Haloha! Xander balik lagi😆
Dan oh ya, aku mau ngasih tau kalo Xander bakal update seminggu sekali karena kesibukan aku di real life😋 wkwkwk
Aku update lama jg sambil mantau ada berapa sih sider yang baca cerita aku wkwkwk. Jadi, jangan coba-coba sider ya:( aku butuh saran kalian buat ngeperbaikin kalimat yg ngerasa ganjel:))))
Ok itu aja. Hope u like it bebe!❤️
•••
Felicia duduk di kursi kerjanya sambil menatap layar komputernya dengan pandangan kosong, pikirannya masih dan terus tertuju pada sebuah mimpi yang baru saja ia alami. Ia masih tak menyangka jika ia akan memimpikan seorang pria yang tak ia kenali dan bahkan sangat berpengaruh untuknya apalagi ketika mengingat sentuhan pria itu pada tiap titik wajahnya meskipun hanya di dalam mimpi tapi Felicia merasakan sentuhan itu secara nyata. Felicia menghela napasnya dan menekan mouse sebelah kanannya untuk membuka laporan kerjaannya yang belum ia selesaikan kemarin, moodnya berubah buruk karena lagi-lagi ia mengingat mimpi menyebalkan itu.
"Kau terus melamun sejak tadi, ada apa?" tanya seorang wanita yang duduk di sebelah meja kerjanya. Kamila Merit, wanita dengan rambut cokelatnya yang bergelombang sedang menatap Felicia.
Felicia menoleh kemudian ia memundurkan kursinya hingga ia dan Mila berhadapan, karena setiap meja kerja ada pembatasnya. Kepala Felicia menggeleng ketika teringat pertanyaan yang dilontarkan oleh Mila untuknya, ia tersenyum kemudian mendorong tubuhnya sendiri hingga kursinya berputar.
"Aku tidak apa-apa. Mungkin hanya butuh waktu liburan." balas Felicia sembari tersenyum.
"Benarkah?" tanya Mila lagi dengan raut wajah yang tak percaya.
Felicia mengangguk sambil menggembungkan kedua pipinya, ia terlihat seperti anak kecil ditambah mata birunya yang di lebarkan. "Hum! Mungkin memang seharusnya aku refreshing ketika kantor ini libur nanti."
"Ya pergilah! Kau terlihat sumpek disini." goda Mila sambil tertawa namun tawanya terhenti ketika ia melihat seorang pria paruh baya yang melewati ruangan mereka dengan mata birunya yang tajam.
Uh! Meskipun umur pria itu sudah tidak bisa dikatakan muda lagi, tapi pesona sang pemilik Jeffrey Corporation tidak pernah hilang sampai detik ini.
Felicia, Mila, maupun karyawan lainnya yang berada di ruangan itu terperangah ketika bossnya lewat dengan tatapan yang lurus ke depan. Pria paruh baya itu masih tetap tampan, jika saja Mr. Jeffrey belum menikah dan belum memiliki anak Felicia bersedia untuk jadi isterinya meskipun jarak umurnya dengan atasannya sangat jauh.
Dahi Felicia berkerut ketika ia menyadari batinnya berkata yang memalukan. Ia mengetuk kepalanya dengan kepalan tangannya beberapa kali, bermaksud untuk tidak berpikiran yang macam-macam.
"Kau tahu? Jika saja Mr. Jeffrey belum menikah dan punya anak, aku bersedia menjadi isterinya. Dia masih tetap tampan diumurnya yang sudah masuk ke lima puluh." ucap Mila masih menatap punggung Lucas yang masih ada dalam pandangannya.
Felicia mengeluarkan napas lega, ternyata bukan hanya ia saja yang berpikiran macam-macam tentang Lucas. Yah... Memangnya siapa wanita yang tidak ingin di nikahi dengan seorang Jeffrey? Pria yang sudah mencabangi perusahaan Jeffrey Corporation yang di dirikan di Netherlands dan sudah memiliki club yang ditempatkan di puluhan negara membuat pangkat Lucas menaik.
"Hati-hati dengan ucapanmu, Mila. Bisa saja Mrs. Jeffrey berada disini." kata Felicia menakut-nakuti Mila.
Mila mencemberutkan bibirnya dengan kedua tangannya yang bersedekap. Ia menatap Felicia dengan kesal. "Jangan seperti itu. Lagi pula Mr. Jeffrey tidak akan mau denganku, dia hanya mencintai Mrs. Jeffrey."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Prince ✓ [#2 JEFFREY]
Romance[SUDAH TERBIT] RE-UPLOAD Sequel dari Me and Mr Billionaire • Alexander Zachary Jeffrey. Pemuda tampan berusia 23 tahun yang terlahir dari keluarga Jeffrey dan menjadi seorang penerus dari perusahaan Stanley Incorporation. Wajah yang tampan, kaya...