Walau terbesit rasa kecewa akan keputusan Abi nya, Prilly tetap menghormati Abi nya.
"Prilly berangkat dulu, Assalamualaikum.."
Reina menyusul Prilly yang semakin jauh, Prilly berjalan cepat agar bisa menaiki bus pagi ini.
"Hah hah. Capek!"
Halte yang singgahi sedikit lengang, Prilly duduk di bangku tunggu.
"Prill, benerin kek! Tu, kerudung."
Menyadari kesalahannya, Prilly membenarkan kerudungnya lewat cermin kecil yang selalu ia bawa.
"Andai ya Na, aku udah nikah. Pasti Abi gak bakal kaya gini."
Sebenarnya Reina tau alasan mengapa dan kenapa Abi nya Prilly seperti itu.
Ia mendengar semua alasan itu.
"Udah deh, nanti juga terwujud!"
Prilly mengangguk lesu, seraya melangkah memasuki bus yang sudah datang.
Deg
"Mas Ali.." batin Prilly.
Mengapa dia di sini?
Reina keheranan melihat gelagat Prilly yang tak biasa nya, ia mengikuti arah mata Prilly yang tertuju pada seseorang.
"Pantes aja!" Batin Reina.
Mata jeli Reina menyelusuri kursi kursi kosong, namun tak ada yang kosong. Ia mendesah kecewa.
Terpaksa, dirinya dan Prilly harus berdiri.
"Na. Gak ada kursi," keluh Prilly.
"Gpp, sesekali berdiri bisa."
Prilly berpegangan pada alat pegangan yang berada di atas kepalanya, nasib mempunyai tubuh pendek seperti ini.
Deg
Mengapa harus sedekat ini?
Prilly kicep dan membenarkan ransel nya, Ali berada di sebelah nya.
Seperti nya, Ali tak menyadari keberadaan nya saat ini.
Prilly bersyukur akan hal itu.
Drrrtt drttt ..
"Angkat kek!" Celetuk Reina.
"Iya iya," balas Prilly pelan.
"Assalamualaikum .."
Terdengar grasak grusuk dari sana, Prilly hanya bisa mendengarkan saja.
"Waalaikumsalam, Prill. Udah sampe mana? Beberapa kilo meter lagi ampe kampus? Kamu udah ngerjain skripsi belum? Duhhh, Prill. Jawab kek! Aku lagi puyeng nih."
Prilly sedikit menjauhkan ponsel nya ketika mendengar ocehan Fisya yang beruntun.
"Nanya nya satu satu dong,"
"Hehe. Maaf!"
"Aku lagi di Bus ini, tapi gak tau beberapa kilo meter lagi. Udah dong, emangnya kamu, selalu ngaret."
Terdengar suara tawa dari seberang sana, Reina hanya acuh saja. Wong itu urusan sahabatnya bersama Fisya.
"Ehh, Prill. Udahan dulu ya? Soalnya mau kekantin, si debay kepengen somay hehe."
"Wassalamualaikum .."
"Waalaikumsalam .."
Klik
Srett
"Astagfirloh hal azim,"
Prilly mengelus dada nya saat bus tiba tiba mengerem mendadak, ia menunduk saat Ali melihat ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAMKU | Proses Revisi |
FanfictionMengkhayalkan seorang imam adalah hobi seorang Prilly Humaira Az-zahra. Mau itu sedang tidur, melihat ke langit sambil merentangkan tangannya, Prilly selalu mengkhayalkan calon Imamnya yang menuntunnya ke jalan yang benar dan menuju Jannah bersama-n...