Keesokan harinya.
Ganis sedang duduk santai di taman belakang sambil meminum segelas kopi. Dia lelah. Bahkan baju operasinya masih belum dilepas. Maklum saja operasi 6 jam membuatnya cukup menguras tenaga. Ganis pun mengikat rambutnya tinggi-tinggi."Kamu hebat tadi diruang operasi, cekatan."
"Eh?"
"Capek?"
"Ya lumayan sih?"
"Sini?"Sastra langsung menarik kaki Ganis dan menumpukan kakinya di pahanya.
"Eh Sas? Jangan! Jangan! Aku nggak apa-apa." Ucapnya sambil menurunkan kakinya.
"Udah kamu diem aja, aku tahu kamu kecapekan Ganis. Berdiri 6jam bukan perkara mudah."
"Iya tapi nggak enak Sas kalau ada yg lihat!"
"Ah biasanya dulu juga biasa aja."
"Itu dulu Sastra!" Tegas Ganis.Tangan Sastra mengambang di udara saat mendengar ucapan Ganis yg tegas. Ganis pun segera menurunkan kakinya. Dia segera beranjak, namun Sastra menahannya. Ganis sadar Sastra butuh penjelasan setelah pertemuan antara Gandhi dan juga Kenzie. Ganis pun duduk kembali.
"Apa yg mau kamu dengar Sas?"
"Semuanya Ganis. Pak Gandhi, Ken? Siapa mereka dan apa hubungannya denganmu?"
"Panjang ceritanya."
"Aku punya cukup mendengarkan ceritamu Ganis."Hari dimana mereka menyelesaikan semua beban, dimana Ganis pamit untuk pergi. Ganis melanjutkan hidupnya. Dia di Jogja, tinggal bersama Gayatri adik Gandhi. Gayatri senang mendapatkan teman selama dia di Jogja.
Setahun kemudian Gandhi menyusul dan menjadi dosen ditempat Ganis dan Gayatri menimba ilmu. Dari sana Gandhi terus mendekati Ganis. Karena sejatinya Gandhi jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Ganis.
"Sebenarnya aku sudah merasa sejak lama jika pak dosen itu menaruh perasaan lebih padamu Ganis. Lalu?"
Ganis pun bercerita jika melupakan kesakitannya membutuhkan waktu yg lama. Tangis tak pernah lepas. Bahkan Ganis pernah demam dan tanpa sadar menyebut nama Sastra. Disana Gandhi tak pernah berhenti untuk mendampingi Ganis dan membimbingnya.
"Jadi? Kalian?" Ucapnya berhati-hati.
"Kalau kamu berpikir kami sudah menikah, ya kamu benar Sas. Lalu anak kecil yg memanggilku mami adalah anak pertama kami."
"Benar dugaanku, Ken begitu mirip denganmu Ganis. Selamat ya?" Ada nada sedih disana.
"Terima kasih. Bagaimana denganmu dan Kamila? Anakmu laki-laki atau perempuan?"
"Kami.. Kami sudah berakhir Ganis."
"Maksudmu?"
"Setelah Ibu dan ayah mengusir ku dan semua fasilitas ku dicabut. Aku dan Mila hidup berdua dikontrakan sederhana. Namun lama-lama Mila mulai berulah. Awalnya aku biasa saja, mungkin karena hormon kehamilan dan ngidam makanya dia meminta yg aneh-aneh. Namun makin lama aku curiga saat menginjak usia kandungannya 5 bulan. Perut Mila besar layaknya usia kandungan 8bulan, ditambah setiap aku ingin mengantarnya kerumah sakit dia selalu menolak. Diam-diam aku membuntutinya. Ternyata dia pasien dr. Erni dosen kita dulu. Aku pura-pura bertanya soal kesehatan anakku dengan alasan ibunya selalu mengatakan dia baik-baik saja, sebagai ayah yg baik aku bertanya soal kehamilan Mila. Mungkin feeling seorang ibu memang benar-benar kuat, dia orang pertama yg menentangku dan bilang kalau Mila perempuan tidak baik. Dan ibu benar Ganis.Dr. Erni bilang kalau usia kandungan Mila itu sudah 8 bulan. Jelas sekali anak yg dikandung Mila bukan anakku. Saat dia mengaku hamil ternyata usia kandungannya sudah masuk 3 bulan. Mila akhirnya mengaku kalau dia dihamili kekasihnya dan kekasihnya kabur entah kemana. Makanya dia kembali dan mencariku dan membuatku sebagai tameng didepan orang tuanya. Bahkan aku sampai dipukul oleh ayah Mila karena aku dianggap merusak anaknya Ganis. Dia menjebakku. Pantas saja saat malam dimana dia berpura-pura menangis seperti habis diperkosa, paginya aku membersihkan kasur dan tidak ada bercak darah disana dan pagi itu aku mendengar dia sedang muntah, namun Mila mengaku masuk angin. Aku tidak memikirkan hal itu karena aku panik." Ucapnya sarat emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
JOGJA ITU... ✔️
NouvellesPernah kalian bertanya pertanyaan random namun sebenarnya itu adalah pertanyaan yg mewakili isi hati kalian? Rengganis dan Sastra. Dua sahabat yg suka sekali saling bertanya pertanyaan random. Namun siapa sangka dari pertanyaan random itu mengubah s...