Keesokan paginya, Taeyeon mengantar yeoja itu ke kampus dan mulai tampak perubahan sikap dari yeoja itu.
" Hei, Jessie. "
" Hei, Tiff. "
Taeyeon hanya bisa menghela nafas perlahan melihat yeoja itu berjalan semakin jauh. Ia berbalik arah dan kembali berjalan ke tempat Ia bekerja. Selama perjalanan, Ia mulai memikirkan kapan waktu yang tepat untuk memperkenalkan kekasihnya itu.
*door bell*
" Tae, ada apa denganmu ? "
" Wae ? "
" Kau tampak berantakan. "
" Jinjja ? "
" Ne. "
" Mungkin hanya kurang tidur saja. "
" Bagaimana hubunganmu dengan yeoja itu ? "
" Baik-baik saja. "
" Aku rasa kau harus segera menikahi yeoja itu. Kalian sudah cukup lama menjalin hubungan. "
" Jika aku kaya raya, saat pertama kali mengenalnya, aku akan menikahinya. "
" Mengapa harus menunggumu untuk menjadi kaya raya ? "
" Apakah kau tidak tahu jika Jessica adalah anak dari pengusaha terkaya di Korea ? "
" . . . "
" Sementara aku hanyalah seorang bartender. "
" Aku mengerti itu. "
Taeyeon meninggalkan teman sepekerjanya dan bersiap-siap untuk bekerja hari itu. Sementara yeoja yang menjadi kekasihnya, sedang mengikuti mata kuliah di kampus. Ia merasa aneh dengan dirinya sendiri, pikirannya mulai membayangkan hal-hal yang Ia khawatirkan akan terjadi.
" Psst, Jessie. Are you okay ? "
" Yeah. I'm okay. "
Tiffany merasa ada hal yang aneh dengan Jessica, Ia memperhatikan gerak gerik Jessica yang sangat aneh dan tidak seperti biasanya. Perlahan Tiffany menyentuh lengan Jessica dan Ia terkejut ketika temannya itu mengelak. Ia menatap Jessica sangat serius.
" We need to talk. "
Jessica hanya bisa terdiam saat Tiffany sudah menatapnya dengan serius dan mengucapkan kalimat itu. Keduanya kembali mengikuti mata kuliah yang sedang berlangsung dan Jessica hanya bisa memejamkan mata sesekali.
- - - - - - - - - -
Taeyeon kembali ke rumah setelah mengakhiri shiftnya pagi hari ini, di setiap langkahnya kali ini, Ia berniat untuk mengatakan pada orangtuanya tentang Jessica. Ia berharap orangtuanya mengizinkan mereka untuk menikah. Di pertengahan jalan, Ia bertemu dengan rekan semasa sekolahnya.
" Sooyoung. "
" Ya! Taeyeon! "
" Sudah lama tidak bertemu. "
" Ne. Bagaimana keadaanmu ? "
Taeyeon hanya tersenyum dan mengangkat alis sebelah kanan.
" Sebaiknya kita bicara di dalam cafe. "
Sooyoung mengajak Taeyeon untuk membicarakan banyak hal di dalam cafe. Di tengah-tengah pembicaraan mereka, Sooyoung mulai membahas tentang percintaan Taeyeon.
" Apa kau sudah menikah ? "
" Belum. Bagaimana denganmu ? "
" Aku tidak tahu apakah aku bisa menikah dalam keadaan seperti ini atau tidak. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Commitment
FanfictionSiapapun tidak bisa memprediksikan kapan rasa cinta itu akan datang. Siapapun juga tidak bisa memprediksikan dengan siapa rasa cintanya itu akan diserahkan. Dan siapapun, tidak bisa memprediksikan bagaimana keadaan setelah rasa cinta itu hadir. Tida...