6

143 17 0
                                    

'Seberapa banyak pun kau menutupinya. Kau tau, kau tidak akan bisa menutupi selamanya.'
-

-

-

Malam ini kami menghabiskan waktu bersama. Walaupun diselimuti keheningan, tapi entah kenapa aku senang bisa menghabiskan waktu bersamanya.


"tatap mataku jisae...." lirihnya.


Ya.. Saat ini aku masih belum berani menatap matanya. Aku takut, krystal bening itu kembali meluncur jika aku menatap nya.


"kumohon ji.."


Akhirnya ku beranikan diri untuk menatap matanya.


"bicara padaku apa yang terjadi, kamu kesulitan mengahadapi dunia ini aku tau"
Ucapnya.


Hatiku teriris.


Bagaimana bisa ia mengatakan hal itu padahal salah satu penyebab aku hancur itu karna dirinya.


"Aku baik baik saja, aku tidak kesulitan" ucapku berbohong. "kamu tau? Seberapa pintar pun pembunuh menyembunyikan mayatnya tetap akan terbongkar, karena bau mayat itu sendiri. Kau pun juga sama, seberapa cerdik pun kau menyembunyikan lukamu, suatu saat dunia akan mengetahuinya."


Aku menatap matanya lekat.


Hatiku menghangat.


Kata terpanjang yang ia lontarkan padaku setelah lamanya kita menikah.


Aku tersenyum.


"Aku tidak apa apa sungguh, aku hanya rindu halmoni" Kataku sembari berusaha mengeluarkan senyum termanis ku.


"ah benar, kemarin hati peringatan halmoni kan? Maaf aku tidak bisa mengantarmu kesana. Kemarin ada urusan penting jadi aku tidak bisa meninggalkannya" ucapnya,
Aah sekarang aku mengerti, wanita itu begitu penting bagi jeon wonwoo, pantas saja ketika wanita itu bersamanya, wonwoo akan lupa kalau dia mempunyai istri disini.


"tidak apa apa jeon" ucapku.


"Sekarang kita tidur, besok kita harus sama sama bekerja" ucapnya. Kami pun berbaring bersama.


Walaupun dengan posisi saling membelakangi.


•••


Aku terbangun begitu ponsel handphone ku berbunyi dengan begitu nyaring.
Menampilkan nama 'shua' memanggilku, akupun menggeser ikon hijau pada layar persegi panjang itu.


"yeoboseyo" salamku.


"ji-ah kau tidak lupakan sebentar lagi kau ada jadwal operasi dan waktumu tinggal lima belas menit lagi untuk bersiap siap" ucapnya panjang lebar.


Aku pun melirik jam yang terdapat pada dinding putih kamarku.
Pukul 9 lima belas menit.


Astaga!!


Aku terlambat.


Akupun berlari kearah kamar mandi tidak sadar pada sosok yang tengah menatapku bingung di arah pintu kamar.

[I] Hug || Jww & Hjs ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang