“Membaca Cerita 'Romance' akan membuat anda lebih muda, lebih bergairah, dan lebih bersemangat dalam menjalani hidup.”
....
Keynal berkata dengan lembut, “Ve, ayo kita pulang.”
“Tapi Key, aku masih mau di sini. Aku ingin melihat mayat itu sekali lagi.”
“Nggak bisa, aku gak akan izinin kamu. Kita balik sekarang, bentar lagi adzan maghrib.”
Keynal menarik lengan Veranda membawanya untuk segera pergi dari tempat itu. Mereka berdua berjalan melewati barisan orang-orang yang berdiri di sekitar TKP.
Keynal membawa Veranda menuju tempat pemberhentian terakhir, di mana mereka memakirkan sepeda gunungnya.
Sikap Keynal yang demikianlah, semakin menambah kecurigaan Veranda. Tentang siapa sosok dibalik sang pembunuh keji tersebut.
“Kenapa, kamu panik begitu? Apa kematian perempuan itu ada hubungannya denganmu.”
Mendadak Keynal melepaskan genggamannya. “Apa? Jadi, kamu menuduh aku pelakunya?”
“Mungkin saja, bukannya korban tadi adalah perempuan yang mengusirmu di toko buku waktu itu.”
Keynal menggelengkan kepalanya, menatap tak percaya ke arah Veranda. Ada kemarahan dan kekecewaan yang terpancar jelas dari sorot matanya yang tajam.
“Terserah kamu mau bilang apa. Memang aku sempat sakit hati dengan perempuan itu. Tapi tidak sedikitpun aku menyimpan dendam di hati. DAN AKU BUKAN PEMBUNUH!”
Keynal yang emosi segera menyambar helm sepeda MTB nya, ia menaiki sepedanya dan segera meninggalkan Veranda yang masih diam mematung di tempatnya. Veranda memandang nanar kepergian Keynal yang semakin menjauh.
Sejenak Veranda merenungkan kembali kejadian barusan. “Apa aku terlalu keras menuduhnya? Lagipun cepat atau lambat kebenaran ini pasti terungkap.” Terjadi perang batin di hati Veranda.
Gadis itu menghirup udara di sekitar dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Veranda menyingkir semua prasangka kotornya terhadap Keynal. Gadis itu menaikkan dongkrak dan langsung mengayuh sepeda gunungnya mengejar jejak ban sepeda Keynal.
Menjalin hubungan asmara itu sama halnya seperti kita mengarungi lautan dengan perahu. Ada saat dimana melihat deburan ombak nan indah menyejukkan hati, adakalanya melihat badai dan angin kencang yang meresahkan hati. Namun keduanya harus dilalui agar sampai ketujuan akhir.
“Keynal tunggu aku!!” teriak Veranda keras-keras.
Saat sepeda yang mereka naiki meluncur menuruni lereng beraspal. Keynal memang mendengar teriakan Veranda yang melaju di belakang tapi sama sekali tak ia hiraukan.
Hari menjelang malam. Matahari mulai terbenam, membuat langit menjadi jingga dan sebentar lagi akan gelap. Veranda terus mengowes sepedanya. Rambut panjangnya yang diikat rendah di belakangan ikut bergerak bebas seirama. Angin yang sedang berhembus, menggelitik wajahnya.
Bak seorang pembalap di tengah area sirkuit. Sepeda Keynal menukik tajam di tiap belokan, ngebut di setiap turunan kemudian menghilang di belokan depan sana. Veranda merasa takut, dikarenakan Keynal meninggalkan semakin jauh.
Tapi tak berapa lama setelah melewati pengkolan Veranda tersenyum lega. Pasalnya tak jauh di depannya, tampak Keynal yang tengah berhenti menepikan kendaraan di bahu kiri jalan kerikil. Veranda turun memberentikan sepeda dan ikut ngadem di belakang Keynal. Remaja cowok itu berdiri di samping sepedanya menghadap jalanan yang sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario [END-COMPLETE]
Teen FictionDEWASA MUDA 21++ SEBAGIAN CERITA DIPRIVASI FOLLOW UNTUK BISA MEMBACA! Sinopsis: Keynal psikopat yang bucin banget sama gadis bernama Jessica Veranda. Awalnya hubungan mereka hanya sebatas putri majikan dan putra seorang pembantu. Tapi siapa sangka...