Sabarku adalah doa

1K 15 0
                                    

Kau tampak layu dari semuanya, dari banyaknya gelombang yang mengisi dada untuk petang yang kesekian kalinya.  Ber-arak menuju senja, menggempal dikepala, menghanyutkan isi jiwa untuk berlapang dada.

Kau begitu lemah dimatanya.
gemetaran menggigil kaku untuk bertemu, membungkam suara untuk bicara, denganya seolah mati rasa.

Mataku terlalu takut menolehmu
terlalu takut untuk dilihat dari hati. Terkujur berdiri ingin lari.
Aku tidak tau apa yang terjadi, Seakan-akan dunia kembali lagi untuk mengejar seseorang kembali. Bukan dari itu yang kau mau, bukan untukmu semuanya.

Aku terlalu asik untuk menyendiri hingga lupa untuk mengasihi diri sendiri. Terlalu dalam untuk berdialog diri, terlalu tekun untuk berdiam diri.
Menjelma dari segalanya, berkencan dengan teman sejiwa, bukan siapa-siapa melainkan jiwa raga.

Bersikap bodoh dimata-mata perempuan, seakan akan diri ingin dibuang. Begitulah kepandaian,  lain dari itu aku juga bisa bersilat dengan rindu yang sering menyerangku.

Kini aku sedang asik berdiam diri. Untuk menikmati masa ini jangan ganggu aku dulu.
bila sudah selesai semuanya, kamu akan aku cari untuk menepati janji-janji.

Bersabarlah hati kau akan tetap aku awasi untuk memilikimu lagi. Bersabarlah tetap-tegap dengan perasaan. Ataupun kau ingin cari penggantiku sementara, tidak apa-apa, tapi ingat janji kita.

Aku tidak akan bosan denganmu, kau adalah alasanku untuk pergi dengan sementara waktu.

Bersabarlah kau takan terlalu tua menunggu. aku akan cepat-cepat mengabarimu untuk menganyam rindu yang sudah tertumpuk dihatimu.
aku rindu semuanya tapi bersabarlah.

Kini aku sedang menikmati ini semuanya. bercengkrama dikala senja dan segelas kopi dengan sepiring pisang goreng cemilanya. seperti biasanya kata-kata ini seakan berjalan dari penyairnya, menulis dengan kekosongan jiwa, seakan-akan kata ini datang secara tiba-tiba.

Untuk kamu yang disana bersabarlah. Jangan sedih atau jenuh untuk menunggu. Aku akan cepat-cepat mengabarimu, bahwa aku akan menjemputmu. Mengajakmu berkeliling kota, membawamu kealam yang seluas samudra, hingga kita lupa sudah tua.

Terlalu tinggi puisi ini melayang seakan-akan ingin terbang. sungguh aku ingin sekali dirimu.
Kini senja telah tiada, aku mengunci jendela kamarku, yang tinggal hanya gelap gulita, air bertetesan menggenangi isi jiwa.

Aku kembali mengingatmu. senyum-senyum sendiri memikirkanmu, betapa senangnya diri ini untuk kembali.  Apakah kau inginkan itu? sungguh aku tidak tau itu. Aku telah hanyut didalam sukmamu. Telah utuh dipunggungmu. ber-hayal halu diriku.

Tapi aku selalu percaya, kau akan terus dekat denganku atau sebaliknya.

janganlah pergi jauh-jauh dariku. meski kita sedang diuji oleh kejauhan rindu, aku akan tetap sabar menunggu waktu. Begitupun kau, Kita sama sama merasakan dan sama sama mengingatkan.

percayalah ,
dibalik kejauhan diri aku selalu mendoakanmu.

Salam hangat dariku^_^

Kau  Aku  dan  Diam.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang