dia kembali

13 1 0
                                    

Dila sudah sampai di lorong kampus yang sangat sepi .ia menunggu sosok tersebut siapa lagi kalau bukan si ardhan.
Mata nya memandangi lorong yang sepi ini sambil ia telusuri,namun lorong ini sangat bersih bahkan sawang pun tak bersarang.

"Ternyata lo bukan pengecut" sahut seseorang dari belakang,dan tentu saja dila menoleh ke arahnya.benar dugaan nya itu ardhan,yang mengirimi pesan semalam adalah ardhan.tak dipungkiri bahwa kecelakaan ini terjadi juga pasti karena ardhan.

"Gue,bukan seperti lo yang pengecut.kita bisa battle one by one jika lo ingin bertarung.gak celakain gue kayak gini" ketus dila memajukan langkah nya.

"Hahaha dua hari yang lalu lo kemana?gua nyuruh lo dateng kesini dan lo gak dateng.masih bilang kalo lo bukan pengecut"
"One by one?sedangkan lo lagi sekarat kaya gini. menyedihkan" sambung ardhan seolah menjatuhkan harga diri dila dan dengan santai nya ardhan memajukan langkah nya.
10cm jarak mereka saat ini,mata indah mereka bertemu menatap tajam seolah tak ingin kalah.
Sempat terlintas dipikiran ardhan ketika memandangi wajah dila dari dekat,dia cantik membuat ku tertarik.namun sifatnya yang seperti ini membuat ku muak.

"Logika nya gini,lo habis celakain gue terus lo kabur gitu aja tanpa bertanggung jawab.sebenernya yang pengecut itu lo atau gue?" Tak kalah,dila juga merendahkan harga diri ardhan.
"Sekarang lo gak usah basa basi dan bilang apa mau lo?" Tanya dila sambil menaikan satu alisnya keatas.

"Gua bukan orang yang  celakain lo!" Bentak ardhan.
"Gua mau lo mati disini sekarang juga" sambung nya dengan nada tinggi.

"Baik,sebelum lo ngebunuh gue.tolong jujur untuk terakhir kali ini bahwa lo yang udah ngebuat gue celaka kayak gini" dila masih tidak percaya jika bukan ardhan yang telah membuatnya begini.

"cih.bukan cara gua,udah gua bilang gua bukan orang yang pengecut" ketus ardhan mengepalkan tangan nya tanda kalau dia sangat kesal.ia sudah berusaha jujur kalau bukan dia pelaku nya,tapi disini dila terus memojokan dia seolah memang dia yang bersalah.

"Lo orang yang optimis dendam sama gue,dan gue yakin lo yang ngelakuin ini"

"Banyak orang yang dendam sama lo,karena sifat lo yang angkuh" ketus ardhan sambil mengambil sebuah korek dan kertas di kantong celana nya.
"Ibarat kertas ini,lo bakal musnah ditangan gua secara mudah" ardhan membakar kertas tersebut didepan wajah dila.hal ini tak membuat dila takut sama sekali,justru ia ingin cepat-cepat ardhan membunuh nya.karena ia sudah bosan hidup di dunia.

"Banyak omong,gue udah siap buat lo bunuh.gue bosen hidup di dunia" dila malah mengambil korek yang ada di tangan ardhan.dan menghidupkan nya di depan wajah ardhan.
Ardhan tak percaya mendengar ucapan dila,bukan nya takut dila malah menantang balik diri nya.benar-benar dila seolah punya seribu nyawa.

"Sekarang apa?lo takut buat ngebunuh gue?takut masuk penjara?sedangkan lo gak takut sama sekali ngebully anak sekelas gue sampe hampir mati" ketus dila membuka kartu,dan rena yang mendengarkan lewat telepon sangat terkejut.ingin ia memekik namun ia tahan dengan tangan nya.terlintas pula dipikiran rena,bagaimana dila bisa mengetahui nya?

Ardhan langsung sedikit melongo tak percaya,pasalnya kenapa dila sampai tau kalau dia yang membully anak tersebut.bisa bahaya jika dila membeberkan masalah ini ke semua orang.

"Gak perlu tau,kenapa gue bisa tau masalah ini.intinya gue udah tau kalau penyebab kecelakaan gue ini adalah lo.dan kalo emang lo mau bunuh gue sekarang juga,gue pasrah.bukan karena pasrah gue takut,tapi gue udah bosen hidup di dunia"

Brak!

"Udah gua bilang!gua bukan penyebab kecelakaan lo!gua bukan orang yang pengecut!" Dengan emosi nya ardhan menendang kursi yang terdapat dibelakang dila sampai terpental.dila tak terkejut sama sekali melihat perilaku ardhan,namun rena yang terkejut mendengar sesuatu yang terbanting.
"Gua bakal bunuh lo sekarang juga" dengan cepat ardhan mengambil sebuah parang yang terdapat di pojok lorong,parang yang begitu panjang dan tajam siap menebas tubuh dila.dila memang punya seribu nyawa,ia hanya santai menghadapi ardhan yang siap membunuh nya.

 Persaingan Atau Kisah Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang