SATU: VERANDA

20K 1.1K 33
                                    

Rasanya lelah.

Terus berjuang tanpa ada timbal balik.

Rasanya putus asa.

Terus tersenyum. Namun aku bukan alasanmu tersenyum.

Tapi, aku bisa apa?

Silakan Vote dan comment lebih dulu dan dukung cerita ini, terimakasih.

●●●●

Hai!” ucap seorang cowok. Aku berbalik, mengangkat pandanganku dan...

Ka-Kamu.”

Aku melihat sosok pria di depanku. Mata haselnya yang selalu menatap apapun dengan tajam. Rahang tegasnya, rambut keriting, bibir penuhnya yang entah mengapa begitu sexy sehingga bisa membuat orang yang melihatnya langsung ingin berkata kasar, dan hidung mancungnya yang membuat semuanya sempurna.

Apalagi dengan tambahan rambut halus tipis tak terurus di sekitar dagunya. Membuat diriku ingin dihalalkan. Alif Alexander, sungguh membuatku jatuh cinta.

Kenalin, nama aku Alif. Nama kamu?”

Jessica Veranda, panggil saja Ve,” sela ku dengan cepat memotong kalimatnya. Alif tersenyum manis membuatnya makin tampan.

Oke Veranda, nama yang cantik, secantik orangnya,” katanya lebih menyerupai pujian.

🌷🌷🌷🌷

Wajah Veranda memerah seketika. Tak sanggup membendung kebahagiaan yang membuncah di hatinya. Tidak sia-sia usahanya pulang lebih lambat dari biasanya. Kenapa tidak sejak dulu pemuda ini menyapanya.

Oh iya, kamu sendirian aja, kenapa belum pulang?” tanya Alif.

Aku lagi nunggu jemputan, tapi kayaknya sedikit telat.”

Alif mengangguk paham seraya berkata, yaudah, kalo gitu kamu pulang bareng aku aja gimana, kamu mau kan?”

Apa dia baru mengatakan sesuatu? dia bilang apa tadi pulang bersama? Oh Gosh! Jangan bilang orang yang di depanku ini tidak nyata! Ini seperti mimpi bagiku.

Ve!” panggil Alif ketika Veranda baru melamun tentangnya.

Tapi,” Ve sedikit ragu menjawabnya.

Kamu tenang aja kita ga akan naik motor kok, aku bawa mobil. Udah ayo!”

Alif menarik tangan Veranda dan menggengamnya erat. Veranda tersenyum dan mengangguk. Cantik, silakan masuk!” Alif membukakan pintu mobil.

Veranda masuk ke dalam mobil mahalnya. Alif kembali menutup pintu mobilnya dengan sangat pelan. Dia tersenyum saat mengitari mobilnya dia segera masuk dan duduk di kursi kemudi tepat di samping Veranda.

Di dalam mobil alif menoleh ke arah Veranda. Cowok itu menatapnya dengan tatapan sulit diartikan gadis itu. A-ada apa?” Veranda sedikit gugup melihat tatapan Alif.

Alif tidak langsung menjawabnya, sepasang bola mata hazelnya kini tertuju pada bibir ranum Veranda. Veranda terkesiap, saat Alif semakin merapatkan tubuhnya sembari mendekat wajahnya.

Love Scenario [END-COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang