Mata kuliah untuk hari inipun selesai, Sejeong langsung mengemasi buku-buku dan laptopnya. Sembari melihat jam, dia terlihat khawatir. Namun, tiba-tiba sebuah tangan menahannya.
"Apa yang membuatmu terburu-buru? Kenapa akhir-akhir ini aku tak melihatmu setelah kelas bubar," tegur Chanyeol yang terlihat pucat dengan bibir yang sedikit biru.
"Chan-na, kenapa tanganmu hangat?" Sejeong kembali duduk saat merasakan suhu tangan Chanyeol sedikit panas. "Kau demam." ujarnya sembari menyentuh kening Chanyeol.
Pria itu tersenyum, sedikit terkekeh. Baru saja dia mengira bahwa Sejeong tak peduli padanya lagi, tapi raut khawatir itu tidak berubah. Hanya dia yang bisa menikmatinya, karena kepedulian Sejeong berbeda dibandingkan wanita-wanita yang dia temui.
"Ayo, aku akan membawamu kerumah sakit" Sejeong menaikkan tangan Chanyeol di pundaknya, meski tinggi mereka terpaut sangat jauh. Selain pemberani, Sejeong lebih kuat dari wanita pada umumnya
"Apa kau akan menggendongku?" Chanyeol meledeknya.
Sejeong tertawa, "kaki panjangmu itu akan sakit jika terseret sepanjang jalan nanti, kau masih bisa jalankan? Aku akan memapahmu seperti ini," mereka berdua keluar dari kelas paling terakhir, suasana diluar kelas ternyata ramai karena pergantian jam. "Maaf, permisi" Sejeong meminta dengan sopan agar diberi jalan.
Seorang pria datang dari arah berlawanan, memperlambat langkahnya. Melihat pemandangan yang menurut mata mahasiswa lain sangat apik nan romantis.
Sejeong menghentikan langkahnya, saat mata mereka bertemu. "Sehun, aku..."
Sehun menghampiri mereka, membalikkan badannya lalu membungkuk. "Biar aku yang menggendongnya" ujar Sehun.
Sejeong segera membantu Chanyeol dan membawakan tasnya, "dia demam, aku berniat membawanya ke rumah sakit"
"Lain kali, kau bisa menghubungiku. Chanyeol juga sahabatku dan sekarang kau memilikiku. Jangan merasa kau punya tanggung jawab untuk merawat kami berdua, tanggung jawabmu hanya menjadi pacarku," tegur Sehun.
Chanyeol yang baru kali pertama mendengar gombalan Sehun terkekeh dalam keadaan setengah sadar. "Dan menjauhkanmu dari pria buaya merepotkan ini," Sehun juga meledek Chanyeol, membuat pria itu mengumpulkan tenaganya yang tersisa untuk mencekik leher Sehun dengan lengannya.
Tentu saja saat dia menghentikan langkahnya sejenak, dia cemburu. Padahal bukan kali pertama, waktu disekitarnya terhenti dan hanya berputar di sekitar Chanyeol dan Sejeong. Tapi, dia sudah mengetahui semua kejadian-kejadian yang bisa membuat dirinya terlibat lebih dulu.
Sehun memilih kamar VIP untuk Chanyeol, memberikannya perawat khusus untuk merawatnya. Pria yang tak pernah akur dengan orangtua dan kakak perempuannya itu hanya memiliki 2 sahabat disisinya. Sehun bukan karena memikirkan persahabatan sepenuhnya, dia tak ingin Sejeong khawatir dan menyusahkan dirinya untuk merawat Chanyeol.
Sehun memasuki ruangan VIP itu setelah mengurus semuanya. Sejeong hanya berdiri bersandar didinding, cukup jauh dari tempat tidur Chanyeol sembari membaca buku kesehatan yang disediakan diruangan itu.
"Chanyeol sudah tidur yah," ujar Sehun menghampiri Sejeong dan ikut berdiri disampingnya.
Sejeong mengangguk, "demamnya sudah turun, dia tertidur setelah memakan obatnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
"Rewrite" (The End)✓✓
FanficDear Kim Sejeong, Lumba-lumba manisku, Kau tahu, aku menginginkanmu. Harapku itu bukanlah rahasia yang ingin kusembunyikan lagi. Semua yang terjadi antara kita, bukan tidak direncanakan. Kemudian, takdir menarikmu sangat jauh hingga tak terjangkau o...