"Sas, menurut kamu laki-laki dan perempuan bisa bersahabat tanpa embel-embel?"
"Embel-embel gimana maksudnya?"
"Perasaan lebih. Cinta misalnya?"
"Bisa jadi bisa nggak."
"Contohnya?"
"Bisa jadi, karena hidupmu hanya berkutat pada orang itu saja. Sehingga rasa yg harusnya tak ada menjadi ada. Bisa nggak, karena kamu mampu membatasi. Membatasi semua rasa agar tidak berkembang. Karena ketika sahabat menjadi cinta, dan kita tidak bisa memiliki itu rasanya berkali-kali lebih sakit. Apalagi kalau putus, sulit untuk kembali ke awal karena akan canggung."
"Jadi bagaimana jika aku memiliki perasaan lebih padamu Sas?"Sastra diam. Pasalnya ini pertanyaan random kesekian dari Ganis. Sastra harus berhati-hati. Dia tak ingin salah langkah.
"Kalau begitu hilangkan."
"Caranya?"
"Aku nggak tahu Ganis, karena aku tidak pernah merasakannya. Aku tak pernah mencintai sahabatku sendiri. Tapi saranku jika kamu nggak kuat lepaskan dan jika kamu patah hati, maka seperti kataku tentang patah hati, pergi sejauh mungkin."
"Ah begitu ya.,"🌹🌹🌹
Hari ini Ganis berulang tahun. Sejak kakinya menginjak halaman kampus, sudah banyak ucapan bahkan kado yg diberikan. Membuat Ganis kesusahan.
"Sini, saya bantu."
Ganis menoleh.
"Ah terima kasih..."
"Gandhi."
"Terima kasih Gandhi, saya sangat butuh bantuan."
"Sama-sama. Apa kamu ada kelas hari ini?"
"Iya. Tapi aku bingung mau ditaruh kemana kado-kado ini?"
"Bagaimana kalau ditaruh diruangan saya?"
"Maaf, maksudnya?"
"Ah, sepertinya perkenalan kita belum tuntas. Saya Aritama Gandhi dosen Ekonomi Bisnis."
"Astaga! Maafkan saya pak, saya tidak tahu kalau bapak dosen disini? Maaf atas ketidaksopanan saya?" Ucap Ganis berkali-kali menunduk minta maaf.Gandhi tertawa renyah.
"Tak apa, karena kebetulan ini hari pertama saya mengajar."
"Oh begitu. Kalau begitu selamat datang pak Gandhi. Perkenalkan saya Rengganis biasa dipanggil Ganis."
"Terima kasih Ganis. Ah, selamat ulang tahun untukmu. Jadi mau titip diruangan saya?"
"Terima kasih pak. Ah tidak usah pak, biar saya bawa saja ke kelas."
"Yakin? Kamu terlihat kerepotan. Lagipula ruangan saya disana, cukup dekat dari kita berdiri. Kamu mahasiswi jurusan apa?"
"Saya jurusan kedokteran pak."
"Nah apalagi gedungnya cukup jauh dari sini. Sudah tak apa kamu bisa titipkan kado-kado ini diruangan saya."
"Apa tidak apa-apa pak? Sungguh, saya takut merepotkan?"
"Saya yg menawarkan, jelas saya tak keberatan. Mari?"
"Iya pak, terima kasih."Gandhi dan Ganis jalan beriringan. Semua orang melihat interaksi itu. Pasalnya itu sebuah hal yg langka, Ganis dapat berbicara luwes bersama orang baru. Ganis memang ramah, tapi tak seluwes jika berbicara pada Sastra. Tapi dengan Gandhi yg notabene orang baru Ganis bahkan tersenyum, senyum yg sama saat bersama Sastra.
Yuhuuu..
Selamat ulang tahun Ganis 🎉🎉🎉
KAMU SEDANG MEMBACA
JOGJA ITU... ✔️
Cerita PendekPernah kalian bertanya pertanyaan random namun sebenarnya itu adalah pertanyaan yg mewakili isi hati kalian? Rengganis dan Sastra. Dua sahabat yg suka sekali saling bertanya pertanyaan random. Namun siapa sangka dari pertanyaan random itu mengubah s...