bagian dua satu¦ Ribut Part 3

475 30 3
                                    

Iqbaal sedang duduk sendiri di pojok kafe favoritnya, di hadapannya terdapat satu gelas latte yang kini hanya tinggal setengahnya. Iqbaal duduk di hadapan laptop yang tengah menyala, ia tidak sedang mengerjakan tugas sekolahnya, melainkan tengah memantau aktivitas nya di akun sosial media miliknya.

Iqbaal menyunggingkan senyum kecilnya, followers serta subscriber nya makin hari makin bertambah, ia jadi makin ber semangat untuk membuat konten konten baru dan seru di akun pribadi miliknya. Ia kembali menyeruput segelas kopi latte di hadapannya, menghembuskan nafas nya pelan.

Tuhan emang baik, udah nyiptain gue dengan wajah super tampan ini, iqbaal membatin.

" Maksud lo apa!! "

Iqbaal mendongak, menatap pria yang kini tengah menatapnya tajam. Iqbaal mengangkat satu alisnya, menatap aldy yang kini telah duduk di hadapannya, pandangannya masih menatap dirinya tajam. Sebenarnya, apa yang sedang terjadi dengan aldy

" maksud lo apa!! " ucap aldy lagi, tatapan tatapan tajam dan tak bersahabat terus ia lontarkan pada iqbaal

" apaan sih, gue gak ngerti lo ngomong apaan " iqbaal menutup laptop nya, menatap aldy dengan sorot bingung

" kenapa lo terima salsha "

" ada maksud terselubung apa lo, nyampe terima pernyataan salsha waktu itu " ucap aldy lagi, iqbaal menyunggingkan senyum sinisnya, ia paham dengan arah maksud ucapan aldy. Iya tentang salsha.

" lo suka salsha " tanya iqbaal

" gak usah sok ngalihin pembicaraan, jawab pertanyaan gue tadi " ucap aldy membara

Iqbaal menghembuskan nafas nya berat, " bukan urusan lo kan. Kenapa lo ikut campur, suka suka gue lah mau gue nerima salsha atau enggak itu urusan gue, dan lo gak ada hak buat ikut campur "

Aldy semakin dibuat naik pitam, ia mengepalkan kedua tangannya, " munafik banget lo jadi orang "

Iqbaal memutar bola matanya lelah, namun pandangannya tak pernah lepas untuk terus menatap aldy yang kini tengah menatapnya horor, ia tau jika aldy memang benar benar menyukai salsha

" kalo lo emang beneran suka, gue bisa kapan aja ngelepasin dia dan jadian sama lo " ucap iqbaal enteng

" itu sama aja lo mau nyakitin salsha, lo mau permainin perasaan dia yang udah suka banget sama lo "

" lah, tapi bukannya itu kan yang lo mau "

" gue emang gak suka lo nerima salsha, tapi gak gitu juga buat lo lepasin dia. Sama aja lo nyakitin salsha "

Iqbaal tersenyum miring, " udah gue tebak kalo lo emang suka sama salsha, tapi lo sok sokan bersikap jaim ke dia. Gak ada gentle nya sama sekali lo "

Aldy semakin dibuat naik pitam, emosinya semakin memburu. Semaksimal mungkin ia menahan gemuruh didadanya untuk tidak melayangkan pukulan pada wajah sok ganteng nya itu,

" maksud lo gak gentle itu apa hah "

" kalo emang suka itu ungkapin, bukannya malah bersikap jaim jaim gak jelas gitu, katanya laki tapi kelakuan kayak banci "

Bughhhh

Satu pukulan mendarat tepat di wajah iqbaal, amarah yang sedari tadi sudah ia tahan tak lagi bisa ia bendung, iqbaal benar benar menyebalkan, berani berani nya pria itu mengatai dirinya banci

Iqbaal menyentuh wajahnya yang menjadi korban pukulan aldy, ia hanya menyunggingkan senyum sinis nya dan tidak berniat untuk balik memukul pria di hadapannya itu.

Iqbaal memasukan laptopnya kedalam tas nya, meninggalkan uang lima puluh ribuan diatas meja, dan beranjak pergi dari kafe tersebut. Namun sebelum langkah nya benar benar meninggalkan kafe tersebut, teriakan seseorang terlebih dahulu menghentikan langkahnya.

IF We | Iqbaal Ramadhan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang