°tujuhbelas

1.3K 345 4
                                    

pukul lima subuh , seungyoun bangun dalam keadaan panik. putra nya panas. selama ini yang mengurus dohyon ketika sakit adalah jimin sementara ia bekerja, jadi seungyoun sama sekali tidak tau apa yang harus ia lakukan.

satu satunya nama yang ia ingat saat ini hanya lah sejin

seungyoun menghubungi sejin daj beruntung diangkat. suara serak khas baru bangun terdengar dari sebrang.

"dohyon sakit, aku tidak tau harus apa. bisa kau datang membantu?" tanya seungyoun tanpa basa basi.

ada jeda sedikit, seungyoun yakin sejin sedang mencerna ucapan nya.

"badannya panas? dimana apartemen mu? aku segera kesana. bagaimana keadaannya sekarang?" tanya sejin.

seungyoun terkekeh, ia dapat mendengar suara rusuh dari sebrang sana.

"badannya panas. tapi ia kedinginan. aku tinggal satu gedung dengan wooseok. lantai 5 unit nomor 3"

"kompres , naikkan ac nya. aku akan segera sampai"

"sejin.."

"dohyon kenapa??"

"tidak... hanya... hati-hati"

.
.

sejin merawat dohyon dengan telaten. seperti memperlakukan anak kandung nya sendiri. kenapa seungyoun mengyia-nyiakan sejin. ia benar benar menyesal.

"kamu tinggal di apart ku dulu sampe dohyon sembuh mau? buat dohyon bukan buat ku" ujar seungyoun.

sejin yang sedang berbaring sambil memeluk dohyon menoleh menghadap seungyoun yang telah rapi dengan setelan jas nya.

"hm, setelah dohyon sembuh aku akan langsung pulang"


-tbc

enough | seungyoun, sejin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang