"BAB. XI"

308 59 6
                                    

"Nona Kim?" Jongin muncul tiba-tiba menanggapi situasi itu dengan raut bingung.

"Pak Kim sudah datang," Sejeong menyapanya.

"Eung, Sehun menyuruhku datang dan... Apa yang terjadi disini?" Tanya Jongin melihat Sejeong menangis.

Suho ikut berdiri, "Soojung sudah dipindahkan keruangan biasa, kalian sudah bisa menjengguknya" dia lalu pergi begitu saja.

"Nona Kim?" Jongin menjentikkan jarinya di depan wajah wanita yang hanyut dalam emosi dan lamunannya itu.

"Eoh? Kak Jongin, aku akan menyusul Sehun. Kakak nggak keberatan menjenguk kakakku sendiri.

Pria yang masih bingung itu menganggukkan kepalanya, lalu mereka mengambil arah berlawanan.

Jongin mengetuk pintu didepannya, lalu membukanya canggung. Soojung yang sudah sadar 3 jam setelah keluar dari ruang UGD itu dengan tenang menyantap makanannya.

Dia berdecak, "ough~ aku paling benci makanan rumah sakit" gerutunya.

Jongin meletakkan makanan yang dia bawa, Soojung meliriknya sebentar. "Oh? Pak Kim, apa kau datang menjenguk?" Dia sedikit terkejut, tiba-tiba bosnya itu berdiri sambil tersenyum lebar seraya mengangguk. Dia lalu meletakkan bunga yang dia bawa di meja sembari memperhatikan ruangan pasien yang mewah itu.

"Wassaah~ Jung Soojung, Karyawanku bisa menempati ruangan VIP di rumah sakit SM?" Ledeknya.

Soojung terkekeh Sombong, "aku tak tahu kebaikan apa yang kulakukan dikehidupan sebelumnya sampai seberuntung ini"

"Beruntung? Eyy~ apa ini keberuntungan seorang mantan dari salah satu kepala dokter disini atau keberuntungan adikmu yang memacari anak dari pemilik rumah sakit ini?" Jongin meledeknya.

Soojung tak merasa hal itu lucu, dia mengingat kilas balik apa yang terjadi ketika dia harus berhadapan dengan orang yang memberinya keberuntungan itu.

Flashback on.

Beberapa menit setelah Soojung sadar, Suho masuk untuk memeriksanya. Bahkan dia bisa mengenali pria itu dibalik seragam operasi yang belum dia lepas dan masker yang menutupi sebagian wajahnya. Soojung memalingkan wajahnya, Suho hanya memeriksa cairan infus Soojung lalu berdiri memandanginya.

"Apa aku terlihat menyedihkan?" Tebak Soojung yang mengerti tatapan kasihan itu.

"Eung~" jawab Suho.

"Kenapa kau seperti ini?" Tanya Suho balik.

"Seharusnya kau lebih tahu kenapa aku seperti ini?" Jawab Soojung menoleh menatapnya.

"Soojung'ssi, kau tak perlu melukai dirimu seperti ini. Jika kau sangat benci padaku, kau bisa mendatangiku. Memukul dan membunuhku, aku tak masalah"

Soojung merasa geram, dia menggigit bibirnya lalu kembali memalingkan wajahnya.

"Tunggulah sebentar lagi dan kita bisa memulai lagi dari awal eung, tapi sampai saat itu tetaplah hidup"

"Tidak Suho'ssi, tak ada awal lagi untuk kita berdua" Soojung berusaha bangun. Dia duduk menatap pria itu serius, "sejak kembali ke seoul, aku sudah berusaha menghindari kemungkinan untuk bertemu denganmu. Sekalipun aku tahu cepat atau lambat kita akan sering berinteraksi karena adikkku dan adikmu berpacaran. Jadi, tolong tetap diam dan urus dirimu sendiri. Jangan pernah menemuiku apapun alasannya jangan pernah. Aku hampir gila karena harus menerima bahwa kau telah meninggalkanku 2 tahun yang lalu. Jadi, tolong kerja samalah. Jangan mengusik kehidupanku dan melakukan hal seperti ini, aku lebih baik mati daripada ditolong olehmu" Soojung menangkupkan tangannya.

"Krystal, kumohon" Suho menekankan suaranya yang bergetar sembari mengenggam dua tangan itu.

Soojung menepis tangannya, "bisakah anda keluar? Aku ingin istirahat"

"Rewrite" (The End)✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang