Lalu Saint langsung menutup teleponnya tanpa membiarkan Ibunya menyela atau menyanggah apapun.
"Kita akan menemui Ibumu, kita akan pergi ke Trat"
.
.
.
Wajah Saint masih tertekuk muram dan lesu sesampainya mereka menginjakkan kaki di sebuah bandara kecil di kota kelahiran Saint, Trat. Entah setan apa yg merasuki pikiran Perth saat itu, tiga hari setelah Saint menelpon Ibunya Perth langsung mengajak Saint untuk pergi ke Trat dan membicarakan hal ini dengan serius langsung di depan Ibu Saint.
Bagaimana Saint tak bersemangat, hatinya saat ini di liputi kecemasan dan ketakutan luar biasa akan reaksi Ibunya begitu mengetahui kebenaran mengenai hubungan mereka. Bukan Saint mengkhawatirkan tanggapan Ibunya mengenai seksualitasnya yg kini sudah berubah, tapi kesehatan Ibunya. Saint sangat takut jika terjadi sesuatu pada Ibunya ketika ia mendengar berita mengejutkan ini.
Saint menghembuskan nafas panjang dengan suara yg menunjukkan kecemasan. Membuat Pria tampan di sebelahnya akhirnya memalingkan wajahnya untuk melihat wajah pria manis yg tengah di rundung awan hitam.
"Tenanglah, Saint. Jangan terlalu khawatir" Perth meremas tangan Saint yg kini ada di genggamannya.
Saint melirik tajam ke arah Perth.
"Ini bukan hanya tentang kita, Perth, tapi ini juga tentang Ibuku dan juga orang tuamu"
Saint masih menatap dalam kedua bola mata kelam yg kuat itu. Saint berharap menemukan sedikit kelemahan dari sorot mata itu, tapi nihil. Bola mata Perth tak bercela, bagaimana pun juga Perth tak akan mundur lagi kali ini.
"Apa kau yakin?" tanya Saint terakhir kalinya.
Perth mengangguk yakin.
"Aku tak pernah seyakin ini dalam hidupku"
Saint meneguk ludahnya berat. Jika Perth sudah memiliki keyakinan, maka ombak sebesar apapun tak akan mampu menggoyahkan pendiriannya.
"Aku akan dengan lantang meminta restu Ibumu, aku tidak akan menikahimu tanpa restunya"
Pandangan Saint melemah. Jika memang itu yg Perth inginkan, maka Saint hanya bisa mendukungnya.
"Tapi berjanjilah kau akan mengatakannya dengan halus, jangan sampai membuat Ibuku jantungan" Saint memperingatkan Perth.
Pria tan itu terkekeh tampan, membuat pipi Saint memerah dan merasakan rasa panas lambat laun merasuki tubuhnya.
"Ayo kita segera menuju rumahmu" ajak Perth sambil menggandeng tangan pria putihnya yg lembut.
Saint mengikuti Perth dari belakang dengan langkah cepat.
Sesampainya Perth dan Saint di depan gerbang rumah Saint dengan menggunakan taksi, mereka tidak lantas masuk. Perth menahan langkahnya untuk sekedar mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru rumah sederhana bertingkat 2 dengan taman yg luas.
"Aaahh... Sungguh pertemuan pertama yg aneh" kata Perth sambil merenggangkan kedua tangannya ke udara untuk menarik otot-otot tubuhnya yg kaku.
Saint langsung menatap Perth aneh, ia masih tak mengerti dengan maksud dari perkataan Perth barusan. Ekspresi wajahnya menunjukkan tanda tanya besar.
"Kau lupa? Sungguh?!" Perth bertanya dengan nada tak percaya.
Saint hanya menggeleng pelan.
"Kau ini benar-benar.."
Perth terlihat sedikit frustasi melihat kenyataan Saint tidak mengingat apapun tentang dirinya.
"Jangan berlebihan, Tanapon! Katakan saja padaku apa maksudmu?" rengek Saint kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED HEART (PerthSaint) [END]
FanficSaint Suppapong, kembali ke tanah kelahirannya setelah 5 tahun pergi. kepulangannya kali ini membawa banyak sekali luka yg tidak bisa di tunjukkan pada orang lain. pengkhianatan itu membuatnya tak percaya lagi pada cinta. hidupnya akan ia persembah...