"Assalamualaikum calon imamku."
Prilly merentangkan tangannya dibawah jendela putih yang terletak dikamarnya yang langsung menghadap halaman depan.
"Berisik!!"
Pekikan seseorang membuat Prilly menoleh dan menemukan Zeera yang sedang menyiram tanaman.
Tangan Prilly bertumpu pada bahu jendela, mata nya mendongak ke atas.
"Kak, mungkin, kalo aku di khitbah. Aku pengen dikasih mahar nya Alqur'an, trus hafalan surah Ar-Rahman. Ya Alloh, pengen atuh." Hayal Prilly.
Bukan sembarang menghayal, itu salah satu keinginan dirinya bila ada yang khitbah atau sekedar ta'aruf.
"Menghayal lah. Sesuka hati kamu dek! Sebelum menghayal itu di larang," balas Zeera.
"Hahaha.. mirip Warkop dki yang katanya gini 'Tertawalah sebelum ketawa itu di larang' mirip tapi berbeda dialog." Tawa Prilly.
Zeera meletakan alat menyiram tanaman, lantas memasuki rumahnya.
"Lah, malah ditinggal!"
Prilly sedikit membenarkan letak kerudungnya, setelah itu mengambil langkah seribu untuk melangkah menuju ruang makan.
"Assalamualaikum .. Umi yang sholehah trus, Abi yang guanteng." Goda Prilly
"Waalaikumsalam ..."
Setelah menjawab salam, tak ada obrolan sama sekali. Hanya ada detingan sendok bersatu dengan piring, Prilly menoleh ke arah Zeera yang melamun.
Ingin rasa nya menegur, namun tak ingin Abi memarahi diri nya yang sudah berbicara saat makan.
Deting
Zeera menghempaskan sendok serta garpu ditangan nya, membuat seluruh pandangan nya terpusat ke arah Zeera.
"Nduk, kakak kamu kenapa toh?"
"Ndak tau Umi."
Sebenarnya pula, Prilly heran pada Zeera yang sesudah makan lantas pergi begitu saja.
Tak seperti biasa nya yang sering bersenda gurau sebelum beraktivitas.
"Wus, jangan bicara saat makan!"
Prilly diam sambil memikirkan kenapa dengan Zeera, padahal tadi saja ceria. Kini malah sebaliknya.
Cukup aneh.
Prilly mengambil tisu, kemudian salim pada Umi dan Abi nya. Hari ini ia akan ke pesantren Al - jamii bersama Reina.
Mendengarkan secarik kultum di sana, untuk menambah ilmu agama nya yang masih kurang.
"Lho, kamu ndak kuliah?"
"Kuliah kok Bi. Tapi siang,"
"Yowes, hati hati di jalan nya?"
"Iya Bi,"
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Prilly dengan ceria nya melewati setiap rumah yang berpenghuni ramah ramah kepada nya.
Beruntung, Abi membeli rumah yang dekat kemana mana. Jadi tak risau serta sejuk di pandang.
"PRILLY."
"REINA."
Reina dan Prilly berpelukan setelah bertemu dipersimpangan antar komplek Reina dan Prilly.
"Woii .."
Seruan dari seseorang membuat Reina dan Prilly melepaskan pelukan nya, dan tersenyum jenaka melihat Reina membawa Reno.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAMKU | Proses Revisi |
FanficMengkhayalkan seorang imam adalah hobi seorang Prilly Humaira Az-zahra. Mau itu sedang tidur, melihat ke langit sambil merentangkan tangannya, Prilly selalu mengkhayalkan calon Imamnya yang menuntunnya ke jalan yang benar dan menuju Jannah bersama-n...