Chapter 10

7.5K 456 6
                                    

Prilly menangis sesegukan di dekapan Umi, ia bisa melihat Abi sedang menasehati Ali.

Sebenarnya, Prilly tak ingin merepotkan Ali. Namun, bagaimana lagi sifat Ali sangatlah keras kepala.

"Sudahlah, Nduk!"

Umi sejak tadi berusaha menenangkan Prilly, namun bagaimana lagi. Prilly menangis terus.

"Istigfar, Nduk."

"Astagfirloh hal azim hiks. hiks."

Prilly mengusap air matanya, ia bisa melihat Ali salam pada Abi nya lantas pulang tanpa berniat berpamitan kepada nya.

"Maaf Mas!" batin Prilly.

Abi menyuruh Prilly mendekat ke arahnya, dengan patuh Prilly di tuntun oleh Umi menghampiri Abi.

"Zara, haram hukumnya bila kamu berkunjung ke rumah seorang pria. Dan cek cek .. kamu hanya sendirian, bagaimana kata tetangga!" nasehat Abi.

Umi mengelus pundak Prilly yang bergetar, Prilly memang salah. Namun, cara Abi sangatlah salah.

"Udahlah, Bi."

"Abi kekamar dulu."

Prilly menyandarkan tubuhnya di dekapan Uminya, ia tau. Abi sangatlah ketat menjaga anak anak nya.

Waktu itu, Zeera pernah berpacaran namun tak di restui oleh Abi. Membuat hubungan nya kandas.

"Mending sekarang kamu bersih bersih dulu?" suruh Umi.

Prilly mengangguk.

Prilly merebahkan seluruh tubuh nya di kasur sedang, mengapa dengan hubungan nya dengan Mas Ali?

Padahal dirinya dan Mas Ali, tak ada hubungan apa apa?

Mengapa Abi sangat mengekangnya?

Sebenarnya Prilly tau, apa yang di pikirkan Abi nya selama ini.

"Kak Zeera mana ya?"

Ngomong ngomong tentang Zeera, Prilly sedikit heran pada Zeera yang seperti nya sedang menghindar dari nya.

Sungguh aneh.

Dahi Prilly mengkerutkan dahi nya ketika melihat .....

Pesan grup

dan itu artinya, Mas Ali memblokirnya. OH TIDAK! mengapa Mas Ali memblokir dirinya.

Apa sebabnya dari Abi?

"Ku serahkan semuanya kepada Allah SWT." Ujar Prilly sambil memejamkan matanya.

Disisi lain, Ali melakukan sholat Asyar di masjid tempat biasa dirinya beribadah. Ali menyerahkan jodoh, maut, rezeki hanya kepada sang pecipta.

Karena, dirinya hanyalah manusia biasa. Tak luput dari kesalahan.

"Ustaz, saya boleh tanya?"

Ali menghampiri Ustaz Ilham untuk sekedar menjawab pertanyaan yang selalu membuat dirinya resah.

"Kamu ini, kaya sama siapa aja."

".... tanya apa li?"

"Cinta itu apa Ustaz?"

"Haha ..."

Bukannya menjawab, Ustaz Ilham malah menertawakan Ali yang tersenyum kikuk melihat balasan Ustaz Ilham.

"Maaf maaf. Jadi gini, cinta itu adalah perasaan yang Allah SWT anugerahi kepada kita." Jelas Ustaz Ilham.

"Ciri ciri nya gimana Ustaz?"

"Salah satunya debaran hati ketika bertemu atau memikirkan seseorang. Tapi, li hindari pacaran karna itu adalah perbuatan menuju zina, bila kamu ingin mendekati nya. Jalanilah dengan Ta'aruf." Tutur Ustaz Ilham.

"Saya akan coba Ustaz."

Setelah itu, Ali berpamitan untuk pulang. Membicarakan ini kepada Ayahnya yang lebih tau akan namanya Cinta.

