S E L E S A I

6.6K 391 26
                                    

Baby blues yang Prilly alami nyatanya membuat Ali gemas pada Prilly, sudah 3 hari Prilly masih mengalami hal itu. Dari pelupa sudah mempunyai Aisya, bahkan seringkali marah akibat Ali tak sengaja menyinggung perasaan Prilly yang sedang sensitif-sensitif nya.

"Jadi menurut Mas, aku enggak cantik lagi gitu? Cantikan Huma? Yaudah sana nikah aja sama si Huma itu, terus pulangin aku ke Umi."

Ali mengusap tekuk nya, sebenarnya siapa yang menanyakan siapa yang paling cantik diantara Prilly dan Huma adalah Prilly. Ali hanya menjawab bingung, namun ternyata Prilly memasukinya ke dalam hati. Bisa bahaya itu, bisa-bisa diri nya tak bisa tidur sambil memeluk Prilly.

"Ya Allah, sayang, Mas kan cuman bilang bingung. Kok, langsung minta dipulangin." Ujar Ali.

"Jangan sayang-sayangan!"

Ali memeluk Prilly yang terdiam disisi ranjang, Adzra sedang berada dikamarnya Umi. Entah sedang apa, sedangkan si mungil sedang pulasnya tertidur tanpa terganggu Umi Abi nya yang sedang dimabuk cinta.

"Udah dong jangan ngambek terus, nanti imutnya ilang lohh." Goda Ali sambil mencolek pipi Prilly yang sangatlah tembam.

"Ohhh jadi aku gak cantik gitu, imut doang." Ketus Prilly.

Ingin sekali Ali menjatuhkan Prilly ke ranjang, sungguh Prilly sangatlah mudah tersinggung. Harus bagaimana dirinya menghadapi Prilly yang apa-apa tersinggung. "Umi nya Dek Syaa, jangan ngambek terus. Inikan lagi puasa." Prilly menoleh pada Ali yang sedang membujuknya.

"Aku gak puasa ya, Mas!"

Ahh Ali lupa.

Prilly masih nifas membuat Ali harus extra sabar, terlebih lagi dirinya sedang puasa. Karena sudah memasuki bulan suci ramadhan.

Nifas adalah darah yang keluar dari rahim yang disebabkan melahirkan atau setelah melahirkan. Darah nifas keluar selama 40 hari setelah melahirkan, selama masa nifas, seorang perempuan dilarang untuk shalat, puasa dan berhubungan intim dengan suaminya.

"Oekk oekk oek."

Prilly beranjak dari duduknya kemudian menghampiri Aisya yang tiba-tiba saja menangis kencang, Ali pun mengikuti Prilly. Prilly menimang Aisya agar kembali tenang, namun bukannya tenang, Aisya malah semakin menjadi-jadi.

"Dedek sayangg, Dedeknya Umi Abi."

"U-----MII NDAKK OLEHHH DONG DEK SYAAA!" Teriak Adzra diambang pintu bersama Umi yang terkekeh melihat cucunya cemburu pada Adiknya sendiri.

Sangat menggemaskan bukan?

"Biar Mas gendong Dedek, kamu bujuk tuh Adzra. Kayaknya dia ngambek tuh sama kamu." Prilly merenggut, namun melihat Aisya yang menginginkan ASI darinya. Prilly menatap kembali Ali. "Dedek pengen mimi Bi." Ujar Prilly.

Adzra menghampiri Prilly kemudian memeluk Prilly dari bawah, membuat Prilly terkekeh dengan kelakuan Adzra. Prilly tersenyum pada Umi, kemudian Umi berpamitan untuk kembali keluar kamar Prilly.

"Yangg akurr ya, hihiii.. masih Umi liatin kok diluar." Goda Umi sebelum pergi.

"Aihhh Umi inii.." Rengek Prilly.

Ali mengambil Adzra kemudian menggendongnya, namun Adzra berontak dari gendongan Ali, dan masih kekeh ingin digendong oleh Prilly. Sedangkan Prilly, masih menyusui Aisya yang tak ingin diajal berbaring.

"U--miii dongg ihh Mii.."

Adzra menarik-narik gamis Prilly, Prilly meletakkan Aisya pada box nya. Ali merebahkan tubuhnya diranjang dengan mata yang mulai terpejam, sebenarnya ingin sekali menggendong Adzra. Namun pastinya Ali takkan membolehkan dirinya mengangkat yang berat-berat.

IMAMKU | Proses Revisi |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang