Memulai

174 16 0
                                    

Baiklah, lupakan semuanya. Kita mulai saja dengan hari baru.
Semoga badai tidak pernah menampakkan wajahnya lagi.
Raisya Amanda Sjahbandi

Rendy dan Raisya menghabiskan waktu senja ditaman itu. Memanjakan rindu yang sudah lama terkubur.

Rendy sesekali mendorong ayunan kayu yang diduduki Raisya, tampak sekali wajah ceria dari gadis pendek itu.

Terdengar juga gelak tawa diantar mereka.

"Aaaaa, Rendy lepasin gue takut!" teriak Raisya ketika Rendy menarik tinggi ayunan itu.

Rendy melapaskan tali ayunan itu dari tangannya membuat Raisya seolah terbang tertiup angin.

Tingkah mereka memang seperti bocah saja.

Kini matahari telah tiada dan berganti tugas dengan bulan, Rendy menghentikan aktivitasnya bersama Raisya.

"Pulang yuk, udah gelap" tawar Rendy yang di angguki oleh Raisya.

Rendy berjalan lebih dahulu menuju parkiran motornya, dibuntuti Raisya yang setia mengekor di belakangnya.

Setelah sampai diparkiran, Rendy langsung menancapkan gas motornya kearah rumah Raisya, iya, lelaki jangkung itu mengantar sahabatnya pulang setelah sekian lama.

Sesampainya didepan rumah Raisya.

"Thanks ya Ren" senyuman selalu terukir dibibir gadis berambut sepunggung itu.

"Iya, udah sana masuk, disini anginnya gk sehat!" pinta Rendy.

Itulah yang membuat Raisya merasa nyaman dengan Rendy, mungkim bagi sebagian orang itu hanyalah perhatian kecil saja, tapi bagi Raisya, itu sungguh berarti.

Pasalnya, walaupun hanya dari hal kecil saja Rendy selalu bisa membuat Raisya lebih baik. Buktinya tadi saja dia menyuruh Raisya masuk karna tidak ingun Raisya kena angin malam. Padahal orang tuanya saja tidak pernah seintel itu padanya.

Setelah Rendy benar-benar menghilang dihalaman rumahnya, gadis ini pun masuk dan menutup pintu, ia menuju kamarnya dan langsung berhambur ke kasur berukuran king size itu.

Raisya merebahkan tubuhnya dikasur kesayangannya yang didominasi dengan sprei speongebob. Ia tersenyum membayangkan kejadian tadi sore.

Ia tidak percaya apakah ini nyata, atau hanya hayalannya saja. Raisya masih saja mengingat kejadian dimana Rendy memeluknya dari belakang.

Ia bersyukur sahabatnya telah kembali lagi padanya, karna yang lebih penting itu sahabat, kalo soal cinta? Gadis itu yakin ia tidak ada perasaan apa-apa lagi dengan Rendy. Dengan kembalinya Rendy mau jadi sahabatnya lagi sudah cukup untuknya.

Tersirat seuntai senyuman seketika hilang kala gadis itu kembali mengingat seseorang yang juga berperan dalan hidupnya.

Kini Rendy sudah kembali, tapi apakah Brylian juga akan kembali? Semoga saja.

Gadis itu tertegun, ia menutup matanya perlahan, entah kenapa ia juga rindu dengan Brylian. Walaupun dia cowo menyebalkan.

"Bry, apa lo bakal kembali lagi seperti Rendy? Sampai kapan sih kita kaya gini" Lirih Raisya.

Benar saja sampai kapan sih Brylian harus kaya gini, segitu marahnya kah dia dengan gadis ini.

Brylian(Imagine) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang