Pagi yang cerah diawali dengan senyuman ikhlas seorang gadis berjilbab ungtu pastel, menghirup dalam dalam udara pagi yang membuat hatinya menjadi sejuk.
"Andai saja. Pagi pagi gini dielus-elus pipi terus di bacain surah Ar-Rahman, ahhh.. jadi kepengen."
Hobinya adalah mengkhayal tinggi mempunyai calon imamnya, tak ada satu hari yang terlewat untuk mengkhayal.
Prillya Humaira Az-zahra, gadis yang tinggal di komplek Mawar no.15 ini tinggal bersama kedua orang tuanya serta satu kakak perempuan.
"Assalamualaikum calon imamkuuu," pekik Prilly seraya merentangkan kedua tangannya yang berada di pembatas jendela kamarnya.
"Adek, sarapan dulu!"
Dengan riangnya Prilly keluar dari kamar untuk sekedar sarapan. Nanti siang jadwalnya untuk berdakwah di kampus. Di kampusnya memang selalu mengadakan acara kultum siang atau pagi dan diadakan setiap jumat saja.
"Assalamualaikum Umi, Abi, Kak Zeera," Salam Prilly seraya mengecup pipi Umi-Abinya, tak tertinggal juga kakak sulungnya.
"Waalaikumsalam warrohmatullahi ta ngala wabarakatuh," jawab serentak anggota keluarga itu.
Sarapan pagi pun berjalan dengan khidmad, karena sudah peraturan Abi untuk melarang semua orang untuk bicara saat sedang makan di meja makan.
"Umi, Prilly berangkat dulu ya?" pamit Prilly setelah selesai sarapan.
"Nduk, kamu hari ini ada kultum siang?" tanya Abi.
"Iya, Bi."
Prilly dan Zeera hanya selisih 2 tahun saja. Zeera yang sudah bekerja sebagai guru TK dan Prilly yang masih berkuliah, tak lekas membuat keduanya sangat akrab.
"Dek, kamu mau naik apa ke kampus?" tanya Zeera pada adiknya.
"Pake angkot aja deh, biar bisa ngekhayal liatin kaca dan lewat sosok imam." Mulai deh Prilly berkhayal lagi.
Memaklumi adiknya seperti itu. Zeera tersenyum sambil menggeleng gelengkan kepalanya, lantas ia menyetopkan taksi yang lewat untuk menuju sekolah tempatnya mengajar.
Sedangkan Prilly memasuki angkutan umum yang sedang lengang, mungkin ini masih pagi dan ibu-ibu sudah selesai belanja di pasar
"Nana.. Nana.. Na," senandung Prilly kecil.
Hari ini Prilly cukup simple hanya memakai gamis berwarna senada dengan warna jilbabnya, cukup nyaman dan simple untuk anak kuliahan sepertinya.
Sambil melirik ke arah jendela, Prilly tersenyum kecil saat ada gadis kecil yang berada di dalam mobil tersenyum ke arahnya
"Mungkin kalo aku nikah, anaknya akan selucu dia," gumam Prilly. Belum juga mempunyai jodoh udah mikir mempunyai anak.
Prilly turun ketika angkutan umum berhenti di halte dekat kampusnya. Ia membayar uang angkutan umum, setelah itu pergi ke kelasnya karna hari ini ada kuis pagi.
Tak terasa waktu sudah menjelang siang, Prilly menyelesaikan kuisnya dengan nilai tinggi seperti biasanya.
Ia berjalan beriringan dengan Reina, sahabatnya dari kecil sampai sekarang.
Gadis tomboy. Namun, berjilbab itu juga seperti dirinya, tetapi bicaranya selalu blakblakan.
"Piy, nanti anterin aku ya ke mall? Mau beli lagi poster BTS," pinta Reina.
Dari dulu sampai sekarang Reina sangat menyukai k-pop berbeda, dengan dirinya yang menyukai kartun Draemon dan kartun anime islam
"Udah berapa banyak uang yang kamu hamburin buat beli poster poster itu? Mending uangnya ditabung, buat umrah ada manfaatnya dari pada beli poster, ngamburin uang aja," nasihat Prilly.
Sahabatnya ini harus sesekali diprotes, memang Reina berasal dari keluarga berada. Namun, tak ada yang tau roda kehidupan.
"Please Piy! Sekali ini aja? Ya?"
Prilly mengangguk, setelah itu menggandeng tangan Reina untuk menuju Taman yang akan melaksanakan kultum siang yang dibuka oleh dirinya.
"Nah, ini dia yang kita tunggu-tunggu," celetuk Ramzi
Prilly duduk di depan para anak remaja kuliahan. Mereka tak pernah absen untuk menghadiri kultum ini, karna Prilly membawakan kultumnya dengan santai khas anak remaja disertai lelucon-lelucon
"Assalamualaikum warrohmatullahi ta ngala wabarakatuh."
"Waalaikumsalam warrohmatulahi ta ngala wabarakatuh ya ukthi."
"Gimana kabar yang jomblo baik?"
Prilly sedikit menambahkan lelucon membuat sebagian besar ada yang melirik sang jomblo dengan tingkahnya yang beragam.
"Puji syukur marilah kita panjatkan kepada tuhan yang maha esa, Allah Swt karena atas berkat rahmat, taufik, serta hidayahnya kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul dalam keadaan sehat walafiat.
shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW. kepada keluarganya. sahabatnya. dan kita selaku umatnya, Aamiin" Prilly menjeda dulu kemudian melanjutkan kembali"Topik yang akan kita bahas pada kesempatan kali ini adalah tentang cinta. Banyak orang yang memaknai tentang cinta beraneka ragam. seperti ; Hidup tanpa cinta bagaikan berdiri ditepi tebing yang curam, tanpa cinta rindu yang dirasa seakan gelap gurita. Dan hidup bagaikan sayur tanpa garam. Ada pula cinta yang memaknai cinta seperti pasir yang tidak dapat digenggam terlalu erat
Begitu banyak penafsiran mengenai cinta untuk bentuknya cinta dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu ; Cinta kepada Allah,
Cinta kepada Nabi, dan cinta kepada sesama manusia. Teman teman yang mencintai saya. seperti apa yang saya sampaikan sebelumnya bahwa cinta merupakan kata cinta yang memiliki sejuta maknaMembahas soal cinta tak terlepas dari budaya pacaran yang sungguh sudah sangat jelas bahwa Allah melarangnya. saudaraku, budaya pacaran saat ini memang sudah sangat familiar ditengah Masyarakat. sungguh hal seperti itu sangat miris sekali untuk digunakan. lalu bagaimana nasib bangsa apabila generasi muda sudah memanggil ayah bunda
Bagi anda yang menjalin hubungan yang belum pasti kedepannya yaitu pacaran. lebih baik putuskan dari sekarang juga Move on, dan yang paling penting adalah melupakan mantan, Sebab ada pepatah mengatakan masa lalu adalah sejarah maka mantan merupakan peninggalan sejarah
Saya rasa apa yang saya sampaikan sudah cukup, semoga bermanfaat, kurang lebihnya saya mohon maaf. untuk segala perhatiannya saya ucapkan terima kasih
wassalamu'alaikum warakhamatullahi ta ngala wabarakaatuh," ceramah Prilly membahas tentang cinta dan pacaran.
Para laki-laki menunjuk temannya untuk segera memutuskan pacarnya. Prilly bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah Reina yang bertepuk tangan ke arahnya.
"Amazing banget Prill," puji Reina membuat Prilly sedikit tersipu.
"Katanya mau ke mall? Yuk? Keburu kesorean pulangnya"
Prilly dan Reina berjalan beriringan menuju parkiran. Tanpa sengaja Prilly menabrak tubuh laki-laki yang membawa buku banyak hingga berserakan di tanah.
Bruk!
"Afwan Mas Afwan saya ndak sengaja nabrak. Gimana ada yang luka ndak?" tanya Prilly khawatir.
Ternyata laki laki itu adalah Muhammad Ali Zyarief, pria yang dijuluki kutu buku dengan Al Qur'an kecil di tangannya serta buku tebal yang selalu dibawanya.
Penampilannya biasanya saja seperti kaum laki-laki lain. Namun, yang membuatnya berbeda adalah Ali tak mempunyai teman.
"E-enggak apa - apa kok!"
Ali berjongkok untuk memungut buku bukunya. Neruntung Alqur'an kecil miliknya sudah ia masukan ke dalam tas jadi tak ikut jatuh.
"Saya permisi."
Reina dan Prilly hanya bisa melihat kepergian Ali yang sepertinya sedang gugup. Prilly menundukan kepalanya dan jatuh pada ukiran gelang yang berlambang AP. "Na, gelangnya ketinggalan?" ujar Prilly seraya memungut gelangnya.
"Yaudah sih ambil aja! Nanti kamu kembaliin," balas Reina.
Prilly mengangguk dan menyimpan gelang itu ke dalam tas nya.
Tbc..
semoga bermanfaat
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAMKU | Proses Revisi |
FanficMengkhayalkan seorang imam adalah hobi seorang Prilly Humaira Az-zahra. Mau itu sedang tidur, melihat ke langit sambil merentangkan tangannya, Prilly selalu mengkhayalkan calon Imamnya yang menuntunnya ke jalan yang benar dan menuju Jannah bersama-n...