8

3.9K 375 84
                                    

*SEMI NC-PART*

*MASIH AMAN DI BACA DI BULAN PUASA*

.

Perth yakin bahwa ia teramat sadar ketika mencium Saint saat ini

Perth memiringkan wajahnya ke kiri dan ke kanan untuk mendapatkan akses lebih, ketika lidah Perth mulai menerjang masuk, Saint meringis. Rasanya ia ingin menangis saat ini juga.

.

.

.

Perth bergerak semakin menggila dalam memagut bibir Saint. Tangan Perth mulai merajalela menyentuh lekuk tubuh indah Saint. Menarik tinggi kemeja biru muda yg di kenakan pria manis itu dan membelai punggungnya lembut. Saint yg merasakan sentuhan panas Perth sesaat terkejut karena belum pernah sekalipun ia di sentuh oleh pria manapun. Perth adalah yg pertama, dan harus di pastikan sebagai yg terakhir.

Ketika bibir mereka akhirnya terlepas karena Perth ingin menjelajahi leher jenjang Saint, Saint akhirnya memohon pada Perth untuk melepaskannya dengan suara yg lirih.

"Perth... Kumohon hentikan... Ahhh... Ini tidak benar Perth..." rintih Saint seraya terus mendorong badan Perth menjauh dari badannya.

Perth masih menyesap aroma nikmat yg menyerbak kala bibirnya mulai mengecupi leher jenjang Saint. Seolah menjadi tuli dan tidak meng-indahkan permintaan Saint, Perth menyususri tiap jengkal leher indah itu dengan lidahnya dan beberapa isapan yg seketika membuat leher putih itu memiliki bercak merah. Saint mengerang pelan ketika Perth melakukan hal itu beberapa kali.

"Kumohon Perth, kita masih berada di kantor..."

Perth menghentikan kegiatan panas itu, ia mengangkat wajahnya dan menatap binar mata Saint yg mulai basah. Mata Saint sudah akan menitikkan bulir bening jika saja Perth tidak berhenti menyentuhnya.

"Ini yg akan terjadi bila kau ikut ke Pattaya, Suppapong" katanya dalam, penuh peluh.

Saint terperanjat. Menatap wajah Perth yg berderu penuh nafsu hebat. Apa maksudnya dengan ia akan melakukan ini dii Pattaya? Maksudnya, Perth akan melecehkan dirinya?

"Aku tak mengerti Perth, mengapa kau melakukan ini padaku?"

Perth memejamkan matanya erat, ia menunduk. Sesungguhnya rasa bersalah mulai merasuk ke dalam dirinya pada detik pertama Perth menatap mata indah itu akan menangis. Perth menangkap ada rasa takut di mata Saint akan dirinya. Dirinya yg buas saat ini. Tapi saat ini Perth sudah tak bisa mundur lagi. Saint begitu menyebalkan sehingga sangat menggodanya. Menggoda Perth untuk menyentuhnya.

"Apa tindakanku belum cukup jelas Saint? Aku akan menciummu dan menyentuhmu seperti ini, jika saja kau memaksa untuk ikut ke Pattaya. Bahkan bisa lebih dari ini-"

Perth kembali memagut bibir semerah cherry yg lembut dan memabukkan itu. Beberapa lumatan ia berikan sebelum kembali melepaskannya. Dan Saint masih tidak bisa berbuat apa-apa.

"Aku tak bisa menahan diriku untuk menyentuhmu Saint. Aku memang brengsek! Kau boleh memaki dan menghajarku setelah ini. Tapi sekarang biarkan aku menyentuhmu, menciummu, memelukmu. Aku menginginkanmu Saint. Saat ini!"

Perth kembali mengincar leher jenjang nan indah itu untuk ia resapi kenikamatannya. Saint tercengang. Air matanya akhirnya menetes melewati pipinya yg cubby mendengar suara hati Perth. Hati Saint perih mendengar kata- kata yg di ucapkan oleh Perth. Bukan karena saat ini ia sedang dilecehkan oleh Perth, tapi betapa Saint merasakan keputus-asaaan dari tiap kata yg di ucapkan Perth. Seberat ini kah rasa yg harus di tahan oleh Perth? Hanya untuk sekedar mendekap orang yg di cintainya?

COMPLICATED HEART (PerthSaint) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang