21. Kelewat Seneng

5 4 17
                                    

Happy reading


YEEYYY...!

Ratna teriak sambil merentangkan tangan merasakan terpaan angin malam yang menusuk kulit meronanya. Sekarang kami berada ditempat yang menyuguhkan pemandangan kota. Kelap kelip lampu nambah ke elokan kota. Lengkungan senyum di bibir Ratna, mampu menggetarkan perasaan aneh dalam hatinya.

"Bagaimana pemandangannya, indah kan. Tapi... lebih indah senyum yang ada di wajah mu." ucap Salman dengan intonasi datar sambil menatap wajah Ratna yang sekarang menatapnya.

Ratna mengangkat alis kirinya. Memandang aneh dengan perkataan lawan bicaranya ini dan detik berikutnya Ratna tersenyum lebar memperlihatkan gigi putihnya.

"Man, lanjut jalan yuk." ucap Ratna tanpa melepas senyumnya.

Sedikit demi sedikit aku mulai mengenalnya. Ia sosok yang gampang bahagia dan juga gampang bersedih. Saat ia menyukai suatu hal, senyuman kokoh pada wajahnya. Manis, gemas, dan dia selalu menarikku dalam pesonanya.

Jika kalian dapat melihat kegiatan kami saat ini. Kalian akan melihat tingkah gila gadisku, dia sedang melambai ke langit. Menunjuk deretan bintang dilangit gelapnya malam. Bagi ku dia lucu, seakan setiap saat aku disuguhkan drama komedi saat disampingnya.

Dia menarikku, menggiringku ketempat yang lebih ramai dan padat. Terlintas ide jail, sekarang posisinya aku yang didepannya. Aku menariknya, dia terjatuh-jatuh karna tarikan yang kuat. Langkah lebar ku tak sebanding dengan langkah kecilnya.

Di keramaian aku dapat dengan mudah melewati segerombolan manusia, tetapi Ratna begitu kesusahan. Banyak kata maaf dia lontarkan. Aku tak menghiraukannya sampai aku menambah kecepatan langkah ku yang membuat Ratna tergusur. Aku terlalu senang hingga lengan ku terasa enteng dan ternyata genggaman kami terlepas.

Aku kehilangan Ratna, aku sulit melihat Ratna dalam keramaian seperti ini, terlalu padat. Ratna tidak terlalu tinggi sedangkan manusia yang berada di sini tingginya sebanding dengan ku.

Aku kebingungan jika mencari ditengah lautan manusia ini. Aku pun berpindah ke atap sebuah kedai, berharap dapat menemukan Ratna.

_____•_____

Brug!

"Maaf Om, Maaf..pisan.. Ngga sengaja." ucap Ratna sambil menundukkan kepalanya.

Oom itu bertubuh besar, wajahnya sangar, memakai jaket kulit dan tampilan seperti geng motor. Oom itu pergi tanpa berkata satu katapun.

Ini untuk kesekian kali nya aku menabrak seseorang karna ulah Salman yang menarik ku terlalu kencang. Sekarang aku terpisah dengannya, ya sudah la. Pada akhirnya aku harus berjalan sendiri.

Tiba-tiba seseorang menyenggolku yang membuat ku oleng semakin lebih dekat ke arah pagar pembatas tebing curam.

"Astagfirullah, untung aja masih ada pagar jadi aman."

Saat Ratna kembali berjalan santai, tak di sangka dari belakang segerombolan anak-anak berlari hingga menerjang Ratna. Membuat nya terhempas tepat dipagar yang sudah termakan usia, pagar pembatas yang terbuat dari kayu itu patah. dia tidak dapat menahan tekanan besar dari Ratna.

Ratna terjungkang ke belakang tanpa ada satu orangpun yang berusaha menolongnya.

"AKHHK!!"

Ratna's lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang