Part 22

2.4K 161 18
                                    










"Appa kita akan pindah?" Tanya Jihoon saat melihat ayahnya memasukan beberapa pakiannya kedalam koper.
Jungkook mengehentikan aktivatasnya menarik Jihoon kedalam pelukannya, mengecup pucuk kepala Jihoon,Jungkook benar benar berubah. Setelah Arrin meninggal Jungkook menjadi ayah yang benar benar bertanggung jawab.

Jika sebelumnya Jungkook selalu mengabaikan keberadaan Jihoon namun sekarang semuanya berubah, Jungkook hanya memiliki Jihoon. Jadi pria itu benar benar mengubah sifatnya

"Jihoon-ahh bagaimana kalau kita pindah dan tinggal di busan agar lebih dekat dengan ibumu?" Tanya Junkook

"Eomma?" Jungkook menganggukan kepalanya

"Eohh.. kita bisa mengunjungi ibumu terus."

"Di busan juga ada halmeoni dan harabeoji yang bisa menjagamu jika appa pergi bekerja" tawar Jungkook kepada putranya

Jungkook ingin melanjutkan perusahaan keluarganya yang ada di busan. Beberapa hari yang lalu ayahnya menghubunginya untuk melanjutkan perusahaan pusat yang ada di busan, dan Jungkook hanya ingin ketenangan untuknya, di seoul terlalu berat baginya, banyak sekali kenangannya jadi Jungkook ingin menghapus, setidaknya sedikit kenangannya. Jungkook ingin menghapusnya.

Mengenai orangtuanya Jungkook sudah dimaafkan oleh ayahnya, tuan Jeon melihat Jungkook yang sudah mulai berubah, jadi apa salahnya? Toh anak sendiri. Pun Arrin. Wanita itu dimakamkan di busan jadi Jungkook ingin pindah ke busan agar dia dan putranya bisa mengunjungi Arrin terus, dan alasan apalagi?  Pria itu begitu ingin pindah ke busan, bahkan terbilang sangat terburu buru

"Baiklah aku ikut saja kemanapun appa pergi" jawab Jihoon pada akhirnya setelah berpikir lama.

Jihoon hanya memiliki Jungkook, dan Jungkook juga sama hanya memiliki Jihoon, anak itu begitu senang saat ayahnya berubah, lebih mementingkan dirinya. Itulah yang Jihoon harapkan dari dulu, selalu di perhatikan oleh ayahnya sendiri.

"Terimakasih jagoan kecil" Jungkook mengapit hidung Jihoon dengan ibu jari dan jari telunjuknya, mecubit hidung Jihoon gemas.

"Appa nanti aku tidak akan keren lagi jika appa selalu mencubit hidungku"

"Apa hubungannya dengan mencubit hidungmu?" Tanya Jungkook. Aneh saja menurutnya.

"Appa jika nanti orang lain melihat appa seperti ini mereka akan berpikir jika aku tidak keren appa" astaga Jungkook sampai tertawa keras melihat anaknya, lucu sekali menurutnya.

"Appa!!" Jihoon kesal dengan Jungkook, tapi teteap saja itu lucu menurut Jungkook, ternyata menjahili Jihoon begitu menyenangkan saat Jihoon menjadi kesal dengan apa yang dilakukan Jungkook

"Jihoon tidur saja" baiklah Jungkook mengalah dan berhenti tertawa. Jihoon mengancam Jungkook dan itu berhasil.

Jungkook mengangkat Jihoon, menggendong anaknya itu bahkan memberika beberapa kecupan manis kepada putranya itu

"Terimakasih sayang sudah bersama appa selama ini, appa akan melakukan yang terbaik untukmu, tapi berjanjilah kau tidak akan meninggalkan appa"

"Hanya kau Jihoon-ahh. Hanya kau yang appa miliki sekarang" ucap Jungkook, dan setelah mengatakan itu Jungkook menangis, dulu dia terlalu sering menyakiti istrinyaa.






















Sesuai dengan ucapannya kemarin hari ini Jungkook dan juga Jihoon akan pindah dan tinggal di busan. Jungkook sudah mengurus surat perpindahan Jihoon agar nanti putranya bisa melanjutkan pendidikannya di busan. Maka hari ini pagi pagi sekali Jungkook sudah bangun dari tidurnya,lanjut menyiapkan sarapan untuk mereka. Setelah selesai menyiapkan sarapan Jungkook beralih membangunkan Jihoon

Kim Harru (JJK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang