Kamu tidak sendiri, semesta selalu ada dimana pun kamu berada, jadi jangan pernah anggap dirimu tidak penting lagi, karna bagi ku kamu itu paling penting.
Brylian kembali masuk ke ruang uks itu, ia melihat kekasih pura-puranya itu sudah sadar dan sudah duduk dari tidurnya.
Setelah ia merasa sudah memdudukkan tubuhnya di kursi sebelah ranjang itu, Lian menatap sekejap Raisya lalu bertanya."Sya, lo gk apa? Ada yang sakit?" pertanyaan Lian ini tidak dijawab oleh Raisya yang dari tadi hanya diam tak bersuara.
Lalu masuk lah Ernando yang telah membuat Raisya terluka ini ke ruangan itu.
Rendy menatap Nando dengan tatapan tajamnya, begitupun juga Brylian.
Namun Nando tidak memperdulikan itu, menurutnya ia harus minta maaf pada Raisya atas apa yang dilakukannya tadi. Dia benar-benar merasa bersalah dan menyesal.Nando mendekat,
"Pergi lo," ucapan pertama yang di lontarkan Raisya saat Nando menghampirinya.
"Pergi gue gk mau ada lo disini"suara Raisya sedikit bernada membentak.
"Sya, gue minta maaf, gue sungguh menyesal sya!"Nando memohan agar Raisya mau memaafkannya. Namun hasilnya Nando malah diusir oleh Raisya karna ia begitu muak dengannya.
"Pergi, Nando gue bilang lo pergi, pergi gk!"Bentak Raisya.
Zico menuntun Nando untuk keluar dari ruangan uks itu, ia akan menjelaskan pada Nando diluar nanti.
"Ndo lo udah gk waras apa yak!"ujar Zico yang sudah diluar ruangan, ia dan Nando berjalan dikoridor sekolah.
"Gue gk ada niat buat bikin Raisya kaya gitu Zic,"Nando berusaha membela dirinya
"Tapi kenyataannya apa Ndo? Lo bikin dia sakit, atau bahkan dia benci sama lo karna ulah lo sendiri" aduhh Zico ini emang bener yah nasehatnya itu lohhh bijak bamget.
"Gue cuma gk suka aja liat Lian pacaran sama Raisya, dia anak baru juga sedangkan gue yang dari dulu suka sama Raisya sedikitpun gk pernah di lirik oleh Raisya" Nando sedikit meninggikan suaranya, karna ia hampir terpancing emosi pada Zico. Nando emang terkenal tidak bisa menahan emosinya.
"Lain kali kalo lo mau bertindak, pake otak Ndo jangan pake dengkul"ucapan Zico itu benar.
Setelah menyelesaikan ucapannya itu Zico kembali ke Ruang dimana Raisya sedang istirahat.
Raisya masih terdiam, Brylian mendekat.
"Gue minta kalian keluar," Raisya memberi jeda di ucapannya itu. "Gue mau ngomong sama Lian berdua doang" teman-teman pun mengiyakan ucapan Raisya barusan. Mereka semua keluar dari ruangan itu meninggalkan Raisya dan Brylian.
Selepas mereka pergi, hanya ada keheningan antara dua insan ini.
Namun sejenak Brylian tersadar, ia membuka bicara."Lagian lo ngapain sih pake dateng segala, lo mau jadi pahlawan? Halahh gk usah deh" Oceh Laki-laki tinggi ini.
Tes, cairan bening keluar membasahi pipi Raisya. Sepersekian detik membuat Lian bingung diulahnya, iya tidak tau kenapa tiba-tiba gadis ini menangis. Apa ucapannya tadi kena banget dihati?.
"Eh, eh sya lo kenapa kok lo nangis?" tidak ada jawaban,
"Sya, jangan nangis gitu dong, gue minta maaf deh kalo ucapan gue barusan kena dihati lo, maaf Sya" Lelaki ini semakin bingung tidak karuan, perasaannya kacau, khawatir, cemas, bahkan merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brylian(Imagine) END
RandomTidurlah, karna mimpimu jauh lebih indah dari kenyataan;v