Part 27

398 42 0
                                    

*alarm ringing*

Tidak hanya bunyi alarm di ponsel yang membangunkan ku, tapi sinar matahari pagi ini menembus jendela kamar ku. Kepala ku sedikit pusing setelah acara semalam, aku melihat sisi lain tempat tidur dan tidak ku temui yeoja itu. Aku mencuci wajahku dan berjalan keluar kamar. Aku mendengar suara memasak dari dapur, aku melangkahkan kaki ku dan aku melihat Jessica sedang menyiapkan sarapan.

" Good morning, Tae. "

" Ne. Apa yang sedang kau masak ? "

" Aku menyiapkan sarapan sederhana untuk mu dan SinB. "

Aku merasa ada perubahan pada yeoja ini setelah sikap dingin ku padanya kemarin.

" Gomawo, Sica. "

Sudah lama aku tidak sarapan pagi dengannya, bahkan dalam keadaan lengkap bersama SinB. Aku tak berhenti memperhatikan dirinya saat sedang membantu SinB meminum susu, aku merindukan hal itu.

" Sica. "

" Ne. "

" Apakah kau akan pergi hari ini ? "

" Ani, wae ? "

" Uhm, aku ingin mengajakmu dan SinB pergi. "

Dia hanya menganggukan kepalanya dan tersenyum.

" Kau boleh mempublish SinB di sosial media. "

" Jinjja?! "

" Ne. "

" Gomawo, Tae. "

Selama ini aku memang tidak mengizinkan Jessica mempublish foto SinB di sosial media, aku khawatir jika banyak yang membicarakan tentang SinB diluar sana. Tapi, hal itu menjadi hal yang sulit bagiku untuk membawa SinB keluar rumah, karena tak jarang ada paparazi yang bisa saja mengambil gambar SinB secara diam-diam.

" Tae. "

" Ne. "

" Aku rasa sebaiknya aku tidak mempublish foto SinB sekarang, mungkin aku akan menunggunya sampai berusia satu tahun. "

" Wae ? "

" Aku ingin masa-masa saat SinB menjadi bayi, hanya miliki kita, bukan milik publik. "

" Gomawo, Sica. "

- - - - - - - - - -

Hari itu, Taeyeon mengajak Jessica dan SinB ke salah satu pusat perbelanjaan. Taeyeon tak sungkan untuk menggendong SinB selama bepergian, bahkan Ia membiarkan Jessica berjalan dengan nyaman sambil melihat-lihat pakaian untuk bayi mereka. Seolah sedang menggambarkan sosok namja idaman, Taeyeon hanya fokus menjaga SinB dan membiarkan Jessica berbelanja sepuasnya. Sampai tak jarang beberapa pelayan toko terpesona dengan sikap Taeyeon.

" Ya, aku harap aku bisa memiliki seorang namja seperti Taeyeon-ssi. "

" Jika kau mau, kau harus menjadi seorang Jessica-ssi dulu, baru kau bisa mendapatkan namja itu. "

Meski sedang fokus dengan anaknya, Taeyeon tetap memperhatikan Jessica, bahkan Ia bisa membuat yeoja yang sedang fokus berbelanja itu terdiam hanya dengan merapikan rambut yang menutup wajah yeoja itu.

" Tae. "

" Nanti tidak ada yang tahu jika ada putri dari pengusaha terkaya di Korea yang datang berbelanja di toko ini. "

" Ya! "

Taeyeon selalu menggoda Jessica dengan kalimat itu karena dia tahu sampai saat ini image Jessica masih melekat dengan Mr Jung. 

Sementara itu, di sisi lain, Yeri sedang berada di kantor Yuri untuk memberikan informasi tentang acara semalam. Namun kini hatinya seolah berlawanan dengan kewajibannya. Yeri masih teringat ketika matanya bertemu langsung dengan mata Taeyeon. Semakin Ia ingin lupa, semakin Ia ingin mengulang kejadian itu. Sadar jika tak hanya terpaut usia yang cukup jauh, Ia menyukai namja yang sudah memiliki keluarga.

" Bagaimana, Yeri ? Apakah kau menemukan informasi semalam ? "

" Aku tidak bisa menjangkau namja itu, banyak sekali yeoja-yeoja yang berada di sekelilingnya. "

" Benarkah ? "

" Ne. Jika para media bisa masuk, kau pasti akan melihat banyak sekali media yang akan memberitakan namja itu dengan yeoja-yeoja semalam. "

" Apakah kau mengenal yeoja-yeoja itu ? "

" Ne. "

" Nugu ? "

" Wendy unnie. "

" Wendy . . . "

Yuri memainkan pulpennya dan bersandar di kursi kerjanya, Ia merasa kehabisan cara untuk mengancam Wendy agar tidak mendekati namja itu.

" Darimana kau mengenal Wendy ? "

" Kami pernah berada di satu sekolah yang sama dan di apartment yang sama. "

" Apakah dia masih tinggal disana ? "

" Aku tidak tahu, sepertinya dia sudah kembali ke Kanada. "

Yuri mengambil dokumen yang ada di atas mejanya dan Ia memperhatikan dokumen itu. 

You should comeback home, Wendy . . . 

CommitmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang