7

138 17 0
                                    

‘Sehingga kita bisa tersenyum bersama'

-

-

-

Pening.

Itu hal pertama yang aku rasakan, mataku mengerjap beberapa kali menetralkan cahaya yang masuk melalui indra penglihatanku.

Hingga akhirnya aku bisa menemukan sosoknya disamping ku. Aku tersenyum. Dia sedang tertidur dengan keadaan duduk dan kepalanya yang bersandar di kasur tempatku berbaring.

“Joshua” panggil ku.

“Ooh...  Jisae?  Kapan kau bangun? Kenapa tak membangunkanku? “ tanyanya. Aku terkekeh geli melihatnya dengan mata merahnya.

“aku baru saja bangun, makasih” ucapku..
“eyy apa apa an kau ini, lagipula kau itu ngapain.. Malam malam ngendarain mobil sendiri dengan kecepatan diatas rata-rata udah tau salju malam ini tebal, mau bunuh diri?” tanya nya panjang lebar.

“Josh, kamu tahu? Bibir kamu udah kaya ibu ibu yang mengomel,, aish kau ini pria atau wanita sih?” ucapku terkekeh geli.

Dia tersenyum.

“syukurlah kamu tertawa kembali, aku rindu kamu yang dulu. Sebelum kamu menikah” ucapnya seraya menundukan kepalanya.

Sudah sekitar satu minggu berlalu, setelah kecelakaan itu akhirnya aku diperbolehkan pulang.

Sesampainya dirumah, karena hari ini hari minggu, aku melihat wonwoo tengah asik dengan laptopnya.

‘padahal ini hari libur' ujarku dalam hati.

“Eh, kamu udah pulang? Kenapa ga bilang? Aku bisa jemput kamu, padahal aku tadinya mau kesana” ujarnya.

“Ga papa kok jeon, aku tau kamu sibuk, bahkan dihari libur. Aku gak mau ngerepotin kamu” ujarku.“Kamu ngomong apa, kamu itu istri aku.”

Aku tersenyum.

Sekarang, dia sedang pada mode perhatian jika aku boleh meramal.

“Aku ke kamar dulu” ujarku. Tepat ketika aku ingin melangkahkan kakiku menuju kamar, tiba tiba wonwoo menahan tangan kiriku.

Hingga akhirnya berhasil membuat aku menghadap kearahnya.

“Aku ga suka liat kamu sama joshua” ujarnya.

Aku mematung.

Apa maksudnya? Bukankah dia sudah terbiasa melihat aku bersamanya?.

“maksudmu?” tanyaku. “aku tau kamu selalu berlari kearah joshua ketika kamu merasa sulit, dan.... “ dia menggantungkan kata katanya.

“Aku mau kamu percaya sama aku, agar kamu bisa merasakan kehadiranku, agar... Kita bisa menangis dan tertawa bersama” ujarnya

Aku menatap matanya lekat.

Bisakah, aku percaya padanya?

Entahlah, aku tidak tahu, aku terlalu malas untuk memikirkannya. Membuat kepalaku tambah pening saja.

“Aku akan berusaha percaya padamu jeon,  sebagai suamiku” Ujarku tersenyum sembari melepaskan tangan nya pada pundakku.

Jujur, dia membuatku luluh. Tapi, satu hal yang masih membuatku bingung. Apakah dia mulai mencintaiku? Itulah pikirku.

“tidurlah ini sudah malam, dan kau tidak mungkin menghabiskan waktu liburmu hanya untuk memainkan ponselmu itu, bukankah kau besok harus bekerja? “

[I] Hug || Jww & Hjs ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang