Seoul Anglican Cathedral, 12042023
Suara tepuk tangan sangat meriah terdengar dari dalam, menandakan 2 insan sudah menyelesaikan segala ritual pernikahan mereka.
Seorang wanita masih berdiri awet didepan pintu besar gereja itu, dia mengenakan dress hitam dan sebuah bunga mawar berwarna merah darah awet dalam genggamannya. Dia memandang lekat foto prewedding yang dicetak besar dan terpajang di samping pintu masuk itu. Selang beberapa menit, pintu terbuka. Dia para tamu beriringan keluar, berbaris menunggu kedua mempelai menjamu mereka. Wanita itu masih awet berdiri di tengah, tatapannya jadi sendu saat matanya menangkap sosok pria yang sudah dia cintai selama 10 tahun lamanya. Pria itu kini tertawa bahagia sembari mengelus tangan wanita dengan gaun pengantin putih nan mewah merangkulnya.
Bulir bening kian deras, sembari menepuk dadanya yang sesak. Pria itu perlahan mendekat, tiba-tiba tubuh wanita itu menjadi transparan saat seorang pria entah dari mana tiba-tiba datang lalu mencengkram kerah baju sang mempelai pria.Wanita itu terkejut lalu menyingkir, memperhatikan tubuhnya yang tembus pandang. Pantas saja tak ada yang menegurnya disaat dia menghalangi jalan, dia tampak linglung dan terkejut.
"Apa yang kau lakukan hah?" Dia menepis tangan pria yang raut wajahnya menggambarkan kesedihan dan juga kemarahan. Penampilannya yang berantakan, tubuhnya yang basah bukan karena peluh keringat.
"Apa yang terjadi denganmu, bukannya mengucapkan selamat. Ah tidak, harusnya aku menerima permintaan maaf. Ada apa denganmu hah? Dan penampilanmu kenapa kau kacau sekali?" Tuturnya lagi sembari memandangi tiap senti tubuh pria yang menatapnya penuh kemarahan.
Pria itu tertawa,
Hahaha~
Lalu bertepuk tangan. "Ah, saya lupa. Seharusnya saya harus memberikan kalian selamat. Selamat untuk sahabatku dan istrinya, semoga pernikahan kalian awet dan bahagia"
Namun, ucapan itu sama sekali tak membuat kedua mempelai senang, mereka berdua saling menatap satu sama lain. Bingung dengan sikap pria yang seharusnya menjadi pendamping dari si mempelai pria, namun bukan hanya datang terlambat. Pria itu malah datang dalam keadaan yang memperihatinkan.Pria itu lalu melangkah mundur, membalikkan badannya tepat berhadapan dengan arwah wanita tadi. Dia hanya menatap udara kosong di depannya, namun berbeda dengan wanita yang menatapnya. Mereka berdua sama-sama menangis,
"Tunggu sebentar, sebenarnya apa yang terjadi? Kau mau kemana? Pestanya belum dimulai, hari ini juga ulangtahunmu. Kau belum tiup lilinkan? Aku sudah menyiapkan kue kesukaanmu,"
"CUKUP, hentikan omong kosongmu itu" teriaknya sembari berbalik menunjuk tepat wajah Chanyeol, dia lalu mengepal tangannya. Menahan dirinya sendiri untuk menyakiti pria berwajah bingung nan polos itu
"Ck, kau ini kenapa hah?" Pria itu lalu mencengkram lengan atas sahabatnya lalu mengguncang tubuh yang hampir kehilangan akal karena dilahap oleh kesedihan.
"Apa yang harus kulakukan? Apa aku harus bahagia karena pernikahan sahabatku, merayakan ulangtahunku dengan suka cita atau memperingati kematian sahabatku yang lain? Bukan, dia adalah wanita yang sangat kucintai"
"Hahahaha~ tidak, seharusnya saat itu aku tak mengajaknya berteman. Jika saja aku tak mengalah padamu dan jika saja..." Sehun benar-benar sudah kehilangan akalnya.
Tangisan Sejeong terjeda, dia sama terkejutnya dengan Chanyeol namun dengan fakta yang berbeda.
"Ti...tidak mungkin, bagaimana bisa kau menyukaiku? Selama ini kau ataupun aku hanya..." Sejeong kini dapat mengingat semua sikap Sehun padanya, karena cinta butanya pada Chanyeol. Dia lupa, perjalanan cinta sepihaknya selama 10 tahun kemarin selalu ada Sehun disisinya. Pria yang juga mendapatkan luka yang sama besar dengan lukanya.
Tangan Chanyeol yang bertengger itu lalu jatuh tanpa tenaga, "apa maksudmu? Kematian siapa yang harus kau peringati? Omong kosong apa yang sedang kau...." Chanyeol sudah menduga-duga, namun dia tak bisa menerima dugaannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Rewrite" (The End)✓✓
أدب الهواةDear Kim Sejeong, Lumba-lumba manisku, Kau tahu, aku menginginkanmu. Harapku itu bukanlah rahasia yang ingin kusembunyikan lagi. Semua yang terjadi antara kita, bukan tidak direncanakan. Kemudian, takdir menarikmu sangat jauh hingga tak terjangkau o...