ENAM

87 6 1
                                    

Hari berganti bulan. Sejak saat perayaan ulang tahun Ganis, Sastra berubah. Dia lebih sering kontak fisik kepada Ganis. Mulai dari bergandengan, berpelukan, hingga Sastra mencium kening Ganis saat Ganis turun dari mobil Sastra. Tak lama, namun berkesan menurut Ganis. Menambah rumor jika mereka memutuskan menjadi pasangan kekasih. Bahkan saat ada yg bertanya mereka tak berkata iya atau tidak. Namun senyum, senyum yg memiliki bermacam arti.

"Sas, hari ini kelas kita bareng kan?"
"Iya Ganis, kenapa memangnya?"
"Hmm aku bisa minta tolong tidak, mengantarku membeli kado?"
"Siap tuan putri. Memang untuk siapa?"
"Untuk seorang teman Sas."
"Baik kalau begitu. Sekarang kita masuk yuk?"

Sastra langsung menggandeng Ganis.

Di mall.
Ganis dan Sastra bergandengan. Banyak yg menoleh kepada mereka. Pasangan serasi, cantik dan tampan. Mereka memasuki toko yg menjual aksesoris. Ganis menuju ketempat menjual bando. Ganis sibuk memilih, sedangkan Sastra mengekor.

"Sastra?"

Keduanya kompak menoleh. Ganis dengan wajah bingung, Sastra dengan wajah pucat.

HAP!

Ganis terkejut. Karena dia tak mengenal gadis yg memeluk Sastra sambil menangis ini. Ganis mendadak mundur. Hatinya bagai dihantam balok. Sastra tak menyadari jika Ganis sudah tak disana. Sastra masih sibuk mengatur detak jantungnya.

"Ka-kamu?"
"Iya Sas, ini aku Kamila. Aku rindu Sas, aku rindu." Ucapnya lirih.

Sastra perlahan mengangkat tangannya, membalas pelukan Kamila. Ya dia Kamila, cinta pertama Sastra yg pergi meninggalkannya. Tak bisa dibohongi, Sastra pun merindu.

Sastra lalu mendorong pelan tubuh Kamila. Mengusap pelan air matanya. Merapikan anak rambut yg berantakan. Lalu mengusap pipi Kamila dengan sayang. Ya, perasaan itu belum sepenuhnya hilang walaupun sejak 3 tahun lalu. Sastra memapah tubuh Kamila duduk disudut toko tersebut.

"Kamu apa kabar Mila?"
"Aku baik Sas. Kamu?"
"Aku baik, seperti yg kamu lihat."
"Kamu disini sekarang? Bukannya kamu pindah? Kenapa kembali?"
"Aku mencarimu Sas. Ada banyak hal yg harus aku jelaskan sama kamu. Jujur, aku berharap kita bisa kembali seperti dulu Sas. Maaf jika aku egois. Aku menyesal meninggalkanmu dulu Sas."

Kemudian mengalirlah sebuah kisah kelam Kamila. Kisah dimana setelah lulus SMA, Kamila dijodohkan karena orang tuanya memiliki banyak hutang. Membuat Kamila sebagai jaminan atas hutang tersebut kepada sang tuan tanah. Kamila setuju. Namun hidupnya miris. Sang tuan tanah sering melakukan kekerasan kepada Kamila. Kamila yg tak tahan, memilih kabur. Dia tak peduli dengan segala hutang keluarganya. Dia tak ingin mati sia-sia ditangan sang tuan tanah.

Sastra yg mendengar membuat hatinya terluka. Sastra bodoh karena tak mencari tahu sebelumnya, hanya memakan mentah-mentah info yg dia dapat. Sastra memeluk Kamila erat, seolah tak ingin melepaskan Kamila. Dalam pelukannya Kamila tersenyum.















Wadaww ada bau-bau hangus gak?
Soalnya ada yg kebakar cemburu 🤭

JOGJA ITU... ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang