"BAB. IX"

336 66 5
                                    

Seorang pria yang sedari tadi memperhatikannya, ikut berjongkok didepannya. Dia menatap binar wanita itu, "Krystal" panggilnya.

Soojung mengangkat kepalanya, dia terpaku menatapnya lalu tersenyum. "akhirnya kau datang juga"

"Hm, aku sudah datang" jawab Suho.

"Cih, kau sudah terlambat. Aku sudah melupakanmu," tutur Soojung.

"Aku ingin mengatakan ini saat pertama kali kita bertemu, tapi..."

"Kalau begitu jangan katakan" tukas Suho berhasil membuat Soojung membeku.

"Kau tak perlu mengatakannya. Jika kau berhasil melupakanku, kau tak perlu bilang, karena aku tak ingin mengetahui hal itu," tambahnya lagi.

Soojung menitikkan airmata lalu segera mengusapnya, "kau masih saja egois"

"Krystal, aku bahkan tak bisa memaafkan diriku. Kau juga jangan pernah memaafkanku," pinta Suho.

Soojung menundukkan kepalanya, dia menangis tanpa suara. "Tidak bisakah kita saling memaafkan eum?"

"Apa kau tak mencintaiku lagi?" Tanya Soojung mengangkat kepala dan menatapnya.

Suho tak menjawab, dia memalingkan wajahnya. Memejamkan mata itu sembari menghela nafas panjang. Soojung mengangguk, dia mengerti hanya dengan melihat reaksi Suho. Dia kemudian berdiri, tubuhnya yang kelamaan jongkok itu hampir hilang keseimbangan.

Jongin berhasil menangkap tangannya, "pak, sepertinya aku harus pulang" tutur Soojung melepas tangan Jongin lalu membungkukkan badannya untuk berpamitan.

"Kau tak mengejarnya?" Jongin menoleh menatap Suho. Pria itu melirik jam tangannya, "aku harus kembali kerumah sakit, bisakah kau mengantarnya pulang?"

"Woahh~ kau benar-benar... Apa kau tidak menyukainya lagi?" Oceh Jongin kesal pada sikap saudaranya itu.

"Kalau aku masih suka lalu kenapa? Apa yang akan berubah, kalau aku mengejarnya. Bagaimana dengan Sehun, apa kau pikir ayahku tak akan bertindak nekad lagi?" Ujar Suho.

"Aku tak boleh berjalan ke arahnya agar bisa melindungi semua orang yang kupedulikan," Suho lalu pergi ke arah berlawanan tanpa membalikkan badannya.

"Cih, dasar robot alien tak punya perasaan. Dibandingkan paman, dia lebih menakutkan," gerutu Jongin menyusul Soojung yang berjalan sempoyongan itu.

Suho hanya duduk didalam mobilnya, dia bahkan tak peduli dengan ponselnya yang terus berdering. "Krystal, bersabarlah. Sedikit lagi, aku harus sedikit lebih kuat dari ayahku agar bisa berlari kearahmu" gumamnya.

Keesokannya,

Drrrrr~

Sebuah ponsel diatas meja samping tempat tidur terus saja berdering, sebuah tangan dari bawah selimut muncul untuk mengambil ponsel itu. Dia mematikan alarmnya, menyingkirkan selimut yang menutupi semua badannya. Bangun dengan rasa sakit dikepalanya, dia mengecap beberapa kali tertegun cukup lama untuk mengumpulkan nyawa dan juga ingatannya.

Matanya langsung melotot lebar ketika kamuflase kejadian semalam perlahan pulih, "aaaaaa~ Soojung, kau sudah gilaa" teriaknya histeris.

Teriakan itu membuat pria yang berada di dapur menerobos masuk ke kamarnya, dia menggunakan celemek yang menutupi piama berwarna biru muda sama persis dengan yang dikenakan Soojung.

"Ada apa? Apa yang terjadi," tanya pria itu panik.

Soojung lagi-lagi mematung menatap bingung kehadiran pria itu, matanya kini menelusuri tiap sudut kamar yang begitu asing dimatanya.

Aaaaaa~

Lagi-lagi teriakan yang sama dan bantal yang melayang cukup keras mengenai wajah Jongin. Dia bisa saja menghindar, namun teriakan Soojung mengintimidasinya.

"Rewrite" (The End)✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang