Apa aku boleh tidak suka kalo kamu dekat dengan dia.
Pelajaran pertama pun baru akan dimulai, Guru masuk dengan diiringi seorang laki-laki ya bisa dibilang ganteng sihh wkw.
Raisya yang duduk bersama Nazwa tampak kaget melihat laki-laki itu,
"Itu kan cowo yang tadi nabrak gue?"batin Raisya"Anak-anak kalian akan punya teman baru dikelas ini, nahh Lian kamu perkenalkan diri dulu!"ujar Bu Rahma
"Baik bu," ujar Brylian yang kemudian memperkenalkan diri,
"Hay nama gua Brylian Negietha Dwiki Aldama, gue pindahan dari Malaysia"kata Lian
"Buset tuh nama panjang banget kaya rel kereta"kata Bagus
"Inpor bro dari malaysia"sahut Zico
"Aduhh ganteng banget sih kamuhh"kata Naya, dan dilanjutkan oleh sorakan dari seluruh siswa.
"Sudah kalian diam, oke Brylian kamu boleh duduk bersama Rendy,"kata Bu Rahmah, "Rendy kamu duduk bersama Lian"tegas bu Rahmah
"Baik bu"kata rendy
Mata Laki-laki ini tertuju pada dua gadis didepannya itu, terlihat Nazwa seperti salah tingkah,
"Itu cowo ngrliatin gua apa ngeliatin Nazwa sih?" batin Raisya.Bel pun berbunyi tanda istirahat sudah tiba,
Brylian mendekati Nazwa dan Raisya.
"Gua Lian"kata cowo itu menjulurkan tangannya"Gue udah tau"sahut Raisya cuek.
"Sya gk boleh gitu napa"tegur Nazwa, namun tak dihiraukan oleh Raisya
"Gue Nazwa, salam kenal yah," kata Nazwa menjabat tangan Lian "ohh yah ini Raisya"lanjutnya mengenalkan Raisya.
Aku tidak tau apakah ini yang namanya cemburu, tapi yang jelas aku tidak suka melihat kau bersamanya.
Gadis ini masih duduk dikursinya, sepertinya ia sedang melamun atau menghayalkan sesuatu.
Nazwa menghampiri ku dan mengajakku kekantin, tapi jujur saja mood ku sekarang lagi berantakan."Sya, kantin yuk"ajaknya
"Gk, gue males"
"Ihh lo kebiasaan deh diajak kekantin gk mau"ujar Nazwa kesal
Aku diam, tak ingin berbicara.
"Yaudah terserah lo, Rendy ayuk kekantin"ujar Nazwa menarik tangan Rendy
"Sya, lo gk ppa?"tanya rendy
"Gue gak apa-apa," sahutnya "apa lo masih peduli kalo gue kenapa-kenapa ren"sambungnya dalam hati.
Aku membiarkan sahabatku ini pergi bersama Nazwa meskipun aku suka kesal, tapi apa aku berhak?.
Aku masih duduk dikursiku, masih dengan khayalanku, tiba-tiba seorang laki-laki menghampiriku.
Aku tidak tau kenapa cowo ini menghampiriku"Lo gak kekantin?"tanya cowo itu
Gue menggeleng "males" kataku
"Gue boleh gak duduk disini?"tanya orang itu
"Silahkan"sahutku
"Sory, nama lo Raisya?"tanya laki-laki itu
"Iya, kenapa?"
"Eh gue mau nanya boleh?"katanya to the poin
"Nazwa itu orangnya gimana?"katanya
Aku menaikkan alisku sebelah,
Lagi-lagi Nazwa yang jadi perhatian, apa brylian menyukai Nazwa?.
"Woy jawab!"kata bry
"Ehh, iya apa"kataku kikuk
"Lo kenapa sih? Gue tuh nanya nazwa itu gimana?"kata lian
"Lo suka sama Nazwa?" tanya ku
Brylian tidak menjawab, ia malah pergi meninggalkan ku sendiri di kelas.
"Gk jelas lo!"katnya terus pergi.
"Bodo amat!,"kataku.
Aku berjalan menuju parkiran, menunggu pak Udin menjemputku.
Namun pak udin tak kunjung datang, sudah 15 menit aku menunggu.
Rendy datang bersama Nazwa dengan motornya."Sya, lo belum pulang?"tanya rendy
Aku memilih diam saja.
"Sya"kata Nazwa
"Kalian duluan aja gue masih nunggu pak Udin"kataku
"Lo yakin ca?"kata Rendy,
"Yaudah sana"ucapku
Rendy dan Nazwa pun pergi meninggalkan Raisya.
Sebenarnya Rendy tidak tega meninggalkan Raisya sendiri, tapi dia sudah terlanjur mengajak Nazwa."Lo benar-benar gk peduli lagi sama gue Ren"batinku
Mungkin cuma aku orang yang terabaikan dilingkunganku sendiri, tidak ada satupun yang peduli sama ku.
Bahkan mama sama papa saja sama sekali gk peduli sama ku, sahabatku Rendy pun juga gk peduli lagi.Aku masih menunggu pak Udin.
"Pak Udin mana sih"katakuTiba-tiba hp berbunyi. Satu notif dari pak udin. Aku menggeser layar hp ku, membuka pesan dari pak udin.
Pak Udin
Neng, maaf atuh bapa gk bisa jemput Neng
Bapa harus nganter papah neng ke bandara, maaf ya nengg,Aku tak membalas pesan pak Udin. Aku tak memikirkannya
Sekarang yang aku pikirkan aku pulang naik apa??
Ohh tuhan kenapa nasib ku seperti ini.#bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Brylian(Imagine) END
RandomTidurlah, karna mimpimu jauh lebih indah dari kenyataan;v