Bagian 3 ( Kemelut )

2.8K 119 1
                                    

"Mbak Erin di panggil Boss"
Erin baru mengganti sepatunya dengan sandal lepes waktu Eka salah satu karyawan bagian administrasi menyambutnya. Pagi ini kantor ramai sekali, sebagian karyawan menyiapkan ekspose, sebagian lagi merevisi.

Bang Danil bossnya menjemput ke meja Erin dan memberi isyarat untuk masuk ke ruangannya. Perasaan Erin tak enak.

"Dasar pelakor jalang!!"
"Tak tahu malu !!"
Satu cup air mineral mendarat di pelipis Erin. Erin kaget, sontak bersembunyi dibalik tubuh gemuk Bang Danil, menyelamatkan diri, sementara perempuan didepannya menggila, menarik kerudung Erin.

"Gak pantas kamu pake kerudung!!, tampang malaikat kelakuan kaya syetan!!"

Erin mempertahankan dirinya, Bang Danil menengahi memaksa perempuan itu duduk kembali, kini ia sesenggukan dalam rangkulan teman disebelahnya.

"Erin, ini Utami istri Adit, dia datang minta penjelasan tentang hubunganmu dengan Adit" Bang Danil membuka percakapan.

Erin tertegun, bingung, hubungan apa?

"Tolong, jangan rebut suamiku, kami punya balita, Tanisa gak bisa jauh dari papanya"

Kali ini Utami memelas, isaknya dalam, wajah cantiknya memerah. Erin menatap Utami nanar, perempuan itu sempurna, dandanannya modis, kulitnya putih bersih terawat dengan make up minimalis yang natural. Kerudung, jam tangan, sepatu hingga tasnya semua barang mahal, sepadanlah dengan pekerjaannya yang juga PNS. Bodohnya Erin yang menganggap Adit menaruh hati padanya sementara ia punya bunga yang begitu indah dalam rumahnya. Sungguh tak sebanding Utami dan Erin bagai anggrek bulan dan bunga kangkung.

"Erin?"

Panggilan Bang Danil membuatnya tersentak.

"Maaf mbak, Saya dan Pak Adit gak punya hubungan apa-apa selain urusan kerja, gak ada yang spesial Mbak"

"Bohong Kamu!!"

Jawaban Erin justru membuat Utami menaikkan volume suaranya, dia meraung

"Kamu hamil sama Adit kan?! Jawab!!"

Erin kaget hingga nyaris melompat dari kursinya, kedua tangannya membekap mulut, Bang Danil tak kalah kagetnya, matanya membelalak

"Ha..hamil ??"

Erin terbata, suaranya tak bisa keluar, secepat inikah berita buruk menyebar? seketika perutnya terasa mual, ia menghambur keluar menuju toilet dan memuntahkan seluruh sarapan paginya.


High Quality Pelakor ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang