Kaki kecilnya menapak pada rumput basah yang baru terguyur hujan semalam,wajah pucatnya menjadi kemerahan saat matahari pagi cukup menyengatnya, bibirnya juga sudah mengerucut semenjak tadi. Dari sekian banyak hal yang dia benci di dunia, latihan fisik adalah salah satu hal yang begitu dibencinya. Klise seperti kisah kebanyakan, ia tak suka diperintah bak prajurit, ia juga tak suka bagaimana kakak senior memperlakukan junior dengan semena-mena. Sejujurnya ia hanya tak tahan dengan teriknya matahari, kenyataan ia di jemur dibawah matahari hampir 9 jam adalah hal paling menyebalkan. Terlebih kulit pucatnya yang esok paginya akan tampak mengerikan dengan ruam merah yang mungkin akan memenuhi seluruh tubuhnya.
"Apa kalian tidak dengar suara pengeras yang menyuruh kalian berkumpul!!"
"Apa kalian tuli!!"
"Ambil posisi push up!!"
Entahlah, itu sudah dua jam yang lalu-- kini si pucat tengah menengadah melihat awan yang menjadi mendung. Mendesis dengan gigi yang bergemelatuk.
"Cuaca sialan, bedebah-- setelah panas seharian ini lalu tiba-tiba akan hujan setelah semua penderitaan selesai? Hhh bedebah" wajahnya tampak muram.
Baiklah, perkenalkan namanya Yang Jungwon. Salah satu mahasiswa baru di jurusan teknik, dia punya tubuh sedikit pendek dan berisi, mata jernih dengan lesung Pipit sebagai pemanis.
Suara kecipak air dari seseorang yang baru mendudukan diri dihalte tepat sebelahnya membuatnya mengalihkan perhatian.
Pemuda dengan wajah imut dengan kulit tak kalah putih darinya. Dia juga memakai almater yang sama sepertinya, itu artinya dia mahasiswa baru. Tapi melihat bagaimana tindik pada telinga-nya membuat Jungwon berpikir dua kali.
Apa benar mereka satu angkatan? Tak ada yang memakai aksesoris berlebih kecuali dia senior. Heh kenapa dipikirkan sih?
"Idiot dia fikir siapa melakukan itu padaku-- dasar, ckk" Jungwon hanya memperhatikan dalam diam saat bibir itu mengumpat, dan bagaimana pipi itu menggembung dengan helaan nafas begitu keras setelahnya-- Jungwon tak menemukan dirinya keberatan, hanya merasa itu begitu menggemaskan.
Gezz-- tampaknya dia sadar sedang diperhatikan.
"Kenapa melihatku begitu? Apa yang kau lihat?!"
"Kamu-- maksudku tidak, aku tidak melihat apa pun"
"Ckk, dasar aneh" pemuda itu mencebik sebelum berlalu setelah sebuah mobil merah berhenti di depan halte, dia langsung masuk kedalam mobil setelah seorang supir keluar membukakan pintu untuknya. Dia bahkan tak repot berpamitan atau sekedar melihat pada Jungwon yang sekarang sedang memandang mobil merah itu menjauh.
"Dari cara bicaranya saja aku tau dia pria kaya yang manja"
..
.
.
Rumah minimalis dengan pelataran yang begitu asri menyambutnya setelah dua jam lebih dia menunggu di halte, yah Bus-nya datang sangat telat karena cuaca yang sangat buruk.
"Aku pulang"
"Kau pulang? Kufikir lupa jalan pulang-- tidak kah kamu sangat tepat waktu?" Jungwon hanya memutar bola matanya ketika sindiran itu terlontar dari mulut kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENHYPEN - TANPA JUDUL√
FanfictionSunoo tidak peduli meski orang menganggapnya bodoh dan naif. Sunoo tak peduli meskipun segala yang ia dengar memang adalah sebuah kenyataan. Dia hanya mencoba tuli, berharap semuanya berlalu dan dia akan memutuskan langkahnya sendiri bertahan atau b...