KOMUNITAS

71 5 0
                                    

Sesi hari ini dimulai jam 3 sore. Dengan membawa mobil, aku dan Levi sudah tiba di sebuah ruko berlantai tiga yang difungsikan sebagai kantor. Di tempat inilah aku pertama kali bergabung dengan komunitas anti merokok.

"Yuk." ajakku pada Levi. Levi mengangguk, dan kami pun keluar dari mobil.

Di area halaman parkir sudah terlihat beberapa kendaraan dari anggota lain yang sepertinya sudah datang lebih awal. Saat sudah masuk ke lobi, kami langsung disambut oleh seorang resepsionis bernama Fitri.

"Mbak Hawa." sapanya dengan ramah.

Aku tersenyum. "Mbak Fitri, yang lain udah pada dateng?"

"Udah."

"Yah, aku telat dong."

Fitri menggelengkan kepala. "Oh, enggak kok. Lagi pula Bu Anne juga belum datang."

Aku menghela napas lega. "Syukur deh, soalnya kalau telat enggak enak sama yang lain." kemudian aku melanjutkan ke Levi. "Oh ya, Mbak Fitri ... kenalin ini Levi."

"Fahlevi." sahut Levi saat bersalaman dengan Fitri.

"Fitri. Salam kenal, Mas."

Aku berdehem. "Hari ini Levi mau daftar di Komunitas Anti Merokok."

"Masuk sesi sharing atau sekalian dengan terapi?" tanya Fitri.

"Sharing dulu aja."

Fitri mengangguk, tatapannya kemudian berpindah ke Levi. "Saya boleh pinjem KTP Mas Levi sebentar?"

"Oh boleh." Levi langsung mengambil dompet di kantong celananya, dan mengeluarkan KTP.

"Oke, sebentar ya." ucap Fitri setelah menerima KTP itu. Di terlihat sedang mengisi data di komputernya. Setelah selesai, Fitri mengembalikan KTP ke Levi. "Ini, Mas. Terima kasih."

"Kita ke atas dulu ya." aku melanjutkan. Setelah itu aku bersama Levi pergi ke ruang sesi yang berada di lantai dua. Saat sudah sampai, di sana terlihat semua anggota sudah duduk di kursi. Ruangan itu cukup luas, seluruhnya dibiarkan kosong dan menyisahkan barisan kursi yang posisinya dibuat melingkar.

Ada sembilan orang di sana, terdiri dari tujuh pria dan dua wanita. Mereka semua langsung menyambutku dan Levi saat kami berjalan masuk ke dalam ruangan. Aku sudah biasa dengan itu, tapi Levi tampaknya masih canggung.

"Sore, semuanya." sapaku yang saat ini masih berdiri melihat ke seluruh anggota.

"Sore, Hawa." jawab mereka hampir bersamaan.

Aku tersenyum lebar. "Hari ini aku pengen ngenalin anggota baru di komunitas kita." ucapku dengan isyarat ke Levi. "Namanya Fahlevi, biasa dipanggil Levi."

"Halo, Levi." para anggota menyapa Levi secara bersamaan.

Dengan kikuk Levi merespons sambil mengangkat satu tangannya ke atas. "Iya."

"Mulai hari ini Levi jadi anggota baru kita," aku kemudian mengajak Levi untuk memutari ke semua orang yang masih duduk di kursi. "yuk, kenalan dulu satu-satu." kami berjalan mengitari sesuai arah jam, dimulai dari orang terdekat. "Ini namanya Pak Adi," saat Levi bersalaman aku terus melanjutkan ke anggota yang di samping. "Ini Pak Luthfi ... Mas Soni ... Pak Gabriel ... Ibu Hasna ... Mbak Dewi ... Pak Renan ... Pak Gatot ... dan yang terakhir ini Mas Steven."

"Mas Levi ini siapanya kamu, Hawa?" tanya Mbak Dewi saat aku sedang mengambil dua kursi di ujung ruangan.

"Temen." jawabku sambi memberikan satu kursi ke Levi.

LANTARAN ASAP (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang