Chapter 6

7.9K 466 7
                                    

Prilly melangkah dan sedikit berlari dari Ali yang sempat bertemu pandang dengannya, sebisa mungkin Prilly melaksanakan perintah dari abi.

Agar tak berhubungan dengan laki laki mana pun, karena dirinya wanita yang sudah dijodohkan.

"Piuhh .."

"Dek .."

Tapi tetap saja, Ali memanggilnya.

Sesampainya dikelas. Prilly duduk disamping Reina, ingin sekali mencurahkan segala keluh kesahnya.

Namun apa yang akan dicurahkannya? semuanya sudah dicurahkan pada Reina.

"Kok gelisah?"

"Ali ngikutin aku mulu Na."

"Ya biarin aja sih!"

Bibir Prilly merenggut, mungkin sebentar lagi dosen akan datang.

Ting!

Astagfirloh .. ia hampir lupa mematikan ponselnya,

Dasar ceroboh!

Kak Zeera

Dek .. nanti ke cafe kafetaria ya?

Insya Alloh kak

Kak Zeera

Awas kalo gak dateng.
Read

Prilly mematikan ponselnya ketika melihat dosen datang.

kelas pun dimulai

Ali sedang berada diruangan sang ayah, hawanya cukup dingin. Karna Ali jarang mengobrol dengan Prof. Afzar

"Ada apa?"

"Bagaimana Prilly cantik tidak?"

Bukannya menjawab prof. Afzar malah menanyai kecantikan Prilly.

Dengan sedikit gugup, Ali menjawab." C-cantik."

"Alhamdulilah .."

Ini nih yang semakin Ali tak mengerti ucapan prof. Afzar.

"Nanti kamu mau ke pesantren?"

"Iya .."

Setelah berbincang bincang, Ali menghela nafasnya. Sungguh tanggung jawabnya begitu besar.

Prof. Afzar menginginkan dirinya untuk segera memimpin perusahaannya serta universitasy ini.

Sebelum tak ada yang tau jikalau Ali adalah putra pertama prof. Afzar, karna Ali tak ingin idetitasnya terpublik kan.

Hanya Prilly lah yang tau.

"Wooi man .. ngelukis mulu!" Cibir Reza

Selalu begini. Reza selalu memergoki Ali melukis wajah seorang wanita berkerudung.

Namun ternyata Reza tak peka itu siapa.

"Man .. sibuk gak?"

"Tidak."

"Maen yok?"

IMAMKU | Proses Revisi |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang