"Mas pengen itu.."
"Mas ihh."
"Masss.. jan diem terus!"
"Aku ngambek nih."
Melihat istrinya merajuk, membuat Ali gemas saja. Ali mengelus kepala Prilly yang terbaluti oleh kerudung pashmina ini, Prilly tak memakai niqob karena katanya.
"Afwan Mas hiks. aku belum menjadi istri yang sempurna hiks. aku belum istiqomah Mas hiks."
"Istigfar Dek, menurut Mas kamu adalah istri sempurna. Yang siap kapan saja melayani Mas, Mas ndak keberatan jika kamu belum sanggup lagi memasang niqob."
DiMall yang ternama, Ali mengajak Prilly untuk berbelanja disana. Memang jika menyenangi istri.
In sya Allah rezeki mengalir seperti sungai yang tenang.
"Susah Dek!"
"Enggak ada yang susah Mas, jika belum dikerjakan."
Prilly terus menatap binar Boneka Doraemon besar, Ali terus saja ditarik oleh Prilly untuk membelinya.
"Tapi, uangnya enggak cukup!"
Wajah Prilly meredup seketika, Prilly menoleh kearah Ali kemudian tersenyum tipis sambil mengelus tangan Ali.
"Nanti aja kalo Mas punya rezeki."
Ingin sekali Ali membelikan Boneka itu pada istrinya, namun bagaimana lagi Uangnya sudah tak cukup lagi.
Uangnya sudah dibelikan pakaian untuk Prilly, dan sebagian lagi untuk Bensin motornya.
Walaupun orangtua Ali kaya raya, Ali tak ingin menggunakan uang orangtuanya.
Dirinya pemimpin keluarga, dan ingin membiayai keluarga kecilnya dengan usahanya sendiri.
"Mas janji bakal beliin buat kamu."
"Jangan janji Mas, buktiin aku enggak suka orang yang berjanji. Laki-laki harus buktiin omongannya."
Ali mengelus pipi chubby Prilly, Ayahnya sangat pas memilihkan calon pendampingnya yang siap bersamanya menuju janah.
"Iya dedek emes."
Ali memakaikan helm pada Prilly membuat Prilly terkekeh geli melihat wajah Ali jika sedekat ini.
"Massss, ntarr pengen pegangin bulu mata lentik nya ya? Permintaan anak nya nih."
Ada-ada saja tingkah bumil yang satu ini, banyak maunya namun membuat Ali ketagihan.
"Iya, sayang.."
Tiba-tiba saja dipertengahan jalan, Prilly menyuruh Ali untuk berhenti sejenak ingin memakan Bakso dipinggir jalan sana.
"Pengen Bakso Mas?"
"Oke, mau dimakan disini atau dirumah?"
"Di----rumah aja Mas hehe."
Jika tidak sedang berada dilingkungan sosial, mungkin saja Ali sudah membawa Prilly kedalam kamar saking keimutannya membuat Ali gereget.
Ali memesan 2 porsi Bakso, pengunjung disini banyak membuat mereka tak mendapatkan kursi.
Hanya ada 1 satu itupun milik penjualnya.
"Eneng sama Mas nya tunggu dulu ya? Soalnya pesenan lumayan banyak, tu ada kursi 1 kalo mau duduk."
Ali mengambil kursi yang tinggal 1 itu, daripada untuknya seorang. Ali memilih memberikannya pada Prilly.
"Ndak usah to Mas, aku enggak pegel kok. Mas aja yang duduk biar aku yang berdiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAMKU | Proses Revisi |
FanfictionMengkhayalkan seorang imam adalah hobi seorang Prilly Humaira Az-zahra. Mau itu sedang tidur, melihat ke langit sambil merentangkan tangannya, Prilly selalu mengkhayalkan calon Imamnya yang menuntunnya ke jalan yang benar dan menuju Jannah bersama-n...