Keesokan paginya, Prilly membuka mata nya berat. Mata nya melirik ke arah jam yang sudah menunjukan pukul 4 pagi hari.

Dengan langkah gontai, Prilly memasuki kamar mandi untuk melaksanakan wudhu setelah itu melaksanakan kewajiban sebagai umat muslimah.

"Hihi ... kalo udah nikah, pasti calon imam bakal imamin aku hihi .." Hayal Prilly.

Ia dengan kusyu nya sholat, Prilly mengengadahkan kepala serta tangannya.

Prilly tak meminta apa apa, dirinya hanyalah ingin meyakin kan hati nya yang seperti nya tak rela bila Abi nya mengusir Ali.

Setelahnya, Prilly mengambil handuk di dalam almari kemudian dengan riangnya memasuki kamar mandi untuk melakukan mandi.

"Andai ya, kalo aku nikah. Pas bangun shubuh langsung ke dapur menyiapin sarapan untuk suami ku, kelak!" hayal Prilly.

30 menit kemudian.

Walau pun Abi nya melarang Prilly berlama lama di dalam kamar mandi, karena dapat mengundang hasrat syaiton. Namun, Prilly tetaplah Prilly.

Si keras kepala..

Prilly membenarkan jilbab maroon, Prilly hari ini seperti biasa nya memakai gamis panjang sampai mata kaki.

Tak ingin berlama lama, Prilly segera turun. Mengapa aura nya menjadi tak enak begini?

"Assalamualaikum. Umi, Abi, Kak Zeera ..." Salam Prilly.

"Waalaikumsalam...." Ucap serentak.

Prilly mengunyah makanan nya pelan, mengapa Abi nya tak seperti biasa nya.

Ia tau, larangan saat makan adalah jangan berbicara. Namun, ini sangat terbilang sepi.

Tring ...

"Zara, Abi pengen bicara sama kamu. Dan kamu Zeera!" pinta Abi.

Kemudian Prilly bersama Zeera berjalan beriringan membuntuti Abi nya, Prilly membisikan ada apa pada Zeera.

Namun, Zeera hanya menggeleng tak tau masalahnya.

"Ada apa Abi?"

"Jadi gini, Abi bakal atur siapa yang akan menikah." Tutur Abi.

"Menikah!" beo Prilly.

Prilly menggaruk tekuknya yang tidaklah gatal, ia tak mengerti apa ucapan Abi nya barusan.

"Usia Zara berapa?"

"23 tahun, Bi." Balas Prilly.

Kini mata Abi melirik ke arah Zeera yang hanya menunduk, Abi tersenyum kemudian mengelus kepala Zeera yang terbaluti jilbab.

"Kalo kamu?"

"2-25 t-tahun bi..."

"Abi akan nikahkan Zeera terlebij dahulu, setelah itu Zara harus menunggu 2 tahun agar usia mu cukup."

"ZARA GAK MAU BI."

Prilly bangkit, pernikahan yang selalu ia idam idamkan harus menunggu 2 tahun lagi. Apa maksud Abi nya?

Padahal dirinya belum mempunyai imam yang pas untuk mendampingi nya hingga akhir hayat.

"Assalamualaikum... Zara kuliah dulu, Bi." Pamit Prilly.

Zeera tau, Prilly sangat menyukai hal berbau pernikahan dan ingin secepatnya ada yang khitbah nya. Namun, bagaimana lagi. Itu sudah perintah Abi.

"Bilang ke Adik mu, kalo dia sudah ada yang khitbah. 1 tahun setelah Prilly lulus, Abi bakal menikahi mereka." Final Abi.

Zeera tersenyum kemudian memeluk Abi dari samping.

Walau pun Zeera tak tau Abi akan menikahi Prilly dengan siapa.

Namun, Zeera yakin seyakinnya. Abi tak bakal salah memilih calon pendamping Prilly.

Kalo Allah SWT sudah berkehendak, takkan ada yang bisa menyangkalnya.

Tbc ..

IMAMKU | Proses Revisi |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang