"Aaaa.. kangen,"
"Aku juga."
Prilly memeluk erat Reina dengan sangatlah erat, libur semester membuat Prilly tak selalu bisa bertemu dengan Reina.
"Ciee.. bentar lagi mau nikah."
Wajah Reina sudah memerah, Reina memang mau menikah setelah ada yang berani mengitbahnya.
"Paansih."
"Imam mu enggak kuliah?"
"Enggak, dia lagi ke luar kota. Ada pengajian disana."
Reina manggut manggut, Prilly teringat ucapan Ali semalam.
"Mas cinta kamu karena Allah SWT, kalo Mas pergi, kamu ikhlas enggak?"
"Kok Mas berbicara seperti itu?"
"Enggak ada apa apa kok, cuman pengen nanya aja sama Dedek emes nya Mas ini."-
Ucapan dari Ali terngiang ngiang dipikirannya, kenapa perasaannya tak enak. Apa itu pertanda buruk?
"Piy, pernikahan kamu udah hampir 2 tahun nih? Kok belum dikasih momongan sih."
Lagi lagi perkataan momongan membuat Prilly sedih, dirinya tak tau harus bagaimana.
Segala tips sudah ia lakukan bersama Ali, namun tak ada tanda tanda kehamilan.
"Doain aja, Na. Semoga Allah SWT menurunkan cahayanya."
"Aamiin ya."
Pernikahannya sudah berusia hampir 2 tahun, bahkan Prilly sudah melakukan cek terhadap dokter kandungan.
Wisuda nya pun bulan depan, Prilly merasa selalu sedih melihat Kakaknya selalu menggendong Nayra. Anaknya. Dihalaman rumah.
Bahkan Prilly selalu menjadi bahan gosipan tetangga barunya, karena dirinya dan Ali memutuskan untuk pindah rumah.
"Kapan punya momongan neng? Anak saya aja yang nikahnya baru 3 bulan udah hamil."
"Doain aja, bu."
"Jangan jangan neng mandul.
"Ndak kok bu, saya dan suami saya sama sama sehat."
"Siapa tau ye kan."
Ahhh, sudahlah. Mending sekarang Prilly fokus mengerjakan skripsinya untuk sidang nanti.
Setelah kelas selesai, Prilly berjalan dikoridor yang cukup ramai oleh junior juniornya atau seangkatannya. Entah kenapa, Prilly malah rindu Ali.
"Mas Ali lagi apa ya disana?"
"Hayo, abis ngelamun apa?"
Tiba tiba saja Reina sudah ada disisinya membuat Prilly sedikit terkejut, untung saja tak jantungan.
"Enggak ngelamun apa apa."
"Pulang bareng yuk?"
Prilly mengangguk, daripada harus pulang sendirian tak ada temannya. Karena badannya entah kenapa merasa tak enak.
Dipertikungan jalan, Prilly berpisah dengan Reina. Rumahnya dengan Rumah Reina memanglah tak jauh, hanya berbeda komplek saja.
"Assalamualaikum, ibu ibu. Saya numpang lewat?"
"Waalaikumsalam, habis pulang kuliah ya, neng?"
"Iya, bu. Saya permisi."
Prilly melewati kerumunan Ibu ibu yang sedang bergosip, mungkin saja setelah masuk. Prilly akan mendengar namanya ada disela sela obrolan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAMKU | Proses Revisi |
FanfictionMengkhayalkan seorang imam adalah hobi seorang Prilly Humaira Az-zahra. Mau itu sedang tidur, melihat ke langit sambil merentangkan tangannya, Prilly selalu mengkhayalkan calon Imamnya yang menuntunnya ke jalan yang benar dan menuju Jannah bersama-n...