15

191 14 0
                                        

‘Aku akan memelukmu'


-


-


-


Entahlah. Pikiranku terlalu kacau, untuk memikirkan apa yang sebenarnya terjadi pada hidup ku.


Selalu saja seperti ini.


Aku berhasil mendapatkan seseorang yang sangat mengerti kondisiku, lalu sang nenek pamit untuk selamanya. Dan sekarang, ketika aku berhasil mendapat cinta dari sang suami, justru orang yang sangat mengerti diriku yang pergi.


Parahnya,


Tanpa pamit.


Bisa-bisa pecah kepalaku ini, jika terus-menerus memikirkan kondisi mengenaskan alur hidupku ini.


Ingin rasanya ku berteriak, di situasi malam yang sunyi ini. Ingin rasanya ku memecahkan teka-teki yang terjadi di hidupku.


Namun, rasanya aku tak mampu, aku terlalu lemah untuk ini semua.


Aku bukan wanita kuat seperti yang kalian duga. Aku wanita lemah yang membutuhkan seseorang sebagai penyemangat hidupku.


Walaupun saat ini aku memiliki bayi kecil yang kini berada di dalam dekapan ku.
Ya, aku sudah melahirkan. Bayi laki-laki yang begitu tampan. Persis ayahnya.


Ah masalah wonwoo dia sedang menebus obat, hingga sekarang aku bisa melamun seperti ini, merasakan angin malam yang damai. Rasanya sudah lama aku tidak merasakannya.


Kini dunia memberiku kesempatan untuk menghirup udara ini. Biasanya aku selalu merasakan udara seperti ini dengan nenek dulu, namun setelah kepergiannya joshua yang menggantikannya.


Sayangnya, diapun pergi. Dan kuharap wonwoo bisa menjadi orang yang menggantikan posisinya. Mendekap hangat tubuhku di malam yang dingin.


“hei, melamun saja” aku tersentak begitu mengetahui bahwa wonwoo sudah selesai dengan masalah administrasi dan kini menatap hangat diriku yang tengah mendekap anaknya.


“Anak ayah sudah tidur, masuk yuk sayang” ucapnya mengambil alih bayi yang tadinya tengah berada dalam gendongan ku.


“Tunggu sebentar, aku menidurkan dia dulu” ucapnya seraya memasuki ruang inap vip ini.


Aku tersenyum, bangga, terharu, juga senang rasanya bercampur dalam diriku saat ini. Melihat bagaimana seorang jeon wonwoo yang kini berubah begitu hangatnya.


“Kenapa menangis?” tanyanya menatap ku khawatir seraya mengusap pipiku yang entah kapan sudah basah karena air mata.


“Gapapa” ucapku.


“Makasih sayang, sudah menjaga bayi kita hingga kini sudah terlahir ke dunia” ucapnya menatapku hangat.


“sudah kewajibanku bukan?” tanyaku seraya mengelus surai hitamnya yang sedikit berantakan karena hembusan angin malam ini.


“makasih juga, sudah mau bertahan disisiku, bahkan ketika aku menyakitimu”ucapnya. Aku menggeleng.


“jangan menyalahkan diri sendiri, disini kita sama-sama salah. Kamu yang menerima status ini namun tidak dengan kewajibannya. Dan aku, yang tidak bisa meyakinkannya untuk perasaan ini, maafkan aku.” Ucapku seraya menunduk.


“hei, siapa bilang kamu berhasil sayang, makasih” ucapnya seraya mengelus bibirku pelan.


Kini kami larut dalam keheningan malam, saling menatap seakan-akan kita akan berpisah untuk waktu yang lama.


Tak lama dia merentangkan tangan nya, memintaku untuk masuk kedalam dekapannya mungkin?


“Kemarilah, aku tau kau membutuhkan pelukan ini” ucapnya, akupun berhamburan kedalam pelukannya.


Hangat.


Bahkan sangat-sangat hangat.


“makasih, sudah mau menjadi istri dan ibu bagi ana-anak ku” ucapnya seraya mengecup pucuk kepalaku.


“Aku janji, tak akan pernah melepasmu, aku sayang kamu” ucapnya seraya memelukku erat, dan kubalas dengan pelukan yang tak kalah erat.


Inilah awal dari kebahagiaan, semoga.





-fin-




Makasih yang udah mau baca dari awal sampai akhir🤗

Ditunggu masukannya.

Annyeong🙌

[I] Hug || Jww & Hjs ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang