DUA EMPAT: Please give me one more Chance

6.2K 612 27
                                    

Vote ya, aku tunggu komen kalian. Saya butuh kritik dan saran yang membangun terima kasih.

🌷🌷🌷🌷

“Ve biar kupegang tanganmu, biar kupegang selalu agar aku bisa membaca takdirmu. Aku ingin mencari keinginan yang bersembunyi di matamu. Saat kau membutuhkan sesuatu akan kupenuhi. Percaya atau tidak takdirmu adalah aku.”

“Hentilah jenakamu, aku serius Nal!”

Veranda menurunkan tangannya dari wajah Keynal. Tapi sebisa mungkin Keynal tetap menjaga kontak mata dengan gadis pujaannya.

“Maaf Ve, aku bukan dukun yang bisa meramal masa depan seseorang, bukan pula Roy karma. Aku tidak ingin mendahului Tuhan. Jika aku bisa melihat masa depan maka akan ku ubah pandanganmu tentangku, ku buat kamu jatuh hati padaku. Tapi aing bukan cenayang”

Keynal mengusap rambut dan hidungnya yang terasa gatal akibat tetesan air di wajahnya.

“Tapi bukannya anak indigo itu punya intuisi yang sangat hebat dan persepsi yang tajam?”

“Yang ini mungkin benar. Sejak kecil naluriku selalu tepat dalam memprediksi terjadinya suatu peristiwa,”

Keynal memberi jeda Veranda terlihat tertarik dengan pembahasan ini, dengan setia ia mendengarkan cerita Keynal.

“Aku masih ingat, waktu kecil ketika aku tiba-tiba membatalkan rencana bepergian ke rumah nenek karena merasa akan terjadi hal yang buruk. Ternyata benar, selang beberapa menit setelah kami balik ke rumah, kami mendengar berita bus yang seharusnya keluargaku naiki mengalami kecelakaan dan menewaskan semua orang yang ada di dalamnya. Semua terjadi begitu saja aku ga bisa menjelaskan kenapa aku udah tau ini sebelumnya.”

“Lalu bagaimana dengan jin, setan atau roh-roh jahat yang katanya sangat melekat dengan anak indigo?”

“khodam maksudmu?”

“Ya aku gak tau apa istilah dalam islam tapi kurang lebih seperti.”

“Kamu benar Ve setiap anak indigo (indra ke-6) itu punya khodam atau jin penjaga yang melindungi mereka dan Islam tidak menolak fenomena anak indigo” Veranda menatap Keynal dengan ekspresi yang sulit diartikan, “tapi aku sendiri ga bahagia dengan semua ini”

“Kenapa?”

“Bagiku jadi anak indigo itu bukan anugerah, melainkan sebuah kutukan.”

“Kok bisa?”

“Asal kamu Ve, susahnya menjadi aku. Dalam Al-qur'an bahkan tertulis kekuatan semacam ini harus dihilangkan, aku tak ingin jin dan setan tinggal lebih lama dalam hatiku lalu mereka menguasai tubuhku .”

“Boleh aku tau
dari mana kuasa itu berasal?”

“Menurut hadis yang aku baca jin-jin tersebut bisa jadi adalah jin yang menempel dari nenek moyang. Mungkin saja mereka membuat perjanjian atau semacamnya. Pak ustad bilang bisa jadi datuk-datukku dulu berkawan dengan jin, kemudian turun ke anakhnya lalu ke cucunya begitu seterusnya,”

“Apa tidak ada cara untuk menyembuhkannya?”

“Hanya ada satu cara untuk menyembuhkan ini yaitu, dengan cara diruqyah dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Itu sebabnya aku pernah tinggal di pesantren cukup lama.” Veranda mengangguk paham.

“Kalo telepati (komunikasi lewat fikiran) gimana?”

“Kamu percaya Ve?”

“Entah,”

“Mau coba?”

“Emang bisa?”

“Kita coba aja dulu,”

Love Scenario [END-COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang