17

4K 369 98
                                    

Saint menjatuhkan ponsel dari telinganya, tangannya terkulai lemas. Keringat dingin perlahan mengucur melewati dahi dan pipinya, bibir merahnya masih menganga. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi.

Tinggal bersama Perth?

.

.

.

Saint dari tadi hanya merungut kesal tanpa bisa berbuat apa-apa melihat Perth sedang memberikan arahan dan instruksi pada sekelompok orang yg membawa barang-barang pribadinya dari apartemen Earth PINDAH ke apartemen Perth.

Pindah? Ya, itu benar.

Mulai hari ini, tepatnya malam ini, Saint akan tinggal bersama pria egois di depannya ini.

Bagaimana Saint tidak kesal, Perth bahkan tidak mengatakan sepatah katapun mengenai kepindahan yg mendadak ini padahal baru saja tadi siang mereka melakukan sebuah obrolan intim yg berujung pada ciuman manis Perth pada bibirnya.

Saint bergegas pergi ke apartemen Perth setelah berpamitan dengan Earth. Pria mungil itu tidak nampak sedih sedikitpun ketika orang-orang itu membawa barang Saint.

Sialan Earth!

Dan disinilah dirinya sekarang, duduk di atas sofa empuk milik Perth yg sangat jauh berbeda dengan sofa miliknya. Dengan kaki bertumpu serta tangan yg melipat di dada, punggungnya bersandar nyaman pada sandaran sofa, juga bibir merahnya yg masih mengerucut gemas. Matanya menatap dengki lelaki tan yg kini berada di hadapannya yg sibuk menata ruangan apartemennya dengan beberapa furniture baru miliknya.

Setelah semua selesai dan sekelompok orang itu sudah pergi, Perth berbalik dan menemukan kekasih manisnya masih duduk dengan posisi yg kini tegap dan wajah yg sangat tidak bersahabat. Perth mendekati Saint perlahan dan merentangkan tangannya lebar.

"Selamat datang di rumah barumu!"

Perth begitu bersemangat memperkenalkaan apartemen dengan suasana barunya kepada sosok manis yg masih cemberut itu.

"Ini tidak lucu Perth!" rutuknya kesal dengan nada sinis. "Mengapa kau tidak bertanya dulu padaku?"

Lalu Perth menggulung tangannya di depan dada, keceriaan yg sebelumnya di tunjukkan ia tarik kembali. Wajahnya perlahan menjadi datar.

"Aku tidak membutuhkan persetujuan darimu untuk membawa 'calon istriku' untuk tinggal bersama"

"HUH!"

Jawaban Perth hanya membuat Saint semakin kesal. Semenjak tau dirinya hamil, Perth semakin protektif terhadap dirinya. Menyebalkan sekali!

Saint memiringkan badannya untuk membelakangi Perth. Ia tidak sudi melihat wajah Perth yg menyebalkan itu. Wajah yg menunjukkan kepemilikan atas dirinya.

Menyadari Saint yg tidak suka dengan sikapnya, Perth mau tak mau harus menurunkan ego nya dan melembutkan sikapnya. Ia berjalan mendekat dan duduk di samping Saint yg membelakanginya. Tangannya menangkup tubuh Saint yg kurus dan menariknya ke dadanya. Membuat kepala belakang Saint bersandar pada dadanya yg bidang.

Meskipun awalnya sedikit memberontak, namun akhirnya Saint membiarkan Perth berbuat semaunya. Perth menundukkan wajahnya sehingga bibirnya bisa menyentuh daun kuping Saint yg perlahan memanas karena hembusan angin dari nafasnya.

"Jangan marah, pikirkan anakmu" goda Perth pada pria berbadan dua yg tengah di dekapnya.

Saint masih memajukan bibirnya kesal.

"Kau yg selalu membuatku marah!" jawabnya ketus.

Lalu tangan pria tan itu turun ke bawah dan menempelkannya pelan di depan perut Saint.

COMPLICATED HEART (PerthSaint) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang