bagian dua enam¦ Usaha Melupakan

497 27 1
                                    

Salsha tengah berada di dalam kafe bersama dengan aldy, keduanya memutuskan untuk mengisi hari liburnya dengan bersenang senang. Ujian nasional bagi anak anak kelas 12 sedang di laksanakan, alhasil bagi anak anak kelas 11 dan 10 di liburkan dan belajar di rumah selama empat hari lamanya. Begitu pun dengan aldy dan salsha yang kebetulan masih duduk di tingkat kedua sekolah menengah atas itu.

" gimana perasaan lo " tanya aldy, ia menyeruput hot latte favoritnya seraya memandang salsha, gadis yang duduk tepat di hadapannya.

Salsha mengerutkan keningnya, " gak papa. baik kok " jawab salsha sekenanya.

" perasaan lo sama gue gimana, masih biasa juga " tanya aldy, lagi.

Salsha mengangguk, sembari memandang menatap aldy sebentar " sorry dy, tapi gue masih belum bisa ngelepasin iqbaal. gue, gue ma.. masih suka iqbaal " ucap gadis itu, lirih.

Aldy menghembuskan nafas nya berat, " kapan lo bisa ngelupain iqbaal dan suka sama gue " ucapnya lagi

Salsha menggeleng, " gue gak tau "

" lo gak bisa sehari aja suka sama gue " pinta aldy, sepertinya pria itu benar benar menginginkan salsha menjadi miliknya.

Lagi lagi salsha hanya menggeleng, aldy menghembuskan nafasnya gusar. " sorry dy, tapi gue gak bisa jika harus berpura pura dengan perasaan gue sendiri "

Aldy menunduk, ia seperti kehilangan segala upaya nya untuk benar benar menjadikan salsha sebagai miliknya, sebagai gadisnya. " tapi gue udah coba buka hati buat lo, gue harap lo mau bersabar "

Pria itu sedikit mengangkat kepalanya, menatap kedua mata salsha. Ia tersenyum getir, " gue pasti sabar. tapi kalo tiba tiba gue capek terus nyerah, jangan salahin gue " ucap aldy.

" kalo lo nyerah, lo bilang sama gue yaa " aldy mengangguk mengiyakan.

***

Siaaaal...

Kiki melemparkan tas ranselnya di atas sofa empuk milik iqbaal, lagi lagi pria bertubuh gempal itu datang ke rumah sahabatnya. Kali ini bukan untuk menumpang bermain play station, melainkan untuk menumpahkan kekesalannya. Kekesalan akibat gagal mengerjakan soal soal ujian nasional dengan baik. Tidak sepenuhnya gagal, melainkan separuhnya.

Iqbaal melirik kiki yang tengah duduk di sofa ruang tamu miliknya. Ia mengangkat satu alisnya, " kenapa lo " tanya iqbaal.

" gilaaa banget emang, soal ujian nya susah banget "

' hahahaha '

Iqbaal tertawa lebar, kiki menatap pria itu tajam. " kenapa lo ketawa. Kayaknya lo seneng banget kalo liat gue menderita kayak gini " ucap kiki lagi.

" bukan seneng ki, cuma lucu aja " ujar iqbaal di tengah tengah tawanya.

Kening kiki seketika berkerut, " apanya yang lucu "

Iqbaal mengangkat kedua bahunya, " gak tau sih tapi lucu aja menurut gue "

Kiki reflek melempar bantal ke arah iqbaal, pria itu mengalihkan tubuhnya untuk menghindari bantal yang telah menjadi aksesoris sofa ruang tamunya itu. " selama 2 jam gue cuma bolak balikin soal, gak bisa ngerjain. gila yaa emang yang bikin soal. gak tau banget sama kemampuan otak gue yang gak nyampe 10% persen ini " kiki masih mengeluarkan unek uneknya, wajahnya benar benar merah padam.

" makannya kalo lo emang tau kemampuan otak lo cuma segitu, ngapain lo kemaren gak belajar. Malah ke rumah gue, main ps. Itu sih yang salah bukan yang bikin soal, tapi elo yang emang gak belajar " ucap iqbaal, kiki menggeleng tidak terima.

IF We | Iqbaal Ramadhan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang