Jelas sakit:(

205 18 0
                                    

Senja, hadirlah sebentar, setengah detik pun tak apa. Akan ku ceritakan semuanya, tau kah kamu wahai senja, aku hancur, aku sakit, bahkan terluka, dan aku butuh penenang.
Raisya Amanda Sjahbandi

Setelah kejadian beberapa hari lalu, ternyata Ernando tidak jera.
Ia tetap saja mengejar Raisya, bahkan ia berniat untuk melukai Brylian.

Hari ini kelas mereka tengah kosong pelajaran karena sang Guru sedang ada rapat.

Zico pun telah terbang dalam indahnya mimpi, begitu lelap ia tertidur walau hanya berbantal buku tulis.

"Buset dah si Zico, molor lagi" Ajeng  terkekeh melihat Zico yang tertidur pulas di meja.

"Apaan sih ay, kok kamu malah perhatiin si Zico sih" Bagas sang pacarnya pun berlaga cemburu.

Sebenarnya Bagas bukan pecemburu kok.

"Yaelah, Gas. Lu kalo cemburu itu liat liat ngapa, masa sama sahabat lu sendiri dicemburui" balas David yang diangguki oleh  Ajeng.

Ajeng pun mendekat pada Bagas.

"Ululuhh, nanas ku sayang kamu cemburu? Tenang aja aku setia kok sama kamuhh" ujar Ajeng yang tengah berdiri dihadapan Bagas.

Bagus kembaran Bagas pun yang sedari tadi diam kini berbicara.

"Tapi yah Bagas, sebenarnya bisa aja sih kalo si Ajeng bakal kepincut sama Zico, secara diakan ganteng anak Sultan lagi," Bagus menjeda kalimatnya "lahh elu? Udah dekil mirip nanas lagi ck" ucapan Bagus terhentikan oleh gelak tawanya sendiri, Al hasil ia mendapatkan jitakan dari sang kembaran.

"Sembarangan lu, awas lu yah gue konciin dikamar mandi tau rasa lu" ujar Bagas yang merasa kesal karena ulah saudaranya itu.

"Tenang aja kok sayang, aku bakal setia dan gk berpaling dari kamu, walaupun kamu itu dekil" Ajeng pun terkekeh diakhir kalimatnya.

Merasa jengkel Bagas pun diam, hanya saja ia tidak ingin berdebat.

Ditempat lain pula.
Brylian berjalan di koridor sekolah, tak lupa telinga nya ia sumpel dengan handsed, ia berjalan dengan santai.
Namun tiba-tiba ada yang membekap mulut Lian dari belakang, membuat Lian gelagapan dan meronta.

"Hmmpp" Lian berusaha melepaskan bekapan itu, dan ia juga berusaha melihat siapa yang melakukan itu padanya.

Namun Lian tidak bisa melihatnya karena orang itu menyeretnya hingga  sampai di gudang sekolah.

Lelaki itu didorong oleh sang pelaku. Tubuh Lian diikat dengan tali di bagian tangan dan kakinya.

Orang itu menepatkan Lian di salah satu kursi yang ada didalam gudang itu.

Lelaki itu memukul perut Lian hingga membuatnya meringis, kemudian berlanjut memukul di bagian wajah. Wajah Lian pun kini mengeluarkan darah di bagian bibir dan keningnya.

"Itu baru peringatan, Lo jauhi Raisya atau Lo bakal mati ditangan gue"

Alangkah terkejutnya Lian melihat sang pelaku itu adalah seorang Ernando.

Tubuh Lian melemas, ia tidak berdaya karena banyak pukulan yang diberikan Nando padanya.

Lian tampak meringis melihat Nando yang tengah tersenyum puas dengan evilnya.

Brylian(Imagine) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang