13

121 14 0
                                    

'Hari ini, bisakah kau katakan padamu yang dalam kesulitan?'

-


-


-


Sekarang, tepat pukul 9 pagi aku pergi ke rumah sakit seperti biasa tapi bedanya wonwoo mengantarkan ku.


Dia berbeda.


Benar-benar berbeda.


Sejak kejadian tadi pagi, dia mengatakan padaku kalau dia ingin menjalankan bahtera rumah tangga layaknya orang lain.


Senang? Tentu saja.


Akhirnya, perasaanku ternyata tak bertepuk sebelah tangan. Bahkan wonwoo menawarkan diri untuk menjemputku nanti.


***



“ji” panggil seseorang yang sangat aku kenal. “joshua? Wae? “ tanyaku.


“bagaimana?” aku yang mengerti arah pembicaraan ini hanya bisa tersenyum. Aku ga tau harus bilang apa padanya, dia yang selalu membantuku, menguatkanku saat wonwoo menyakitiku. Tapi sekarang mungkin sekarang aku akan mematahkan hatinya. Mengingat pembicaraan kami kemarin, sungguh aku merasa bersalah melihat sorot matanya yang tulus.


Flashback


“ujlima “ ucapnya seraya menghapus air mata di pipiku. Dia memandangku dengan pandangan teduh nya.


“jika wonwoo menyakitimu, kau bisa kesini menumpahkan segala rasa sakit mu padaku. Ya?” ucapnya, aku hanya mampu tersenyum dan mengangguk kemudian memeluknya.


“besok, kau bicarakan semuanya dengan wonwoo, juga tentang keinginanmu untuk berpisah dengannya” ujarnya dalam pekukanku.


Flashback off


“Josh, maafkan aku, a... ku tidak akan berpisah dengan wonwoo” ucapku takut. Dia hanya tersenyum seraya mengusap pucuk kepalaku lembut.

“kenapa minta maaf hm?” tanyanya tak melepas sedikitpun senyum indah itu di wajahnya. “aku justru senang adikku ini akhirnya berbaikan dengan suaminya, kuharap kalian baik-baik, jangan sungkan bicara apapun tentang masalahmu pada oppa mu ini arraseo?” lanjutnya seraya berlalu di hadapanku.


Rasa bersalah terus menyelimuti ku, aku tau dia sakit, hatinya tergores ah tidak bahkan mungkin tertusuk.


“Hei, melamun apa hm?” Kaget orang yang sekarang tengah menatapku sambil tersenyum. “ani, kajja” ucapku.


Sekarang kami tengah berada di dalam mobil. Menuju rumah kami.


Di perjalanan pulang, aku terus melamun. Pikiranku tak bisa fokus, aku merasa egois. Aku memberikan harapan padanya tapi aku jatuhkan seketika.


Aku merasa menjadi wanita paling bodoh, mengingat banyak orang yang menginginkan joshua, tapi aku malah menolak nya mentah-mentah dan malah memilih wonwoo yang bahkan sudah menyakiti hatiku. Tapi bagaimanapun dia suamiku.


“Memikirkan apa? “ ah ternyata kita sudah sampai.


“ani, hanya lelah saja” ucapku seraya tersenyum hendak keluar dari mobil.


“sebentar” ucapnya seraya menahan tanganku yang hendak membuka pintu mobil.


“aku tau kamu ada masalah, jangan di sembunyikan aku ga suka” ucapnya seraya mengerucutkan bibir tanda kesal.


Aku tertawa geli melihat tingkah nya yang seperti anak kecil padahal usia nya yang sudah menginjak kepala tiga bahkan sebentar lagi menjadi ayah.


“ga ada apa-apa ko won, percayalah” ucapku seraya memegang kedua lilinya kemudian ku kecup sebentar bibirnya yang masih saja mencebik itu.


“janji ya ga sembunyiin apapun dari aku? “ ucapnya dengan pandangan tajam nya yang khas. Akupun mengangguk.


“Mulai hari ini, apapun masalahmu ceritakan padaku, katakan padaku semua yang membuatmu kesulitan. “ ujarnya.

TBC

Don't forget to klik star.

Gomawo😘

[I] Hug || Jww & Hjs ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang