Ditulis tanggal 4 September 2019. Tulisan terakhirku di seribu sambat itu terakhir tanggal 31 Agustus 2019. Jadi sudah lewat empat hari dan sudah berpikir sangat keras untuk menyelesaikan tanggung jawab baru. Sayangnya, sekali lagi, aku harus menelan pil pahit kekecewaan.
Bukan, bukan karena kerja sama aku dengan yang menyewa aku menjadi Ghostwriter gagal. Tetapi lebih pada aku tidak menyangka kalau emosi negatif yang sedang dia alami harus diluapkan pada aku juga. Walau tidak ada kontak langsung karena pesan WhatsApp aku tidak dibalas, tetapi ada musibah kecil yang menimpa dirinya dan itu membuatnya pusing sampai harus mengabaikan pesanku.
Tiba-tiba dia membuat story kalau sedang, "slow respon" diakibatkan kesalahannya sendiri sehingga data yang penting baginya tidak bisa diakses. Lalu nasibku gimana dong? Maksud hati ingin mengejar kesempatan yang ada, eh, malah secara tidak langsung dia sendiri tidak profesional. Inilah sulitnya bergantung langsung pada orang lain untuk bekerja. Seakan-akan dampak buruk mitra kerja harus kita rasakan juga.
Bagi kamu yang pernah bekerja sebagai freelancer, pekerja lepas, atau bergantung pada klien, ini sungguh memuakkan. Tidak ada kejelasan soal pembayaran dan juga harus mengalami drama-drama tidak penting lainnya. Berbeda kalau kamu bekerja dengan orang lain yang terikat pada perusahaan. Kalau pun ada drama, kamu tetap bisa menunggu gaji sampai awal bulan atau akhir bulan. Kamu bisa ikutan cuek untuk tidak menanggapi atasanmu marah-marah atau ngambek tidak jelas.
Sebenarnya, gak pengen nulis ini. Karena ya, kuanggap mitra kerja ada kesibukan yang lebih penting. Tahunya tidak juga. Padahal katanya dia sendiri sudah ingin melajukan bisnisnya secepat mungkin. Tapi kondisi seperti ini buruk bagi psikologis orang lain. Apa dia gak ngerti ya? Mau tidak mau aku harus cari jalan lain lagi untuk bisa membuat dapur tetap ngepul (gajian maksudnya). Tidak bisa bertumpu pada orang lain lagi.
Apa kamu juga pernah merasakan hal yang sama? Punya pengalaman serupa tentang ini? Coba tulis komentarmu dong. Siapa tahu kita bisa sambat bareng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seribu Sambat
Non-FictionIni adalah cerita setiap bab berbeda. Tentang sambatku akan dunia dan juga opini hal lainnya juga. Semua yang kutulis bisa benar bisa salah. Jadi mohon dimaklumi. Apalagi ini non-fiksi berdasarkan penulis sendiri tanpa riset apa pun. Namanya juga sa...