2

193 20 3
                                        

‘suatu hari di luar kapasitasku'

-


-


-


Jisae POV


Setelah jam kerja selesai, sekitar pukul 5 sore aku bergegas pulang ke rumah.
Tidak memakan waktu yang lama karena jalanan di kota Seoul sore ini tidak terlalu padat, sehingga aku dengan bebas menyusuri jalanan kota Seoul dengan kecepatan di atas rata rata.


10 menit perjalanan dari lokasi rumah sakit hingga sampai di apartement tempat aku dan suamiku tinggal, akupun memarkirkan mobilku di basement bawah tanah.


Ahh aku lupa, aku belum memperkenalkan kepada kalian tentang suamiku. Aku sudah menikah, kira kira usia pernikahan ku baru menginjak 6 bulan dan seperti yang kalian lihat, kami belum dikaruniai sang buah hati.


Walaupun pernikahan kami hasil dari perjodohan bodoh antara perusahaan ayahku dengan perusahaan jeon grup, tetapi lambat laun kami mulai saling mencintai. Ah aku ralat bukan kami tapi aku.


Sesampainya didepan pintu apartement akupun menekan pin untuk menembus pintu tersebut.


“aku pulang” ucapku entah pada siapa, karena aku tidak tahu dia ada di rumah atau tidak.


Aku memasuki kamarku, dan tidak menemukan kehidupan disana, ranjang yang tadi pagi aku bereskan masih rapi, bahkan tidak kusut sedikitpun.


Aku menghela nafas berat, ‘sudah kuduga dia belum pulang' ucapku dalam hati.
Aku bergegas pergi ke kamar mandi untuk menghilangkan sedikit lengket di tubuhku.
10 menit lamanya aku berada di dalam kamar mandi, dan keluar dengan memakai pakaian santai.


“Ah kapcagi ya” ujar ku terkejut, melihat seseorang dengan perawakan tinggi namun kurus berdiri tepat di depan pintu kamar mandi.


“Sudah pulang? Bagaimana pekerjaanmu? Sudah makan?” aku menghujani nya dengan berbagai pertanyaan.


“Bagaimana aku bisa menjawab jika kau tidak berhenti bertanya?” aku hanya terkekeh pelan mendengar jawabannya.
“Aku sudah makan” ujarnya singkat.
“Arraseo” ucapku, kemudian berlalu meninggalkan dirinya didalam kamar sendirian.


Berjalan menuju dapur untuk sekedar membasahi tenggorokan yang mulai kering.


Meneguknya hingga habis tanpa sisa.
Kemudian kembali kekamar, mengambil buku fantasi favoritku, duduk disamping tempat tidur sambil membaca buku yang ku bawa.


Cklek


Wonwoo keluar dari kamar mandi dengan rambut yang sedikit basah.

Terkesan sedikit seksi, sehingga siapa saja kaum hawa yang melihatnya mungkin akan langsung jatuh hati padanya.


Berpura bura tidak melihatnya, dan lebih memilih untuk melanjutkan aktifitas membacaku.


•••


Hari ini hari peringatan meninggalnya halmoni yang ke 5 tahun. Aku merindukannya, biasanya saat pada kondisi tersulit ku aku selalu mendatanginya untuk bercerita.


Dan setelah beliau meninggal aku tidak pernah menceritakan tentang kehidupanku yang sebenarnya. Bahkan wonwoo, suamiku sekalipun.


Aku berjalan menyusuri lorong rumah sakit yang sepi. Sekarang adalah jam makan siang mungkin semua pasien sedang duduk manis menikmati hidangan yang tersedia di rumah sakit.


Karena bosan, aku memutuskan untuk makan siang di daerah luar rumah sakit.
Menyusuri kota Seoul yang sedang dituruni salju putih dingin namun indah.


Berjalan mendekat ke arah restaurant yang akan aku masuki, namun aku menghentikan langkahku. Ketika sorot mataku melihat sosok tidak asing sedang berbincang bincang dengan seseorang yang tidak ku ketahui.
Karena penasaran, akupun berinisiatif untuk sedikit mengambil langkah agar dapat memastikan bahwa lelaki yang sedang bersama dengan seorang wanita itu bukan suamiku.



Benar.


Dia jeon wonwoo.


Bersama seorang perempuan cantik dihadapannya.


Aku tidak terlalu berpikir panjang tentang ini, mungkin saja dia klien wonwoo yang sedang membincangkan masalah penting bukan?


Mari berpikir positif.


Aku hendak mendekati mereka berdua. Namun, pergerakanmu terhenti tatkala melihat gadis itu memeluk wonwoo dan satu hal yang kubenci, wonwoo tidak menolak pelukan wanita itu.


Sakit.


Itulah yang kurasakan.


Akhir akhir ini dia selalu pulang larut, tidak pernah makan malam di meja yang sama denganku.


Dia bilang dia sibuk.


Dan kurasa wanita itu sudah berhasil merebut kesibukan jeon wonwoo.
Akupun lebih memilih untuk berbalik arah. Selera makan ku hilang. Mataku memanas. Hatiku tergores.


Aku kira setelah aku menikah dengannya, setelah aku berhasil kabur dari kedua orang tuaku, aku akan bahagia.


Ternyata, dunia masih ingin melihatku terluka.


Memang, seharusnya aku tidak berharap lebih pada wonwoo. Pernikahan kami hanya hasil perjodohan. Dan tidak mungkin dia jatuh hati pada gadis sepertiku.


Disini dia tidak salah, aku yang salah karena telah menaruh hati padanya.


Aku berjalan tanpa tujuan hanya mengikuti langkah kakiku yang entah akan membawaku kemana.


Perlahan air mata ku jatuh bersamaan dengan badai salju yang kini telah menimpa kota Seoul.


Aku tak peduli.


Bahkan sekarang aku hanya memakai jas dokter tipis di tubuhku. Tapi, tubuhku tidak merasakan dingin sedikitpun.


Disini lah aku sekarang di tempat peristirahatan terakhir halmoni.
Aku memandang guci abu abu yang tersimpan baik. Bersama dengan foto halmoni ku yang terpampang disana.
“halmoni bogoshipo, halmoni kenapa dunia begitu jahat kepadaku? Halmoni kenapa kau meninggalkanku? Dan kenapa kau tidak mengajak ku besama mu ketika kau pergi? Aku benci disini halmoni, aku tidak tau apa kesalahanku sehingga dunia membenciku. Aku lelah terus menerus menyebar senyuman disaat semua tak baik baik saja. Halmoni, kau tahukan cita cita terbesarku selain menjadi dokter? Aku ingin menikah dengan orang yang mencintaiku, tapi cita cita itu tidak berhasil aku gapai, memang aku sudah menikah. Tapi percayalah ini bukan pernikahan yang diinginkan. Aku bodoh halmoni, aku menaruh hatiku pada hati yang salah. Sekarang, apa yang harus aku lakukan?” tangis ku pecah, sungguh aku tak sanggup lagi dengan kehidupan ini. Sudah cukup, bagiku ketika melihat kenyataan orang tuaku tidak menyayangiku, teman temanku tidak ada yang sudi berteman lagi denganku, dan mungkin, sekarang suamiku tak sudi mempunyai istri seperti diriku.


----

TBC

Maaf amburadul😂

[I] Hug || Jww & Hjs ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang