Sastra semakin stres dengan tingkah Ganis yg menolaknya. Dia uring-uringan. Maka sekarang disinilah dia. Di sebuah bar bersama Kamila. Sastra terus menenggak minuman beralkohol itu. Entah sudah berapa gelas dihabiskan membuatnya mabuk."Ganis kamu kenapa? Aku sakit kamu tolak begitu. Aku sayang sama kamu Ganis. Kenapa kamu nggak tahu? Aha, iyalah kamu nggak tahu kan aku nggak bilang hahahahaha bego ya?" Racau Sastra.
"Sas kita pulang yuk? Kamu sudah mabuk Sas."
"Eh Ganis, kamu kok disini? Gadisku selalu saja cantik, bahkan seluruh penghuni kampus mengakuinya. Kamu tahu Ganis, aku itu sering banget dapat ancaman dari senior-senior. Katanya aku suruh jauhin kamu. Enak aja? Kamu tahu Ganis aku bilang apa? Aku bilang gini : Ganis itu gadisku dan hanya milikku! Hebat kan aku?"
"Sas udah yuk? Pulang ya?"Kamila langsung mencoba membopong tubuh Sastra yg berat, ditambah jalannya sempoyongan.
"Kamu wangi banget sih Ganis? Aku suka."
Sastra terus mengendus leher Kamila. Kamila begitu kesusahan ditambah perlakuan Sastra yg membuat tubuhnya merinding. Kamila dengan hati-hati membawa Sastra masuk mobil. Sastra tiba-tiba tertidur, namun mulutnya meracau memanggil nama Ganis.
Kamila mengemudikan mobil Sastra, dan membawanya ke kost Kamila. Lagi-lagi Kamila kesusahan membawa Sastra ke kamar Kamila yg berada dilantai 2.🌹🌹🌹
Sastra bangun dengan keadaan yg sangat pusing. Dia memijit pelipisnya. Rasanya kepalanya mau pecah. Dia mencoba untuk duduk sekedar meregangkan ototnya yg terasa kaku. Namun dia merasa sesuatu yg aneh. Dia melihat tubuhnya yg terekspose pada bagian dadanya. Sastra melihat sekeliling. Dia mengernyit. Pasalnya kamar Sastra tak berwarna putih, kamarnya berwarna abu-abu.
Lalu Sastra mendengar suara lenguhan. Sontak Sastra menoleh. Seseorang membelakanginya. Rambutnya tergerai, dan bahunya terekspose. Sastra terbelalak saat perempuan itu membalikkan tubuhnya. Sastra mengecek bagian bawah. Dia terkejut. Tidak! Tidak! Ini nggak mungkin! Nggak mungkin aku melakukan dengan Kamila! AARRGHHH!
Kamila terbangun karena suara teriakan. Dia juga terkejut. Dia pun memeriksa tubuhnya. Kamila menangis. Dia meringkuk. Sastra pun yg masih terkejut memilih diam saja. Dia sudah melakukan kesalahan. Namun nyatanya sekeras apapun dia mencoba mengingat kejadian semalam tapi Sastra tak menemukan ingatan apapun. Semua gara-gara alkohol!
Pelan-pelan Sastra mendekat ke tubuh Kamila yg setengah telanjang. Dia memeluknya untuk memberi ketenangan, namun nyatanya Sastra juga dalam keadaan tidak tenang.
"Sstt.. Aku akan tanggung jawab Mila. Kamu tenang saja ya?"
"Kamu janji Sas?"
"Iya aku janji. Sekarang kamu tenang ya? Kamu ganti baju dulu ya, terus kita cari makan dulu."Kamila hanya mengangguk. Setelah Kamila menghilang dibalik kamar mandi, Sastra mengacak rambutnya frustasi. Dia harus bicara apa dengan kedua orangtuanya atau dengan Ganis. Astaga masalah Ganis belum selesai, sekarang masalah dengan Kamila.
Sastra pun segera menggunakan bajunya dan membereskan kasur Kamila yg berantakan. Saat membereskan kamar mandi, Sastra mendengar suara dari kamar mandi Kamila.
HOEKK!
"Mila kamu kenapa?"
"Aku masuk angin Sas, semalam aku lupa nggak makan."
"Ya sudah, biar aku pesan makan aja ya Mila. Kita nggak usah keluar."
"Terima kasih Sas."Mila bahagia tuh saat Sastra akan bertanggung jawab..
KAMU SEDANG MEMBACA
JOGJA ITU... ✔️
Kort verhaalPernah kalian bertanya pertanyaan random namun sebenarnya itu adalah pertanyaan yg mewakili isi hati kalian? Rengganis dan Sastra. Dua sahabat yg suka sekali saling bertanya pertanyaan random. Namun siapa sangka dari pertanyaan random itu mengubah s...