Chapter 39

6.9K 413 12
                                    

"Dek jangan lari-lari."

"Hihiii mii.. jar dek."

Prilly menangkap Adzra yang memekik saat ia dibawa kegendongannya, Adzra ingin sangatlah hyperaktif melebihi anak-anak diusianya ini. Bahkan Prilly hampir saja kehilangan Adzra yang sedang bermain di Taman liburan.

"Miiii.. Biii. ana?"

Prilly mencium pipi gembul Adzra, walau Adzra masih kerap terjatuh saat melangkah. Adzra ini tak pernah menyerah untuk melangkahkan kaki kecilnya kesana-kemari. Adzra ini saking hiferaktif nya, Adzra sampai hampir tertabrak oleh motor.

"Abi lagi mandi, Dedek sekarang mandi ya jangan main terus. Udah mau magrib."

Dengan segala tingkah lucunya, Adzra mengangguk sambil mengedipkan kedua matanya kearah Prilly. Ahhh.. Adzra ini memang bayi yang sangatlah lucu, Prilly membawa Adzra kekamarnya. Bau semerbak parfume terhirup oleh Prilly saat memasuki kamarnya.

"Bii.. dong Dek."

Adzra merentangkan tangannya kearah Ali yang sudah siap akan berangkat ke Masjid, Prilly menjauhkan Adzra agar Ali tidak menggendong Adzra.

"Adzra bauu Bii, belum mandi dia."

"Aaaa.. dong Dek."

Ali tersenyum jahil kemudian mengambil Adzra dari gendongan Istri mungilnya, Prilly melihat kearah jam. Sudah 17.50 wib.

"Mas, siniin ihhh.. Dedeknya, udah mau Magrib."

Adzra tampak tak mau melepaskan pelukannya pada Ali, Prilly dengan segala bujukannya. Adzra terlepas walau berteriak sambil menangis saat Ali akan berangkat ke Masjid.

"Bi.... kut bii.."

Prilly mengambil tangan Ali lalu menyaliminya, Ali mencium kening Prilly. Adzra tampak menggapai-gapai Ali agar menggendongnya.

"Biii.."

"Jagoan Abi, Abi mau ke Masjid dulu ya? Gak lama kok, jadi jangan nangis lagi."

Ali menghilang dibalik pintu, namun tangisan Adzra tak kunjung berhenti. Prilly mengambil handuk kecil milik Adzra, kemudian membawanya kekamar mandi. Seharusnya Adzra sudah mandi, namun si kecil ini malah kabur terus untuk disuruh mandi.

"Biiii.... huaa... Biii... Mii.. huaa.."

Hidung Adzra sampai kemerahan, setelah memandikan Prilly memakaikan Adzra pakaian tidurnya dengan telaten. Walau tangisannya belum mereda.

"Dek kita nonton yuk?"

"Bii...."

"Sebentar lagi Abi pulang kok."

"Biii........."

Prilly menggendong Adzra, bagaimana ini? Dirinya mau sholat, namun Adzra tidak mau lepas darinya. Mungkin Ali akan pulang sehabis isya agar tidak tanggung katanya.

"Assalamualaikum? Lohhh Dedek masih nangis? Mau sama Abi hmm..."

Prilly menatap Ali heran, namun Ali  membalasnya dengan senyuman.

"Biii...."

Ali mengambil alih Adzra dari gendongan Prilly, Prilly melepaskan kerudungnya. Kemudian berjinjit untuk mengecup Adzra yang kini nemplok didada Ali dengan tenang.

"Ihiih sama Abinya aja anteng, kok sama Umi rewel sih Dek." Goda Prilly sambil mengunyel pipi bakpao Adzra.

"Cepetan wudhu? Keburu abis waktunya, biar Dedek Mas urus dulu. Kamukan daritadi udah, biar dia sama Mas sekarang."

"Okee, Mas Alii hihii.."

Prilly ngibrit kekamar mandi, Ali membawa Adzra yang sedang mengemut jempolnya. Sesekali sesegukan akibat terlalu banyak menangis, Ali mengusap rambut Adzra yang sama dengannya. Kata Ayah, Adzra ini memang reinkarnasi dirinya waktu kecil.

"Mi... Miii.."

Serial kartun spongebob Ali tontonkan untuk Adzra melalui ponselnya, namun Adzra menggelengkan kepalanya. Adzra tampak menunjuk kamarnya.

"Miiiiii hiks.."

"Ya ampun Dedek, pengen banget sih ngumpul sama Umi Abinya. Ciniiii Umiii cubitt dulu ihhh... gemes deh sama Dedek."

Tanpa kerudungnya, Prilly bersandar dipundak Ali. Ali merangkul Prilly yang sedang manja padanya, Adzra yang melihat Uminya memeluk Abinya pun memukul wajah Prilly dengan tangan kecilnya.

"Ihh.. Umii kok dipukul?"

"Bii uuu Dek...."

Kening Ali mengkerut, ia tak tau maksud Adzra apa? Ali melirik Prilly yang cekikikan sendiri sambil mengunyel pipi Ali.

"Kata Dedek, Abi punya Dedek gituu.. ihhh anak ciapa cihh ini? Kok gemesin mulu bawaannya Dek."

Tanpa terasa, adzan berkumandang. Adzra yang kelelahan bermain dengan Alipun ketiduran dibantal kecilnya, dengan sangat hati-hati Ali membawa Adzra ke kamarnya. Lalu kembali untuk menemui Istri mungilnya yang meringkuk dikarpet.

"Kenapa? Zaujati."

"Pengen mie ayam deket kampus."

"Lohhh?"

Permintaan Prilly seperti mengidam saja, Ali mengajak Prilly untuk sholat isya dulu. Sebelum memenuhi keinginan Prilly. Setelah melaksanakannya, Prilly membujuk Ali agar memenuhi keinginannya.

"Dedek emes jangan-jangan hamil lagi nihh? Kayak ngidam aja." Ali tersenyum ketika Prilly merenggut.

"Mas inii, ya? Ya? Pengen banget mie ayam disana." Pinta Prilly sambil bergelayut manja dilengannya Ali.

Yang Ali pikirkan sekarang, bagaimana dengan Adzra jika ia pergi dengan Prilly. Angin malam tidak baik untuk kesehatan Adzra, namun Prilly dengan segala bujukannya menginginkan kesana. Jika ia titipkan ke Umi, takutnya merepotkan.

"Terus gimana sama Dedek?"

"Dedek titipin aja sama Umi, toh Umi pasti ngerti kok kalo Mantu sama Anaknya mau pacaran dulu."

Dengan gemasnya, Ali mencubit hidung Prilly. Hingga kemerah-merahan, Priilly cemberut, kemudian tersenyum kembali setelah Ali mengangguk mengiyakan. Prilly dengan semangatnya mencari gamis kemudian mencari kerudung lalu cadar nya.

Setelah semua terkumpul, Prilly memakainya. Sebelum memakai cadar, Prilly mengulas sedikit wajahnya dengan bedak setipis mungkin. Agar tidak kelihatan pucat.

"Hati-hati, nanti Anaknya bangun loh." Prilly membawa Adzra kedalam gendongannya, Anak ini memang tidur seperti orang mati saja. Tidak bergeming saat ia melakukan pergerakan.

Ali mengambil kunci motornya, ia mengeluarkan motor itu. Diikuti Prilly yang mengunci pintu rumahnya, takut kemalingankan berabe.

"Pelan-pelan ya? Mas, takut Dedek bangun. Kan bahaya, nangis ditengah jalan."

Tak butuh waktu yang lama, Prilly turun tepat didepan rumah Umi. Sama halnya dengan Ali yang ikutan turun, Ali berjalan terlebih dahulu dengan Prilly yang berada dibelakangnya.

Tok tok tok

"Assalamualaikum?"

"Waalaikumsalam, aduhh.. Nai!"

Terdengar gerasah-gerusuh dari dalam rumah, Umi membuka pintunya dan kaget melihat Anak Mantunya berkunjung kerumah.

"Kalian, kirain siapa? Silahkan masuk Menantu Umi yang kasep, dan Anak Umi yang geulisna minta ampun."

Ahhh.. Uminya bisa aja.
Keluarganya memang seperti ini, Umi berasal dari Cianjur sedangkan Abi dari Yogyakarta. Makanya jangan salah, jika Umi bisa bahasa jawa dan sunda.

"Kita sebentar kok Umi, cuman mau nitip Dedek Adzra disini. Soalnya ada yang ngebet pengen mie ayam Umi."

Sambil berkata itu, Ali melirik Prilly yang sama halnya meliriknya. Umi menjawabnya setuju, kemudian mengambil Adzra dengan pelan-pelan.

"Sanaa pacaran halal dulu? Tapii ingettt udahh punya anak satu."


Tbc


IMAMKU | Proses Revisi |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang