bagian lima belas ¦ kerasukan?

523 23 5
                                    

Salsha duduk di tepi ranjang tempat tidurnya, pandangannya terarah menatap banyak polaroid yang sengaja ia tempelkan di dinding. Kebanyakan dari polaroid tersebut adalah foto iqbaal, yang memang sengaja ia cetak banyak. Salsha menghembuskan nafasnya pelan, sejak peristiwa surat yang ia berikan pada iqbaal di kantin sekolah, laki laki itu sama sekali tidak memberikan respon apapun padanya. Bahkan untuk berniat beriktikad baik padanya untuk membalas surat itu pun tidak.

Itupun jika di baca, lah kalo tidak?

Salsha berusaha untuk tidak mengingat hal tersebut, dan lebih memilih untuk membereskan buku buku pelajaran yang akan di bawa nya besok ke sekolah, tak lupa ia juga memasukan salinan buku catatannya yang memang sengaja akan ia pinjamkan pada aldy besok. Sejak pulang sekolah sore tadi, salsha sudah menyibukan diri untuk menyalin beberapa mata pelajaran dalam satu buku yang sudah ia siapkan. Tak lupa, ia juga sempat menghubungi karel, untuk menanyakan pelajaran apa saja yang sempat aldy tinggalkan. Karna memang, karel lah yang kebetulan menyimpan catatan absensi kelas.

Dan hasilnya, salsha harus bekerja ekstra. Karna ternyata hampir semua mata pelajaran aldy tinggalkan, lebih tepatnya di tinggalkan karna aldy nya membolos.

Tentang perasaannya pada iqbaal, sepertinya ia harus lebih banyak bersabar. Cinta datang karna terbiasa, begitu batin salsha.

Salsha meraih ponselnya yang memang berada di atas meja belajarnya, ia berniat untuk menghubungi aldy saat ini juga

' halooo ' ucap seseorang di seberang sana

" lagi dimana sekarang "

' rumah, kenapa emangnya '

" lo udah belajar, inget lo udah janji sama gue kalo lo mau berubah "

' iya sal, gue inget kok '

" besok lo duduk sebangku sama gue di depan, bukan karna apa apa. Tapi biar lo lebih paham sama pelajaran yang di jelasin sama guru. Gue juga gak bakalan biarin lo bolos pelajaran lagi, karna lo tau gara gara lo. Gue harus bekerja ekstra demi nyalinin beberapa mata pelajaran waktu lo gak masuk kelas "

Aldy tersenyum di balik saluran teleponnya dengan salsha, ternyata si cewek itu benar benar total dalam membantunya.

' aahhh.. Lo serius nyalinin materi pelajaran cuma buat gue '

" iya "

' thank yaa sal, lo bener bener gak setengah setengah buat bantu gue. Gue bersyukur banget lo mau bantu gue '

" iya dy, lagian itu juga udah kewajiban gue buat bantu sesama kan? "

' jadi... Sekarang kita berteman kan '

Salsha tersenyum, dan mengangguk pasti meskipun nyatanya aldy tidak akan pernah bisa melihatnya

" pasti, sekarang kita teman " ucap salsha mantap

Salsha menutup saluran teleponnya bersama aldy, mulai hari ini ia sudah resmi berteman dengan aldy. Seseorang yang dulu selalu ia anggap sebagai rivalnya. Salsha tersenyum, hatinya mulai terasa menghangat.

' ternyata aldy bisa juga tidak bersikap menyebalkan '

***

Disisi lain, aldy sedang sibuk berbaring di atas ranjang tempat tidurnya. Setelah sebelumnya ia membereskan buku buku pelajaran yang akan ia bawa besok serta menyelesaikan sambungan teleponnya bersama salsha.
Kini, ia benar benar resmi menjadi sahabat salshabilla adriani. Ia tidak menyangka, bahwa salsha yang hari hari selalu menjadi santapan kekesalannya selama salsha berada di SMA PELITA ternyata bisa juga menjadi sahabatnya. Dan hal itu juga bisa menjadi peluangnya untuk semakin dekat dengan salsha. Dan bisa jadi juga, ia akan segera menggeser posisi iqbaal sebagai seseorang yang berarti di hati salsha saat ini.

IF We | Iqbaal Ramadhan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang