21 (The Last Part)

6.5K 384 147
                                    

NC PART JANGAN YAH?

.

.

.

Bahkan sebelum Ae lahir, mereka sudah sangat mencintainya.

Tetesan air mata mengalir melewati pipi putih yg nampak tegar meskipun sejuta kesedihan menumpuk di hatinya.

.

.

.

Saint masih mendapatkan perawatan khusus selama beberapa hari di rumah sakit, dan selama itu pula Ibu Saint selalu berada di sisi anaknya, tidak pernah berhenti menggenggam tangannya, dan merasa sangat bersalah akan semua hal yg terjadi pada Saint.

Ibu Saint sudah mengetahui segalanya setelah Earth akhirnya menceritakan asal muasal dari tragedi menyedihkan ini.

Ibu Saint saat ini masih duduk di samping Saint, memegang erat tangan Saint dengan sorot mata penuh dengan penyesalan. Sedangkan Perth duduk di sofa belakang tak ingin menganggu setiap detik berharga antara Saint dan Ibunya.

Apa Perth membenci Ibu Saint? Tentu saja tidak. Perth dan Saint sudah berjanji untuk merelakan kepergian Ae, anak mereka, dan menganggap bahwa kejadian ini adalah sebuah takdir yg harus mereka terima.

Tapi apakah Saint membenci ibunya sendiri? Itu yg Perth tidak tau. Karena selama Ibu Saint ada di Bangkok, pria manis itu tidak banyak bicara dan cenderung murung. Sedangkan Perth tidak memiliki keberanian untuk menanyakannya.

"Apakah kau ingin memakiku, Saint?" satu kalimat negative keluar dari bibir wanita paruh baya itu.

Membuat Saint yg tertunduk lesu langsung mengangkat kepalanya dan menatap dalam kedua bola mata yg selalu terlihat basah beberapa hari ini.

Sama hal nya dengan Perth, pemuda tampan itu langsung menegakkan badannya dan menajamkan kupingnya, ia takut salah mendengar.

"Mengapa Ibu mengatakan hal itu?" balas Saint kaku.

Ibu Saint masih memandangi wajah terkejut anaknya, namun tidak dapat di pungkiri kini Ibu Saint rasanya jauh lebih tertekan dengan masalah ini.

Ibu Saint sekuat tenaga menahan buliran air mata yg akan segera menetes jatuh.

"Karena aku – adalah seorang Ibu-"

Saint tercengang, hatinya melemah melihat air mata ibunya jatuh.

"Ibu..."

"Aku sangat mengerti perasaanmu, ketika kau mengandung dan menjaga bayi itu dengan seluruh jiwamu... wajah anakmu sudah terbayang bahkan sebelum ia lahir, rasa rindu akan kehadiran anak itu, kau mencintai anak itu... Lalu tiba-tiba, aku datang dan membawa anak itu pergi darimu..."

"Tidak bu, aku tidak pernah menyalahkanmu atas kepergian Ae..."

"Sebagai seorang Ibu aku akan sangat sedih dan menderita kehilangan anakku. Ibu yakin kau pun merasakan hal itu saat Ae pergi..."

Saint menahan suaranya di tenggorokan, seolah luka kehilangan Ae terkoyak lagi.

"Makadari itu Ibu bertanya, apa kau ingin memakiku? Karena Ibu yg telah menyebabkan hal ini terjadi"

Ibu Saint lalu tertunduk sambil menangis, bahunya sedikit bergetar karena senggukan tangisnya.

Saint masih membuka mulutnya, terkejut, dan tidak tau harus berkata apa untuk menangkan Ibunya.

Perth merasa ia harus meluruskan kesalah pahaman ini. Perth sangat yakin jika Saint bukanlah anak durhaka seperti itu.

Perth beranjak dari duduknya dan berjalan menuju Saint dan Ibunya, ia duduk bersebrangan dengan Ibu Saint dan menaruh tangannya di atas tangan Saint dan Ibunya yg sedang berpegangan erat.

COMPLICATED HEART (PerthSaint) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang