Felicia merasa moodnya buruk seharian ini, bagaimana bisa ia kehilangan semangatnya saat bekerja dan memikirkan Xander tanpa henti? Entah apa yang sudah merasuki pikirannya hingga ia menginginkan Xander ada di sampingnya, memeluk tubuhnya tanpa berniat untuk melepasnya. Well, pria itu memang sudah melakukannya tadi tetapi ia meronta-ronta sembari berteriak meminta di lepaskan dengan alasan hari sudah siang dan harus segera pergi bekerja.
Waktu baru menunjukkan pukul empat sore sedangkan seluruh karyawan akan pulang pada pukul lima sore tetapi Felicia sudah membereskan mejanya terlebih dulu setelah mendapatkan satu pesan yang masuk, setelah selesai ia pamit pada Mila yang menggeleng kepala melihat tingkah laku Felicia yang tidak seperti biasanya.
"Katakan padaku lebih dulu kau ingin pergi kemana?" sergah Mila seraya mencekal pergelangan tangan Felicia hingga langkah wanita itu terhenti.
Felicia tersenyum. "Pulang. Seseorang sudah menungguku."
Satu alis Mila terangkat ke atas. "Xander?"
Felicia menggosok pipinya menggunakan kedua telapak tangannya dengan senyum yang belum memudar. "Satu kotak pizza untukmu, darling," balas Felicia lalu ia kembali melanjutkan langkahnya masuk ke dalam lift.
Masih dengan senyum yang mengembang ia mengetik sesuatu di atas layar ponselnya.
Felicia : Aku akan mengirim dua kotak pizza untukmu dan Evelina nanti malam.
Ting!
Mila : Aku akan menunggunya. Selamat berkencan.
Felicia menaruh kembali ponsel yang di berikan oleh Xander ke dalam tasnya. Di dalam perjalanan Felicia tak henti-hentinya untuk menggigit bibir bawahnya seraya memikirkan apa saja yang akan ia dan Xander lakukan di mansion mengingat hanya ia berdua saja yang ada di mansion megah dan besar milik Lucas. Ia mengetahui berita tentang Lucas dan Sandra yang pergi ke Paris dari Xander siang tadi.
Ting! Ponsel Felicia kembali berbunyi dan dengan segera ia mengambilnya. Nama Xander tertera jelas di layar ponselnya.
Jangan naik taxi. Aku tidak mengizinkanmu untuk satu mobil bersama pria lain.
Kening Felicia berkerut membaca pesan dari Xander yang baru saja masuk. Pria itu seakan-akan tahu kegiatannya saat ini dan membututinya.
Aku juga tahu apa yang ada di pikiranmu saat ini, Sayang. Putar kepalamu ke kanan lalu kau akan melihat pangeran tampanmu sedang menunggumu disini.
Felicia mengikuti arahan Xander dan benar saja! Di jarak lima belas meter dari tempatnya berdiri, ia menemukan pria itu tengah menyenderkan punggungnya di pintu kemudi. Saat Xander melepaskan kaca mata hitamnya lalu menoleh ke arahnya baru Felicia melangkah mendekati Xander dengan debaran di dadanya yang mulai menggila. Felicia sama sekali tidak menyangka jika Xander akan menjemputnya dengan cara seperti ini.
"Kau tahu sudah berapa lama aku menunggumu di sini?" tanya Xander menatap Felicia begitu dalam.
Felicia menarik kuat napasnya merasa lemah karena tatapan Xander serta cara berpakaian Xander yang berbeda. Pria itu memakai kaus polos berwarna hitam celana jeans berwarna putih yang sobek di bagian lutut ditambah rambut tebal berwarna hitam kecokelatan yang di sisir rapih ke belakang, tak lupa aroma khas yang membuat wanita manapun menginginkan tubuhnya di peluk erat oleh Xander.
Felicia melepaskan gigitan bibir bawahnya hingga menimbulkan bunyi decakan kecil. "Berapa lama?"
Xander meraih pipi Felicia dan mengusapnya dengan gerakan sensual. "Satu menit. Aku baru mengirimimu satu pesan dan di beberapa detik kemudian aku mendapatimu keluar dari perusahaan dengan wajah yang berbinar. Kau sudah sangat merindukanku, hm?" suara serak Xander menyentakkan tubuh Felicia.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Prince ✓ [#2 JEFFREY]
Romance[SUDAH TERBIT] RE-UPLOAD Sequel dari Me and Mr Billionaire • Alexander Zachary Jeffrey. Pemuda tampan berusia 23 tahun yang terlahir dari keluarga Jeffrey dan menjadi seorang penerus dari perusahaan Stanley Incorporation. Wajah yang tampan, kaya...