

Tangannya mengarah padaku, membuat leher ku tercengkram, tercekik untuk kesekian kalinya. Tubuh ku terangkat, sekencang angin ia menghempas ku. Hingga punggungku menabrak tembok tinggi di belakang ku.

"ja..jangan Sa.. Sakiti ga.. gadis itu.. "rintih ku terbata-bata memohon pada wanita itu.

AAKKKHH!!!

___•___

#prov Ratna

Hah!!

Aku tersentak kaget, seperti ada teriakan bergema di telingaku.

"Mah, mamah dengar suara teriak nggak?"

"Nggak ada tuh, cuma denger suara kodok nyanyi tuh" jawab mamah ku sambil mengangkat kedua bahunya.

"umm.. Mungkin cuma perasaan aku aja, oh ya Salman kemana ya?"

Aku pun kembali pada aktivitas masak kami. Berhubung perut aku dan mamah laper jadi kami masak mie kan cocok nih sama cuacanya. Ku masukkan mie kedalam air mendidih yang sesekali abuk sambil bersenandung.

"Ratna.. " suara Salman terdengar di kepala ku. "ku mohon... Tetap dekatlah dengan mamah mu. Jangan sendirian selagi aku tak bersamamu." lanjutnya dengan suara memohon padaku. "kenapa? Aku tadi mendengar suara teriakan. Apa itu kamu?" balasku meminta penjelasan lebih rinci. Suara Salman tak terdengar lagi membuat ku semakin penasaran.

"Dek itu mie nya dah mekar. Eeh... Malah ngelamun... " ujar Indah yang menciduk aku melamun. Aku pun segera menuangkan mie rebus pada mangkok. Telihat enak dari bau khas mie sedap soto dengan telur mata sapi diatasnya, ku tambahkan perasan jeruk nipis tak lupa cabe rawit merah yang menambah keendulan mie rebus ala Ratna.

(siapa nih yang kepengen mie rebus juga? Komen dibawah😁)

Kami pun menikmati dengan iringan paduan suara kodok diluar.

__•__

"

gadis manis..kemarilah.. " wanita berbaju putih dan berambut panjang menjuntai hingga menyapu lantai melambaikan tangannya terlihat pergelangannya seperti tak bertulang.

Aku masih terdiam di tempat, memperhatikan wanita di depan ku. Aura yang terpancar kuat tapi.. Tidak panas melainkan sejuk yang terpancar.

Dia masih melambaikan lengannya. Aku tak bisa bergerak, seakan saat ini tubuhku ada yang menahan dari belakang.

"jangan Ratna..!" teriak Salman dari sisi kanan ku. Wajahnya terlihat khawatir.

"PERGI KAU!! "suara nyaring memenuhi gendang telinga ku. Dia mencekik Salman dan menghempas nya.

BRAAKK!!

Jam 00:10

Haa.. Haa.. Ha.. Aku terbangun dari tidur ku raup oksigen sebanyak banyaknya, menoleh ke kiri kasur tersadar aku tidur sendiri tanpa Salman yang biasa berada disisiku. Hujan masih mengguyur perkarangan rumah. Angin luar terasa olehku mungkin masuk lewat fentilasi, untungnya selimut masih membungkusku bagaikan kepongpong.

Teringat Salman yang di cekik dan terhempas hingga terdengar suara benturan. "salman, dan siapa wanita itu?"

Terdengar diluar kamarku ada kebisingan, ku hempaskan selimut. Berjalan perlahan keluar kamar. Ku lihat dari atas ke ruang tengah.

Wanita itu berjalan tidak dia tidak menapak, rambutnya menjuntai menyapu lantai. Aura kuat kurasakan dan debar jantung ku cepat. "ada apa ini? Apa dia yang dimaksud Salman."

Aku bergegas menuruni tangga, ku melangkah menuju kamar mamah bapak. "Mah...!" tak sempat memekik mulut ku dibekap, aku tertarik ke belakang. Punggungku sakit tertabrak benda-benda. Rumah yang redup menjadi gelap.

Telapak tangan dengan Jari-jari panjang nan dingin itu masih membekap mulutku. Air mataku tak tertahankan, aku terisak hati ku menjerit meminta tolong. Diletakkannya dagu pada pundakku. Aku semakin bergetar saat terpaan angin dingin menyentuh wajah sisi kanan ku.

"aah.. Akhir nya..."suara pelan sangat menakutkan..

⊙_⊙

Maaf ya di jadiin 3 part dan lambat, hehe..
Part terakhir Insyallah mila percepat up nya..
Kasihan juga digantungin lama..

.
.
.

Mila makasih dan sayang banget yang selalu setia di cerita ini.

Don't Forget to vote and coment ya.. Gaes...!

Terimakasih ♡
By_mila

Ratna's lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang